Kimia Farma Targetkan Produksi 28 BBO hingga 2024

Saat ini baru ada 12 BBO yang diproduksi Kimia Farma

Jakarta, IDN Times - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menargetkan bisa memproduksi 28 bahan baku obat (BBO) untuk bisa digunakan industri farmasi dalam negeri. Perlu diketahui, saat ini 90 persen BBO masih diimpor dari luar negeri.

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama mengatakan saat ini pihaknya telah memproduksi 12 BBO yang bisa digunakan industri farmasi dalam negeri. Dalam dua tahun mendatang, jumlah BBO tersebut bakal diperbanyak hingga 28.

"Saat ini sudah ada 12 BBO. Rencananya sampai 2024 itu akan ada 28 BBO dan targetnya bisa menurunkan impor BBO antara 17 sampai 20 persen," ucap David dalam media gathering di Cikarang, Senin (3/10/2022).

Baca Juga: Tekan Impor, Kimia Farma Produksi 12 Bahan Baku Obat hingga 2022

1. Bekerja sama dengan Korea Selatan

Kimia Farma Targetkan Produksi 28 BBO hingga 2024Pabrik pembuatan bahan baku obat Kimia Farma Sungwun Pharmacopia di Cikarang, Jawa Barat (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Guna merealisasikan hal tersebut, Kimia Farma menggandeng perusahaan farmasi asal Kora Selatan, Sung Wun Pharmacopia Co, Ltd. dan membentuk PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) selaku anak usaha.

KFSP memiliki pabrik atau fasilitas produksi di Cikarang, Jawa Barat yang dibangun sejak 2018 silam. Sampai dengan hari ini, KFSP telah memilki sertifikat Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) RI.

"Makanya programnya itu program strategis, makanya program itu program ketahanan nasional, program itu program kemandirian karena Pak Presiden sudah mengatakan industri kesehatan kita ini harus mampu untuk menjadi mandiri, kalau gak ya tergantung terus," tutur David.

Baca Juga: Cerita Indira Arum Asal Makassar Rasakan Sehari Jadi Dirut Kimia Farma

2. 12 jenis BBO yang telah diproduksi oleh KFSP

Kimia Farma Targetkan Produksi 28 BBO hingga 2024ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun 12 BBO yang sudah diproduksi oleh KFSP telah dilengkapi dengan sertifikat GMP dari BPOM sehingga siap dugunakan untuk seluruh industri farmasi dalam negeri.

12 item BBO tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

  • 3 BBO anti kolesterol yaitu Simvastatin, Atorvastatin, dan Rosuvastatin
  • 1 BBO anti platelet untuk obat jantung yaitu Clopidogrel
  • 2 BBO anti virus Entecavir dan Remdesivir
  • 4 BBO Anti Retroviral (ARV) untuk HIV AIDS, yaitu Tenofovir, Lamivudin, Zidovudin, dan Efavirenz
  • 1 BBO untuk diare, yaitu Attapulgite
  • 1 BBO untuk antiseptic dan desinfectan, yaitu Iodium Povidon

3. Produksi BBO jadi tantangan industri farmasi nasional

Kimia Farma Targetkan Produksi 28 BBO hingga 2024Direktur Utama Kimia Farma, David Utama (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

BBO sendiri saat ini masih menjadi tantangan dalam industri farmasi nasional lantaran masih mengandalkan impor. Hal itu yang kemudian membuat pemerintah ingin agar BBO juga bisa diproduksi di dalam negeri.

Kimia Farma selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun mendapatkan mandat untuk mengerjakan hal tersebut lewat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

David menyatakan, upaya pemerintah agar BBO bisa diproduksi di dalam negeri merupakan sebuah program ketahanan nasional yang penting untuk dilakukan.

"Artinya begini kalau kita tidak menyiapkan seperti itu ke depannya menjadi challenge buat Indonesia, kita berharap gak ada pandemi (lagi), tapi kalau sampai itu kejadian dan kita gak siap makanya 2024 itu menjari critical buat kita dan semua itu hrs selesai," ucap dia.

Baca Juga: Sah, BPOM Terbitkan EUA Vaksin Dalam Negeri Indovac!

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya