Meski Pendapatan Naik 23 Persen, Bukalapak Tetap Rugi Rp1,38 Triliun

Bukalapak raih laba bersih pada 2022

Intinya Sih...

  • Bukalapak membukukan rugi bersih Rp1,38 triliun pada 2023, berbanding terbalik dengan laba bersih Rp1,98 triliun pada 2022.
  • Pendapatan Mitra Bukalapak naik 14% di kuartal IV 2023 menjadi Rp597 miliar dan tumbuh 11% secara year on year menjadi Rp2,19 triliun.

Jakarta, IDN Times - Emiten e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membukukan rugi bersih Rp1,38 triliun sepanjang 2023. Capaian tersebut berbanding terbalik dengan laba bersih sebesar Rp1,98 triliun yang dibukukan pada 2022.

Rugi bersih Bukalapak juga berbanding terbalik dengan pertumbuhan pendapatan yang diperoleh perseroan selama tahun lalu sebesar 23 persen.

“Pertumbuhan pendapatan sebesar 23 persen menjadi Rp4,43 triliun untuk tahun 2023, sesuai target,” kata Teddy dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Senin (25/3/2024).

Baca Juga: Pendapatan Naik, Bukalapak Malah Rugi Rp776 Miliar pada Q3 2023

1. Pendapatan Mitra Bukalapak alami kenaikan

Meski Pendapatan Naik 23 Persen, Bukalapak Tetap Rugi Rp1,38 TriliunIlustrasi pertumbuhan bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sejalan dengan hal tersebut, pendapatan Mitra Bukalapak juga mengalami kenaikan pada kuartal IV 2023 sebesar 14 persen menjadi Rp597 miliar dibandingkan 2022. Adapun pendapatan Mitra sepanjang 2023 tumbuh sebesar 11 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp2,19 triliun.

“Kami memiliki platform yang kuat untuk pertumbuhan dengan peluang yang ada dalam bisnis Mitra, gaming, dan e-retail kami. Kami fokus untuk menangkap peluang pertumbuhan perseroan, meningkatkan keberlanjutan pendapatan kami, dan menargetkan hasil yang kuat pada tahun 2024,” kata Teddy.

Baca Juga: Ada Peran Founder Bukalapak Di balik Berdirinya eFishery

2. Pertumbuhan di divisi O2O

Meski Pendapatan Naik 23 Persen, Bukalapak Tetap Rugi Rp1,38 TriliunIDN Times/Aditya Pratama

Bukalapak juga mencatakan pertumbuhan di divisi Online to Offline (O2O). Pertumbuhan itu didorong oleh peningkatan dalam campuran produk Bukalapak dan ragam penawaran layanan yang lebih luas bagi para Mitra.

Sebagai informasi, bisnis O2O mewakili 54 persem dari pendapatan grup pada kuartal IV 2023.

“Sebanyak 70 persen dari TPV (Total Proceesing Value) perusahaan berasal dari luar wilayah Tier 1 Indonesia, di mana perusahaan terus melihat pertumbuhan yang kuat dalam penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di kalangan toko ritel mikro offline,” ucap Teddy.

3. EBITDA BUKA membaik pada 2023

Meski Pendapatan Naik 23 Persen, Bukalapak Tetap Rugi Rp1,38 TriliunPT Bukalapak.com Tbk (dok. IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Bukalapak juga mencatatkan adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA yang disesuaikan) sebesar minus Rp475 miliar pada 2023.

Teddy mengatakan, kinerja pada 2023 telah membawa perseroan mencatatkan EBITDA yang disesuaikan mendekati target titik positif pada kuartal akhir tahun lalu.

“Kami semakin yakin untuk mencapai target profitabilitas secara triwulanan, setelah meraih peningkatan EBITDA yang Disesuaikan selama delapan kuartal berturut-turut,” ujar Teddy.

Core earnings sebagai laba bersih yang tidak termasuk keuntungan/kerugian pada investasi, FX, goodwill dan non-recurring items tercatat sebesar Rp42 miliar, jauh melebihi kerugian Rp 2.3 triliun tahun lalu,” lanjut Teddy.

4. BUKA bidik pendapatan naik 20 persen pada 2024

Meski Pendapatan Naik 23 Persen, Bukalapak Tetap Rugi Rp1,38 TriliunIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, margin kontribusi Bukalapak, yang dihitung sebagai laba kotor setelah biaya S&M meningkat dari Rp31 miliar pada 2022 menjadi Rp532 miliar pada 2023.

Kemudian margin kontribusi O2O sebagai persentase dari TPV tumbuh sebesar 29 basis poin (bps) dari -0.25 persen pada kuartal IV 2022.

“Ekonomi makro yang solid dan kepercayaan konsumen yang kuat telah memberikan momentum positif untuk tahun 2024. Kami mengharapkan pendapatan akan meningkat antara 15-20 persen menjadi setidaknya Rp5,104 triliun dan EBITDA yang disesuaikan lebih tinggi dari Rp200 miliar untuk tahun 2024,” tutur Teddy.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya