Rilis Global Bonds, Pengamat: Keuangan PGE Mengkhawatirkan

PGE rilis global bonds 400 juta dolar AS buat bayar utang

Jakarta, IDN Times - Penerbitan surat utang di luar negeri (global bonds) yang ditujukan untuk membayar utang kembali (refinancing) menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE.

Chief Analyst Deu Calion Futures (DCFX), Lukman Leong, menilai tujuan refinancing perseroan dalam penerbitan surat utang dapat menjadi sentimen negatif bagi PGE.

"Karena bukan untuk pengembangan bisnis, maka langkah (penerbitan) obligasi untuk bayar utang tidak beda dengan gali lubang tutup lubang," ujar Lukman dalam pernyataannya, dikutip Rabu (24/5/2023).

1. Pemangkasan target green bonds

Rilis Global Bonds, Pengamat: Keuangan PGE MengkhawatirkanIlustrasi obligasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Lukman pun turut mengomentari pemangkasan target global bonds PGE dari 600-800 juta dolar AS menjadi hanya 400 juta dolar AS.

Menurut Lukman, kekhawatiran gagal bayar yang terlalu besar disinyalir menjadi penyebab utama pemangkasan target tersebut.

Selain itu, peringkat atau rating BBB- dari Fitch Ratings menjadi salah satu faktor utama pemangkasan target surat utang luar negeri PGEO.

"Ini jadi sentimen buruk ya, dengan rating seperti itu pelaku pasar melihat risiko gagal bayarnya terlalu besar," ujar Lukman.

Baca Juga: PGE Diminta Transparan soal Hasil Penerbitan Green Bonds US$400 Juta

2. Bisnis panas bumi masih belum menjanjikan

Rilis Global Bonds, Pengamat: Keuangan PGE MengkhawatirkanPertamina Geothermal Energy

Di sisi lain, Lukman juga melihat adanya sentimen kurang baik dari bisnis PGE karena masih dianggap belum menjanjikan bagi para investornya.

"Saya lihat industri energi panas bumi juga masih banyak risiko dan susah profitable," katanya.

Bahkan, Lukman khawatir perseroan tidak mampu menyiapkan dana 600 juta dolar AS untuk membayar utang sindikasi yang akan jatuh tempo pada Juni mendatang.

"Susah (untuk melunasi), saya kira bisa menyebabkan gagal bayar untuk pinjaman yang awal," ujar Lukman.

3. PGE rilis surat utang buat bayar utang

Rilis Global Bonds, Pengamat: Keuangan PGE MengkhawatirkanIlustrasi Utang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya, PGEO berencana menerbitkan surat utang berwawasan hijau alias green bonds di luar wilayah Indonesia sebesar 400 juta dolar AS atau sekitar Rp6 triliun dengan kupon 5,15 persen per tahun yang jatuh tempo pada 2028.

Anak usaha Pertamina tersebut bakal menggunakan dana hasil emisi obligasi untuk melunasi seluruh sisa utang jangka pendek sebesar 600 juta dolar AS yang akan jatuh tempo pada 23 Juni 2023. Namun, perseroan memangkas nilai emisi obligasi sebesar 400 juta dolar AS dari target sebelumnya 600-800 juta dolar AS.

Sampai saat ini, PGEO tercatat memiliki utang mencapai 943,28 juta dolar AS. Utang tersebut terdiri atas pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun senilai 327,7 juta dolar AS dan utang jangka pendek sekitar 615,58 juta dolar AS.

Sementara itu, PGEO diketahui memiliki saldo modal kerja negatif senilai 424.475 dolar AS. Hal itu tercantum dalam laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2022. Adapun modal kerja negatif menunjukkan bahwa utang lancar perseroan lebih besar dibandingkan dengan aset lancarnya.

Baca Juga: PGE Rilis Green Bonds Buat Bayar Utang, Investor Diminta Hati-Hati

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya