Rencana Impor Beras Ada Sebelum Lutfi Jadi Mendag

Kini Lutfi pasang badan terkait rencana impor beras itu

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan, wacana tentang impor beras sebanyak satu juta ton sudah ada sejak sebelum dirinya menjabat sebagai bos di Kementerian Perdagangan (Kemendag). Dengan kata lain, Lutfi mengaku dirinya bukanlah pencetus wacana impor beras tersebut yang kemudian ditentang banyak pihak.

"Sebelum saya datang tanggal 23 Desember, sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet, yang artinya ini lebih atas dari rakortas menko yang memutuskan bahwa Bulog untuk tahun 2021 mesti mempunyai cadangan iron stock salah satunya pengadaan 500 ribu ton, yang bisa dari impor," jelas Lutfi di depan Komisi VI DPR RI, Senin (22/3/2021).

Baca Juga: Berpolemik, Lutfi Kembali Tegaskan Gak Impor Beras selama Panen Raya

1. Stok beras di Bulog

Rencana Impor Beras Ada Sebelum Lutfi Jadi MendagIDN Times/Hendra Simanjuntak

Setelah mengetahui rencana tersebut, Lutfi mengaku langsung melakukan kalkulasi terhadap jumlah stok cadangan yang ada di Bulog. Menurut dia, cadangan beras yang dimiliki Bulog berada di bawah 500 ribu ton. Itu termasuk dengan stok beras hasil impor pada 2018 silam.

"Jadi kan begini, dari 800 ribu ton dikurangi beras 2018. Kalau beras (impor) 2018 antara 270 ribu ton sampai 300 ribu ton. Artinya Bulog punya cadangannya hanya di bawah 500 ribu, itu yang saya takutkan," kata Lutfi.

Lebih lanjut, Lutfi menambahkan stok 500 ribu ton itu akan sangat mungkin dimanfaatkan pedagang dan spekulan untuk menaikkan harga beras di pasar.

Masyarakat yang kemudian bakal merasakan imbas dari minimnya stok beras tersebut lantaran dapat digunakan oleh pedagang dan spekulan dalam menaikkan harga di pasar. "Karena dengan 500 ribu ton itu pemerntah bisa dipojokkan oleh pedagang dan juga oleh spekulan. Kalau harganya naik saya juga yang salah pak," ungkap Lutfi.

2. Turunnya harga gabah petani

Rencana Impor Beras Ada Sebelum Lutfi Jadi MendagIDN Times/Kementan

Selain stok cadangan beras di Bulog yang dianggap kurang, Lutfi juga menjabarkan menjabarkan penyebab turunnya harga gabah di tingkat petani. Turunnya harga gabah dikatakan Lutfi terjadi bukan karena adanya wacana impor beras yang diapungkan oleh pemerintah.

"Pemasalahannya hari ini curah hujan tinggi yang menyebabkan gabah petani tidak bisa dijual ke Bulog karena basah dan pengering di tingkat petani itu nggak ada," ujar dia.

Permasalahan itu membuat harga gabah dipotong karena harus segera masuk tahap penggilingan karena jika tidak gabah tersebut akan busuk.

Baca Juga: Buwas Mengaku Disuruh Impor Beras oleh Airlangga dan Lutfi

3. Penyerapan di Bulog jadi kurang baik

Rencana Impor Beras Ada Sebelum Lutfi Jadi MendagIlustrasi beras di gudang bulog (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Hal tersebut kemudian menimbulkan masalah di Bulog. Menurut Lutfi, pengadaan untuk gabah petani di Bulog saat ini masih jauh dari angka cukup dan itu juga yang menjadi salah satu ketakutannya.

"Yang jadi permasalahan berikutnya, Bulog minggu lalu hari Rabu atau Kamis, pengadaan untuk gabah petani hanya 85 ribu mestinya mendekati 500 ribu hari. Jadi penyerapan itu tidak berjalan dengan baik dan menyebabkan stok Buloh pada saat yang paling rendah sepanjang sejarah," jelas Lutfi.

Baca Juga: Mendag: Rencana Impor Beras hanya untuk Menambah Stok Dalam Negeri

Topik:

  • Anata Siregar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya