Sri Mulyani Ungkap 2 Ancaman dalam Pemulihan Ekonomi Global
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dua hal yang menjadi ancaman terhadap pemulihan ekonomi dunia saat ini. Seperti diketahui, banyak negara di dunia saat ini tengah fokus dalam memulihkan ekonominya akibat pandemik COVID-19 sejak awal 2020 silam.
"Pemulihan ekonomi dunia terancam oleh dua hal lain, yaitu terjadinya inflasi kenaikan harga energi dan disruption dari suplai yang terjadi di negara-negara dengan tingkat pemulihan (ekonomi) sangat cepat," tutur Sri Mulyani, dalam konferensi pers melalui YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (31/10/2021).
Baca Juga: Sri Mulyani Kumpulkan Menkeu dan Menkes Anggota G20, Bahas Apa?
1. Penyebab disrupsi suplai di mata Sri Mulyani
Beberapa negara di dunia memang mengalami pemulihan ekonomi yang cepat. Namun, permintaan pun juga mengalami peningkatan seiring dengan pemulihan yang cepat tersebut.
"Ternyata supply setnya nggak mengikuti, apakah itu terdiri dari disruption di pelabuhan sehingga barang-barang tidak bisa diangkut karena sopirnya ternyata tidak ada atau supply disruption akibat bahan baku yang tidak bisa di-deliver sehingga barangnya tidak bisa dibuat di dalam manufaktur," kata Sri Mulyani.
Inggris menjadi satu negara yang mengalami disrupsi suplai tersebut. Di Negeri Ratu Elizabeth tersebut, tantangan logistik untuk mengirimkan pasokan bensin ke konsumen telah menciptakan masalah.
Inggris diperkirakan kekurangan 100 ribu pengemudi truk. Itu berarti pengiriman bensin dan barang-barang lainnya menghadapi gangguan parah.
Akibatnya, akhir bulan lalu warga Inggris yang memiliki kendaraan dilaporkan mengalami panic buying bensin. Hal ini menyebabkan terjadinya antrean panjang dan penutupan pom bensin.
Baca Juga: Erdogan Janji ke Jokowi Akan Kunjungi Indonesia Awal 2022
2. Kenaikan harga energi menurut Sri Mulyani
Sri Mulyani pun menyampaikan pandangannya soal kenaikan harga energi dunia belakangan ini. Menurutnya, kenaikan harga energi yang begitu cepat terjadi karena investasi di bidang energi terutama non-renewable telah merosot tajam.
"Kemudian hal itu dihadapkan permintaan energi yang melonjak akibat pemulihan ekonomi dan sekarang mendekati winter sehingga ini mendorong inflasi yang tinggi di berbagai negara dan ini menjadi ancaman pemulihan ekonomi global," ucap Sri Mulyani.
Di sisi lain, Indonesia pun harus perlu tetap mewaspadai kemungkinan-kemungkinan terjadinya imbas atau dampak dari kenaikan harga energi tersebut.
3. IMF pangkas proyeksi ekonomi global 2021
International Monetary Fund (IMF) pun seolah mengamini ucapan Sri Mulyani tentang krisis energi yang menimbulkan inflasi sebagai ancaman pemulihan ekonomi global.
Ancaman inflasi akibat krisis energi ini khususnya akan menghambat pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) pascapandemik dan kekuatan industri utama lainnya.
Hal itu kemudian membuat IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2021 dari enam persen menjadi 5,9 persen.
Baca Juga: Sri Mulyani: Indonesia Siap Pimpin G20 Dorong Upaya Pemulihan Global