Tekan Angka Perokok, Pemerintah Bisa Pakai Produk Tembakau Alternatif

Jumlah perokok di RI saat ini lebih dari 65 juta orang

Jakarta, IDN Times - Produk tembakau alternatif seperti tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik atau vape, terbukti secara ilmiah memiliki risiko kesehatan lebih rendah dibandingkan rokok.

Produk tersebut pun bisa menjadi alternatif buat perokok dewasa yang selama ini kesulitan untuk berhenti merokok.

Peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Amaliya menjelaskan, rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan menerapkan sistem pemanasan, bukan pembakaran seperti rokok pada penggunaannya. Hal itu mampu mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Apa yang disampaikan Amaliya tersebut tercantum dalam hasil kajian ilmiah berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018." Kajian ilmiah tersebut diterbitkan oleh Public Health England pada 2018 silam.

"Dengan potensi tersebut, sejumlah negara seperti Inggris mendukung penggunaan produk tembakau alternatif sebagai upaya untuk menekan prevalensi merokok dan menjadikan produk-produk tersebut sebagai opsi bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya," ujar Amaliya dalam keterangannya kepada IDN Times, Jumat (27/1/2023).

Baca Juga: Cukai Naik 15 Persen, Segini Harga Rokok Elektrik Tahun Depan

1. Indonesia harus meniru Inggris

Tekan Angka Perokok, Pemerintah Bisa Pakai Produk Tembakau Alternatifilustrasi merokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Atas dasar hal tersebut, Amaliya menyarankan agar pemerintah bisa meniru Inggris guna menurunkan angka perokok yang tinggi, sekaligus meningkatkan perbaikan kualitas kesehatan publik di Indonesia.

Sebagai informasi, angka perokok di Indonesia saat ini sudah tembus lebih dari 65 juta orang.

"Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan dapat menjadi solusi komplementer yang sejalan dengan berbagai program dan upaya yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Melihat bukti-bukti ilmiah yang ada, pemerintah harus bersikap lebih terbuka untuk dapat melihat profil risiko yang dimiliki oleh rokok elektrik dan memanfaatkannya secara optimal," tutur Amaliya.

2. Efektivitas rokok elektrik

Tekan Angka Perokok, Pemerintah Bisa Pakai Produk Tembakau Alternatifilustrasi rokok elektrik (pexels.com/Jonathan Cooper)

Salah satu bukti efektivitas rokok elektrik dalam membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya juga diungkapkan dalam laporan Cochrane Review yang dipublikasikan pada November 2022 lalu.

Laporan tersebut merangkum hasil riset dari Amerika Serikat (34 studi), Inggris (16 studi), dan Italia (8 studi). Hasil dari laporan itu menunjukkan, perokok berpotensi besar untuk beralih dari kebiasaannya setelah menggunakan rokok elektrik selama enam bulan dibandingkan menggunakan terapi pengganti nikotin.

Secara lebih rinci, dari 100 orang yang menggunakan rokok elektrik, terdapat 9 hingga 14 perokok memiliki peluang untuk berhasil beralih dari kebiasaan merokok.

Sementara itu, dari 100 orang yang menggunakan terapi pengganti nikotin, hanya enam perokok yang berpotensi sukses untuk beralih dari kebiasaannya.

3. Pemahaman soal rokok elektrik masih kerap keliru

Tekan Angka Perokok, Pemerintah Bisa Pakai Produk Tembakau Alternatifilustrasi rokok elektrik atau vape (freepik.com/Racool_studio)

Terkait rokok elektrik, sampai saat ini publik masih keliru dalam memahaminya. Peneliti dari Universitas Oxford sekaligus Penulis Cochrane Review, Jamie Hartmaa-Boyce mengatakan, kekeliruan atau kesalahpahaman itu muncul karena masyarakat belum melihat kajian ilmiahnya.

Hal itu pun berdampak pada minimnya kemauan perokok dewasa beralih dari kebiasaan merokoknya.

Dengan mendapatkan dukungan dari Cancer Research UK, Jamie dan timnya juga melakukan riset untuk mendapatkan bukti terbaru tentang rokok elektrik.

“Kami mengidentifikasi dan menggabungkan bukti terkait dari kajian ilmiah paling andal yang tersedia saat ini. Untuk pertama kalinya, ini memberikan kami bukti kepastian tinggi bahwa rokok elektrik memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dalam membantu perokok untuk beralih dari kebiasannya daripada terapi pengganti nikotin lainnya, seperti permen karet," beber Jamie.

Baca Juga: Beras hingga Rokok Penyumbang Terbesar Kenaikan Garis Kemiskinan di RI

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya