Pemerintah Harap Dubai Bisa Jadi Investor Pionir dari Timteng di RI

Jumlah investasi langsung investor Timteng masih kecil

Intinya Sih...

  • Kementerian Investasi/BKPM harap Dubai jadi pionir investasi Timteng di Indonesia.
  • Investor Timur Tengah cenderung ingin investasi pada proyek yang sudah berjalan (brownfield).
  • Nilai investasi UEA di Indonesia sekitar 70 juta dolar AS, 5 kali lipat dibanding negara Timur Tengah lainnya.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berharap Dubai bisa menjadi pionir bagi negara-negara Timur Tengah untuk berinvestasi di Indonesia. Hal itu lantaran negara-negara Timur Tengah masih belum banyak berinvestasi langsung di Tanah Air.

Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala BKPM Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional, Pradana Indraputra mengungkapkan, negara-negara Timur Tengah masih kalah dari negara-negara di Asia Timur dan Asia Tenggara dalam hal investasi langsung.

"Jadi kita perlu ketahui bersama negara-negara Timur Tengah ini dalam konteks investasi langsung masih kalah dari negara-negara Asia Timur, contoh misalnya dengan Jepang, Korea, China, atau bahkan negara-negara tetangga kini seperti Malaysia atau Singapura," kata Pradana kepada awak media, di Jakarta, Senin (6/5/2024).

Pradana menambahkan, kapasitas keuangan dari UEA atau negara-negara Timur Tengah lainnya cenderung luar biasa besar. Namun, dalam konteks investasi langsung, mereka masih kalah jauh dari Asia Timur.

"Nah harapan kami makanya persahabatan yang begitu kuat, yang sudah berjalan begitu panjang maka UEA bisa menjadi investor pionir untuk negara-negara Timur Tengah," kata dia

Baca Juga: Nilai Perdagangan UEA-RI Ditargetkan Tembus 10 Miliar Dolar AS

1. Alasan investor UEA tidak terlalu jor-joran investasi di RI

Pemerintah Harap Dubai Bisa Jadi Investor Pionir dari Timteng di RIPLTS Cirata jadi PLTS terbesar di ASEAN (IDN Times/Fauzan, Reynaldy Wiranata, Gilang Pandutanaya)

Dalam kesempatan tersebut, Pradana juga turut mengungkapkan alasan mengapa para investor Timur Tengah cenderung tidak ingin jor-joran dalam berinvestasi di Indonesia. Menurut dia, karakteristik investor Timur Tengah hanya ingin investasi pada proyek-proyek sudah berjalan atau dengan kata lain sudah dalam tahap brownfield.

"Jadi ternyata, tipikal investor-investor dari Middle Eastern Countries, mereka itu rata-rata pengennya yang brownfield. Jadi tidak mau yang greenfield, tidak mau yang dari nol rata-rata. Pengennya itu akuisisi misalnya atau masuk ke pasar keuangan. Nah ini yang kita coba rayu mereka untuk mau. Untuk mau tap in kepada pasar-pasar yang memang greenfield" ujar Pradana.

2. Jumlah investasi UEA di Indonesia pada 2023

Pemerintah Harap Dubai Bisa Jadi Investor Pionir dari Timteng di RIilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Sepanjang 2023, nilai investasi UEA di Indonesia mencapai sekitar 70 juta dolar AS. Pradana mengatakan, angka tersebut cenderung besar dan mencapai 5 kali lipat jika dibandingkan dengan negara Timur Tengah lainnya.

"Tapi dibandingkan negara Asia lainnya, seperti China ataupun Korea, jauh lebih kecil. Nah ini kita pengen tarik mereka untuk terus dorong lebih banyak lagi masuk ke Indonesia," kata Pradana.

Baca Juga: Banjir Besar di Dubai Diprediksi sebabkan Kerusakan Senilai Rp16 T

3. Upaya pemerintah tarik lebih banyak investasi UEA di Indonesia

Pemerintah Harap Dubai Bisa Jadi Investor Pionir dari Timteng di RIIlustrasi Pajak (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati begitu, Kementerian Investasi/BKPM tidak tinggal diam akan hal tersebut. Pradana mengarakan, pihaknya memberikan banyak fasilitas untuk bisa menarik inevstor luar negeri, termasuk dari UEA.

"Kita memberikan beberapa fasilitas salah satunya seperti impor tax duties misalnya gitu ya. Jadi itu Masterlist sifatnya atau misalnya dia bebas PPh. Tax allowance, tax holiday itu masih menjadi senjata kami untuk menarik investor dari luar salah satunya Dubai/UEA," ucap Pradana.

4. 17 perusahaan Dubai berbondong-bondong datang ke RI

Pemerintah Harap Dubai Bisa Jadi Investor Pionir dari Timteng di RIDubai International Chambers gelar pertemuan pelaku usaha Dubai dan Indonesia (dok. Dubai Chambers)

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 17 perusahaan asal Dubai berbondong-bondong hadir ke Jakarta untuk menjajaki kemungkinan investasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut datang ke Indonesia melalui pengawasan langsung dari Dubai International Chambers, bagian dari Dubai Chambers.

Presiden dan CEO Dubai Chambers, Mohammad Ali bin Rashed Lootah mengatakan, kedatangan Dubai International Chambers bersama perusahaan-perusahaan asal Dubai tersebut sekaligus untuk memperkuat hubungan perdagangan bilateral dan investasi antara Dubai dan Indonesia.

"Kami memiliki 17 perusahaan dari berbagai sektor yang datang bersama kami dari Dubai. Saat ini kami memiliki misi yang akan dimulai dari Indonesia dan berlanjut ke Vietnam bersamaan dengan konferensi yang kami adakan untuk memperkenalkan peluang investasi dan perdagangan dari Dubai dan Indonesia," ucap Lootah kepada awak media di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (6/5/2024).

Selain itu, sambung Lootah, pihaknya juga mengadakan pertemuan bisnis antara perusahaan berbasis di Dubai dengan perusahaan asal Indonesai untuk memastikan adanya pertumbuhan nilai perdagangan bilateral yang berkelanjutan.

Baca Juga: Kisah Pengusaha Muda Asal Rusia Jadi Orang Terkaya di UEA

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya