Perencana Keuangan: Tujuan Investasi Bukan untuk Cari Cuan

Mindset tujuan investasi cari cuan perlu diluruskan

Jakarta, IDN Times - Investasi jadi satu kegiatan yang mengalami peningkatan cukup signifikan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Hal itu bertepatan dengan pandemik COVID-19 yang menyerang dunia pada awal 2020 silam.

Pandemik COVID-19 telah menjadikan investasi salah satu bagian dari gaya hidup anak muda, terutama generasi Millennial Indonesia. Namun, Certified Financial Planner, Annisa Steviani mengingatkan kembali kepada masyarakat terutama generasi muda tentang tujuan sebenarnya dari investasi.

Penetapan tujuan dari investasi disebut Annisa penting agar investor bisa meminimalisir segala risiko yang ada pada produk-produk investasi.

"Jadi yang pertama adalah diluruskan dulu ya mindsetnya bahwa investasi itu bukan buat cari cuan. Orang-orang kan sering nanya investasi apa nih yang paling cuan. Padahal investasi adalah cara buat kita mencapai tujuan keuangan selama kita hidup," tutur Annisa, dalam Webinar Investasi, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga: Kenapa Korban Investasi Bodong Terus Berjatuhan? Ini Penyebab Utamanya

1. Tujuan keuangan bakal sesuaikan produk investasi yang dipilih

Perencana Keuangan: Tujuan Investasi Bukan untuk Cari Cuanilustrasi investasi dan keuangan (IDN Times/Sukma Shakti)

Tujuan keuangan tersebut, lanjut Annisa, bakal mempermudah masyarakat memilih produk investasinya.

Adapun beberapa tujuan keuangan tersebut di antaranya membeli rumah, membiayai anak sekolah, mengumpulkan dana pensiun, dan lainnya.

"Itu kan tujuan-tujuan keuangan dan kita menyesuaikan misalnya jangka pendek anak mau masuk SD, kita pakailah produk-produk yang risikonya lebih rendah kayak deposito, reksadana pasar uang. Kalau jangka panjang misalnya anak mau kuliah, kita bisa pilih produk investasi yang risikonya lebih tinggi itu gak masalah karena seiring berjalannya waktu kita akan menurunkan risikonya," papar Annisa.

Kemudian jika tujuan keuangannya adalah menghasilkan passive income maka pilihan investasinya adalah deposito atau Surat Berharga Negara (SBN).

"Jadi ini disesuaikan jangan tiba-tiba anak mau sekolah tahun depan kita taruh uang di kripto dan pas anaknya mau sekolah uangnya gak ada," ucap Annisa.

Baca Juga: 5 Tips Kelola Keuangan yang Baik, Pasti Jadi Istri Kebanggaan Suami

2. Belajar pengelolaan keuangan

Perencana Keuangan: Tujuan Investasi Bukan untuk Cari CuanPixabay.com/Bruno

Annisa pun menyarankan kepada masyarakat untuk belajar pengelolaan keuangan sebelum mulai berinvestasi.

Hal itu sejalan dengan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019. Dalam survei tersebut ditemukan bahwa 38 persen masyarakat Indonesia sudah paham tentang literasi keuangan, tetapi inklusi keuangannya ada pada level 76 persen.

"Ada ketimpangan antara orang-orang yang sudah memakai produk, lembaga, dan jasa keuangan seperti bank, asuransi, dana pensiun, dan pasar modal, sementara yang paham itu baru 38 persen. Jadi kan cukup jauh ini jaraknya," ujar Annisa.

3. Literasi keuangan jadi hal krusial sebelum investasi

Perencana Keuangan: Tujuan Investasi Bukan untuk Cari CuanIlustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Oleh karena itu, sambung Annisa, literasi finansial atau keuangan jadi hal krusial bagi masyarakat sebelum memutuskan melakukan investasi.

"Kalau sudah paham literasi keuangan itu kita akan belajar apakah penghasilannya cukup. Kita akan belajar berbagai produk dan risiko investasi, karakteristiknya gimana, diversifikasi aset itu gimana, dan risikonya apa saja," katanya.

Baca Juga: Tips buat Millennial yang Takut Investasi Properti, Jangan Ragu!

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya