Properti Gak Lagi Jadi Investasi Seksi? Begini Kata Perencana Keuangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ada banyak ragam instrumen investasi yang bisa digunakan masyarakat saat ini, salah satunya properti. Di tengah kondisi seperti saat ini atau pascapandemik COVID-19, properti dianggap masih jadi instrumen investasi yang seksi.
Hal itu disampaikan Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho. Menurut Andy, investasi di sektor properti masih akan terus memberikan keuntungan buat para investornya.
"Masih dan akan terus seksi. Alasannya karena kebutuhan akan rumah atau hunian tempat tinggal merupakan kebutuhan yang akan selalu terus dibutuhkan oleh manusia. Jadi, permintaannya akan terus ada," kata Andy kepada IDN Times, Selasa (8/8/2023).
Baca Juga: Pandu Sjahrir Sebut Rumah Bukan Investasi Terbaik, Kenapa?
1. Investasi yang butuh waktu lama buat cuan
Kendati masih dan akan terus seksi, Andy mengingatkan investasi properti membutuhkan waktu lama untuk bisa cuan. Hal itu sejalan dengan sifat investasi yang memang tidak bisa instan untuk meraih untung.
"Mesti dipahami bahwa investasi properti saat ini untuk bisa cuan waktu yang dibutuhkan dan return-nya mungkin tidak sebesar ketika masa jayanya beberapa tahun lalu," ucap Andy.
Baca Juga: 5 Tanda Pengembang Properti yang Bermasalah, Jangan Salah Pilih!
2. Cara cuan dari investasi properti
Editor’s picks
Andy kemudian menyampaikan cara agar investasi properti bisa menghasilkan cuan. Pertama, dengan cara membeli properti seperti rumah atau apartemen atau bahkan ruko kemudian dijual lagi dalam waktu singkat.
"Kedua, dijual lagi setelah beberapa tahun atau beli/bangun untuk kemudian disewakan," ujar Andy.
Baca Juga: Soroti Ketahanan Pebisnis Properti, IPW Seleksi 400 Proyek
3. Pandu Sjahrir anggap properti bukan opsi investasi terbaik
Sebelumnya diberitakan, Pengusaha sekaligus Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI), Pandu Patria Sjahrir, mengaku tidak suka menjadikan rumah atau properti sebagai instrumen investasi. Hal itu lantaran harga rumah kini terlampau mahal dan tidak menguntungkan dari sisi investasi.
"Pendapat pribadi saya, saat ini, membeli rumah sebagai aset investasi tampaknya bukanlah opsi terbaik. Saya gak suka beli rumah karena investasinya, maaf ya yang bisnis real estat, properti, jangan marah sama saya ya, tapi buat saya rumah di Indonesia terlalu mahal karena pendapatannya dari sisi income sangat rendah," kata Pandu, dikutip dari akun Instagram pribadinya (@pandusjahrir), Senin (7/8/2023).
Pandu pun menyatakan, pembelian rumah sebaiknya dilakukan secara cash atau tunai. Jika belum bisa membeli rumah dengan metode tersebut, maka sebaiknya tidak usah memiliki rumah.
"Kecuali nih kalau Anda bisa membeli rumah cash dua atau tiga (unit), ya beli satu. Kalau nggak, ya jangan (beli) karena nggak efek," ucapnya.
Alih-alih membeli rumah atau apartemen, Pandu mengaku lebih suka membeli saham-saham yang punya dividen 5-10 persen sebagai instrumen investasi.
"Harga properti semakin meningkat, tetapi hanya memberikan keuntungan tipis dari penjualan. Belum lagi, kita harus siap menghadapi beban biaya perawatan di masa depan," katanya.