Pendapatan VKTR Turun Jadi Rp205 Miliar pada Kuartal-I 2024

Pendapatan VKTR turun 29,79 persen dibandingkan Q1-2023

Intinya Sih...

  • Pendapatan VKTR turun 29,79 persen dibandingkan Q1-2023
  • Penurunan pendapatan disebabkan oleh penjualan suku cadang dan kendaraan nasional
  •  

Jakarta, IDN Times - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) mencetak pendapatan bersih sebesar Rp205 miliar selama kuartal-I 2024. Capaian itu mengalami penurunan 29,79 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau secara year on year (yoy) sebesar Rp292 miliar.

“Penyebab utama penurunan pendapatan adalah adanya penurunan penjualan dari bisnis manufaktur suku cadang seiring dengan penurunan penjualan kendaraan nasional di kuartal-I 2024,” kata Direktur Utama VKTR, Gilarsi W Setijono dalam pernyataan resminya, Selasa (30/4/2024).

Baca Juga: Bos Bank Mandiri: Kenaikan Suku Bunga Perlu Disambut Positif Perbankan

1 Tidak banyak perubahan dari sisi neraca VKTR

Pendapatan VKTR Turun Jadi Rp205 Miliar pada Kuartal-I 2024Ilustrasi pertumbuhan bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, VKTR mencatat adanya penjualan pada segmen penjualan electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik pada kuartal-I 2024. Hal itu merupakan salah satu kabar positif mengingat pada kuartal-I 2023 penjualannya masih nihil.

Dari sisi neraca, tidak terjadi banyak perubahan. Total aset VKTR mengalami peningkatan sebesar 0,5 persen menjadi Rp1,68 triliun dari sebelumnya pada kuartal-I 2023 hanya Rp1,67 triliun (yoy).

Sementara itu, total kewajiban mengalami penurunan sebesar 3 persen menjadi Rp505 miliar pada kuartal-I 2024 dibandingkan full year 2023 yang sebesar Rp520 miliar.

“VKTR fokus pada peningkatan margin yang didorong utamanya oleh pengendalian biaya yang baik di segmen bisnis manufaktur suku cadang dan penjualan di segmen bisnis EV setelah sebelumnya nihil di kuartal-I 2023,” kata Gilarsi.

Baca Juga: IHSG Full Senyum Seharian, 5 Saham Ini Serok Banyak Cuan

2. Segmen penjualan EV

Pendapatan VKTR Turun Jadi Rp205 Miliar pada Kuartal-I 2024Bus listrik milik PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) (dok. Vektor)

Dari segmen penjualan EV sepanjang kuartal-I 2024, VKTR semakin menguatkan ekspansi portofolio klien B2B (Business to Business) yang memiliki visi ke arah keberlanjutan yang semula hanya B2G (Business to Government).

Hal itu tercermin dari kelanjutan penjualan bus listrik kepada perusahaan swasta sepanjang kuartal tahun ini. Beberapa kerja sama telah dijajaki oleh VKTR selama tiga bulan pertama 2024 untuk mendorong adopsi dan penjualan EV di Indonesia.

Di antaranya pembangunan JV (Joint Venture) dengan salah satu perusahaan distributor kendaraan terkemuka di Indonesia untuk memaksimalkan kanal penjualan. Kemudian menandatangani kerja sama strategis dengan salah satu BUMN terbesar di Indonesia untuk solusi green financing melalui skema e-MaaS (electric-Mobility as a Service).

“Beberapa hal menjadi faktor penurunan penjualan kami sejalan dengan penurunan di industri otomotif nasional, seperti pemilihan umum presiden yang terjadi pada kuartal-I 2024 dan menyebabkan banyak pihak melakukan wait and see approach,” ujar Gilarsi.

Baca Juga: Jokowi Terus Dorong Rencana Indonesia Ekspor Listrik ke Singapura

3. Daya beli konsumen melemah

Pendapatan VKTR Turun Jadi Rp205 Miliar pada Kuartal-I 2024Komisaris Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR), Anindya N. Bakrie. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Selain itu, ketidakpastian kondisi makro global di tengah memanasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah yang berdampak pada pelemahan rupiah menyebabkan juga melemahnya daya beli konsumen.

Namun, di tengah kondisi eksternal yang menantang, segmen manufaktur suku cadang mampu mendorong peningkatan marjin berkat pengendalian keuangan yang baik.

Dari segi EV, VKTR tetap konsisten untuk menyelesaikan progres pembangunan fasilitas kendaraan listrik komersial berbasis CKD (Completely Knock Down) pertama di Indonesia di Magelang. Jika berjalan sesuai dengan rencana, maka pembangunannya bakal rampung pada September 2024.

“Menjadi pionir di dalam segmen EV komersial di Indonesia memang penuh dengan tantangan. Oleh sebab itu, VKTR terus berupaya untuk memberikan solusi permasalahan industri EV dari segi manufaktur hingga pembiayaan untuk mengakselerasi adopsi EV di Indonesia," kata Gilarsi.

"Fokus VKTR saat ini adalah memastikan progres pembangunan fasilitas CKD kami di Magelang berjalan tepat waktu. Fasilitas ini akan menjadi pusat perakitan kendaraan listrik komersial dengan TKDN minimal 40 persen sehingga memberikan dampak pada keterjangkauan harga untuk konsumen dan peningkatan margin untuk perusahaan”, sambung dia.

Baca Juga: Pabrik EV Foxconn Belum Juga Dibangun, Bahlil: Masih Negosiasi

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya