Jumlah IPO di Indonesia Turun 29 Persen pada Q1 2024

BEI cuma menerima 20 IPO pada tiga bulan pertama 2024

Jakarta, IDN Times - Jumlah perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Initial Public Offering (IPO) sepanjang kuartal-I 2024 mengalami penurunan secara tahunan atau year on year (yoy) jika dibandingkan kuartal-I 2023.

Pemilu 2024 yang digelar pada Februari tahun ini jadi penyebab utama turunnya jumlah IPO di BEI pada kuartal-I 2023. Hal tersebut tercantum dalam laporan EY Global IPO Trends Q1 2024.

"Pada kuartal pertama tahun 2024, Indonesia meluncurkan 20 IPO dengan total 224,4 juta dolar AS. Hal ini mencerminkan penurunan jumlah IPO sebesar 29 persen dan penurunan total pendapatan sebesar 73 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Hasil ini sejalan dengan ekspektasi pasar, mengingat pemilihan presiden Indonesia yang berlangsung pada bulan Februari tahun ini dan aktivitas pasar modal cenderung melambat pada periode tersebut," tutur EY Indonesia Strategy and Transactions Partner, Reuben Tirtawidjaja, Jumat (26/4/2024).

1. Indonesia negara dengan IPO tertinggi di ASEAN

Jumlah IPO di Indonesia Turun 29 Persen pada Q1 2024Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Reuben menambahkan, Indonesia tetap menjadi pasar dengan kinerja terbaik secara regional dalam hal jumlah IPO meskipun menjalani awal yang lambat dalam konteks global.

"Indonesia mencatat jumlah IPO tertinggi di antara negara-negara ASEAN lainnya dan berkontribusi lebih dari 50 persen dari total IPO di ASEAN," katanya.

Sepanjang kuartal-I 2024, cuma ada 38 IPO di ASEAN yang menghasilkan dana himpunan sebesar 1 miliar dolar AS. Angka tersebut turun dibandingkan kuartal-I 2023 yang memiliki 51 transaksi dengan himpunan dana 1,4 miliar dolar AS.

Bursa di Asia Tenggara yang paling aktif pada kuartal-I 2024 adalah Indonesia (20 IPO mengumpulkan 224 juta dolar AS), Malaysia (9 IPO menghasilkan 279 juta dolar AS), dan Thailand (6 IPO menghasilkan 273 juta dolar AS).

Baca Juga: 24 Perusahaan Antre IPO, BEI Incar 3 Kakap Beraset Lampaui Rp3 Triliun

2. IPO perusahaan teknologi akan masif tahun ini

Jumlah IPO di Indonesia Turun 29 Persen pada Q1 2024PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) resmi IPO di BEI pada Senin (11/4/2022). (dok. GoTo)

Reuben pun memproyeksikan, IPO perusahaan teknologi diperkirakan bakal semakin aktif di BEI pada tahun ini.

Salah satu faktor pendorong di balik antisipasi lonjakan IPO perusahaan teknologi ini adalah keinginan perusahaan ekuitas swasta dan modal ventura untuk merealisasikan investasi mereka di perusahaan-perusahaan tersebut melalui metode paling mudah yang tersedia di Indonesia, yaitu melalui IPO.

"Menyusul banyaknya kesepakatan ekuitas swasta dan modal ventura pada tahun 2019-2020, startup yang menjadi bagian dari portofolio mereka diperkirakan akan go public pada tahun 2024," kata Reuben.

3. BEI proyeksikan 60-65 perusahaan IPO pada 2024

Jumlah IPO di Indonesia Turun 29 Persen pada Q1 2024Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Terlepas dari berbagai tantangan yang ada di kuartal-I 2024, pasar modal Indonesia tetap menjadi pusat yang dinamis bagi perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan tinggi dan model bisnis yang kuat.

Menurut Reuben, ketahanan pasar dan ambisi dari perusahaan menunjukkan tren yang konsisten terhadap pencatatan saham baru. BEI memperkirakan pasar IPO yang sehat pada 2024 dengan jumlah perusahaan sebanyak 60 hingga 65.

"Proyeksi ini didukung oleh perspektif yang sangat optimis, mempertimbangkan pengaruh pemilu tahun 2024 sekaligus menggarisbawahi potensi dunia usaha Indonesia untuk berkembang dalam lingkungan yang dinamis. Selain itu, pada awal bulan Maret 2024, BEI mengumumkan bahwa rencana IPO tetap kuat, dengan sekitar 24 pencatatan saham yang terkonfirmasi diharapkan terjadi dalam waktu dekat," tutur Reuben.

Baca Juga: Sawit RI Dihalau Uni Eropa, Zulhas: Prabowo Sudah Siapkan untuk Avtur

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya