Jelang Libur Panjang Idul Fitri, Berikut 3 Rekomendasi Saham Pekan Ini

Ada beberapa sentimen yang patut diwaspadai trader pekan ini

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah di level 7.288 atau turun 0,7 persen pada akhir perdagangan pekan lalu atau Kamis (28/3/2024). Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani menyatakan, saat ini IHSG sedang menguji support MA50. Apabila tidak mampu bertahan maka IHSG berpotensi untuk terus turun ke 7.180-7.200.

Dimas menambahkan, pada minggu lalu yang berlangsung hanya dałam 4 hari perdagangan, laju IHSG tertopang 2 top gainers, yakni IDX Financial dan IDX Consumer Non-Cyclical.

Dimas menjelaskan, IDX Financial naik 0,97 persen dalam seminggu terakhir yang disebabkan kenaikan saham BMRI sebesar 2,7 persen dalam sepekan kemarin.

"Kenaikan terjadi pasca emiten perbankan milik negara ini telah melakukan pembayaran dividen pada 28 Maret lalu. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membagikan dividen tunai tahun buku 2023 sebesar Rp33,04 triliun kepada para pemegang saham. Jumlah ini sebesar 60 persen dari laba bersih tahun lalu sebesar Rp55,06 triliun," tutur Dimas dalam keterangan resminya, Senin (1/4/2024).

Sementara itu, IDX Consumer Non-Cyclical dalam sepekan terakhir naik sebesar 0,75 persen yang disebabkan kenaikan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar 4,2 persen pasca laporan kinerjanya untuk tahun 2023 yang membukukan kenaikan laba sebesar 27 persen year on year (yoy).

Baca Juga: IHSG Parkir di Zona Merah Seharian, 5 Saham Ini Tetap Serok Cuan

1. Top losers pekan lalu

Jelang Libur Panjang Idul Fitri, Berikut 3 Rekomendasi Saham Pekan Iniilustrasi saham (unsplash.com/Austin Distel)

Pelemahan IHSG disebabkan dua top losers pekan lalu. Pertama adalah IDX Transport dan IDX Industrial. Sektor IDX Transport melemah 8,7 persen selama seminggu yang disebabkan oleh pelemahan pada emiten dengan market kapitalisasi terbesar di sektor ini yakni, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang turun sebesar 27 persen dalam seminggu.

"Penurunan terjadi setelah kebijakan baru FCA yang ditetapkan oleh bursa yang mulai berlaku sejak 25 Maret lalu. GIAA merupakan salah satu dari sekian banyak saham yang termasuk di dalam Papan Pemantauan Khusus," kata Dimas.

Sementara itu, IDX Industrial menurun sebesar 2,4 persen dalam sepekan terakhir yang disebabkan oleh penurunan pada saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) sebesar 4 persen sepanjang minggu lalu.

"Melemahnya saham ASII ini terjadi setelah berita penurunan volume penjualan kendaraan untuk periode Januari & Februari 2024. Mengutip data penjualan mobil PT Astra International Tbk, penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional terkoreksi 22,6 persen yoyo," ucap Dimas.

2. Sentimen yang memengaruhi pasar modal pekan lalu

Jelang Libur Panjang Idul Fitri, Berikut 3 Rekomendasi Saham Pekan IniIlustrasi dolar Amerika Serikat. (Pexels/David McBee)

Menurut Dimas, ada sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada minggu lalu. Pertama adalah FCA PPK, kedua indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti Amerika Serikat (AS), dan ketiga pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

FCA PPK efektif pada 25 Maret 2024. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan aturan FCA untuk emiten-emiten yang masuk di dalam PPK. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan likuiditas saham sebagai upaya meningkatkan perlindungan investor.

Ada 3 perbedaan utama dalam PPA yang baru ditetapkan ini:

- Mekanisme ini memungkinkan seluruh saham pada papan pemantauan khusus dapat diperdagangkan sampai harga minimum Rp1. Auto Rejection untuk saham dengan harga Rp1 - Rp10 yakni sebesar Rp 1, sedangkan untuk saham dengan harga di atas Rp10 sebesar 10 persen. Demikian saham yang sebelumnya mentok di harga Rp50/lembar saat ini dapat turun di bawah harga tersebut.
- Waktu yang diberikan oleh bursa untuk melakukan order beli/jual pun bertambah menjadi 5 sesi, yang sebelumnya hanya ada 2 sesi seperti jam perdagangan normal market. Investor dapat melakukan order beli/jual saham yang masuk dalam PPK ini pada "Order Collection Phase".
- Tidak munculnya harga pada kolom bid/offer karena proses pembentukan harga ditentukan berdasarkan volume match terbesar yang ada pada order book.

Terkait sentimen indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti AS, pada Jumat lalu AS mengeluarkan data Core PCE secara bulanan dengan indikator tercatat di level 0,3 persen untuk bulan Februari.

Angka tersebut sesuai dengan konsensusnya, tetapi sedikit di atas dari bulan Januari lalu yang berada di level 0,5 persen. Setelah data ini rilis, Bank Sentral AS (The Fed) optimis untuk mulai bisa menurunkan tingkat suku bunga pada tahun ini.

Kemudian terkait sentimen pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, nilai tukar rupiah melemah ke level Rp15.800 sepanjang minggu lalu yang merupakan level terendah sejak Oktober 2023 silam.

"Pelemahan rupiah terjadi salah satunya disebabkan oleh musim pembagian dividen perusahaan yang ada di tanah air. Hal ini membuat permintaan yang tinggi dari dalam negeri terhadap mata uang dolar AS. Pelemahan nilai tukar rupiah ini membuat volatilitas yang cukup tinggi di pasar keuangan dalam negeri," kata Dimas.

Baca Juga: 60 Persen Investor Saham di Solo Raya Masih Millenial

3. Sentimen pekan ini

Jelang Libur Panjang Idul Fitri, Berikut 3 Rekomendasi Saham Pekan Iniilustrasi melihat nilai saham (pexels.com/Anna Tarazevich)

Dimas menyebutkan ada tiga sentimen yang wajib diperhatikan trader pada minggu ini yang merupakan waktu sebelum libur panjang Idul Fitri. Dimas mengimbau para trader memerhatikan inflasi inti tahunan Indonesia, persiapan libur panjang Hari Raya Idul Fitri, dan Non-Farm Payroll AS Bulan Maret.

Data inflasi inti tahunan untuk bulan Maret diumumkan hari ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, inflasi inti Maret 2024 berada di level 1,77 persen.

Kemudian, berkaitan dengan sentimen persiapan libur panjang Hari Raya Idul Fitri, Dimas menyatakan bahwa fenomena tahunan tersebut bakal berdampak pada pengeluaran masyarakat dan transaksi harian di bursa.

"Pengeluaran masyarakat akan meningkat pada masa ini dan berpotensi memberikan katalis positif untuk emiten consumer untuk kuartal-II nanti, sedangkan transaksi di bursa akan berlaku sebaliknya. Umumnya orang akan melakukan penarikan dana dari RDN-nya menjelang libur Lebaran ditambah dengan persiapan mudik yang membuat transaksi harian bursa menurun pada masa ini," kata Dimas.

Selanjutnya, pada Jumat akhir pekan ini akan rilis data ketenagakerjaan yang menggambarkan kondisi ekonomi di AS dan tingkat inflasi di sana. Ini berkaitan dengan sentimen Non-Farm Payroll (NFP) AS Maret 2024. Berdasarkan konsensusnya, NFP untuk Maret atau penambahan tenaga kerja diprediksi akan mendapat tambahan tenaga kerja sebesar 200 ribu.

Pada bulan sebelumnya, NFP tercatat tambahan tenaga kerja sebesar 275 ribu yang jauh berada di atas konsensusnya hanya sebesar 200 ribu. Hal ini menandakan kuatnya kondisi tenaga kerja di AS saat ini.

"Bagai pisau bermata dua, ketika data tenaga kerja menunjukkan hal yang positif dengan banyaknya tambahan tenaga kerja berimbas terhadap berputarnya roda ekonomi. Namun di sisi lain, jika hal ini tidak dapat dikendalikan dengan baik, bisa membuat tingkat inflasi semakin menjauh dari target yang ditetapkan oleh The Fed di 2024 yakni 2 persen," beber Dimas.

4. Tiga rekomendasi saham pekan ini

Jelang Libur Panjang Idul Fitri, Berikut 3 Rekomendasi Saham Pekan IniIlustrasi investasi (unsplash.com/PiggyBank)

Berkaca pada data-data ekonomi dan sejumlah sentimen di atas, Indo Premier merekomendasikan tiga saham untuk trading pada pekan ini. Berikut daftarnya:

  • PT Alfamart Tbk (AMRT)
  • PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
  • PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya