Terungkap, Kronologi Kecelakaan KA Turangga-Commuterline Bandung Raya

KNKT umumkan investigasi kecelakaan pada 5 Januari 2024

Jakarta, IDN Times - Kereta Api (KA) Turangga dan KA 350 CL atau Commuterline Bandung Raya mengalami tabrakan pada 5 Januari 2024. Ketua Komite Keselamatan Nasional Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono pun menjelaskan terkait kronologi kecelakaan kedua KA tersebut.

Semuanya berawal saat KA 350 CL Bandung Raya berangkat dari Stasiun Rancaekek menuju Stasiun Haurpugur pada pukul 05.41 WIB pada 5 Januari 2024. Pada pukul 05.46 WIB, terdapat KA 65A Turangga melintas langsung Stasiun Nagreg menuju Stasiun CicaIengka.

Kemudian pada pukul 05.51 WIB, KA 350 CL Bandung Raya datang dan berhenti di Jalur II Stasiun Haurpugur dan kemudian diberangkatkan kembali pukul 05.56 WIB ke Stasiun Cicalengka. Lalu pada pukul 05.59 WIB, KA 65A Turangga melintas langsung Stasiun Cicalengka menuju Stasiun Haurpugur.

"Sesaat kemudian, terjadi tabrakan antara KA 350 CL Bandung Raya dengan KA 65A Turangga di KM 181+700 petak jalan Stasiun Cicalengka-Stasiun Haurpugur," kata Soerjanto dalam konferensi pers di Kantor KNKT, Jakarta, Jumat (16/2/2024).

Baca Juga: KNKT: Anomali Sinyal Diabaikan, 2 Kereta Tabrakan

1. Kemunculan uncommanded signal

Terungkap, Kronologi Kecelakaan KA Turangga-Commuterline Bandung RayaKonferensi pers hasil investasi kecelakaan KA Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Berdasarkan rekaman event data logger persinyalan elektrik Stasiun Haurpugur, saat sebelum kecelakaan muncul uncommanded signal berupa pemberian “blok aman” ke arah Stasiun Cicalengka.

Kemunculan uncommanded signal itu bertepatan ketika sedang berlangsungnya proses pemberian “warta masuk” KA 121 Malabar di Stasiun Haurpugur dari arah Stasiun Cicalengka.

"Uncommanded signal tersebut terproses oleh persinyalan elektrik Stasiun Haurpugur kemudian ditampilkan pada layar monitor Stasiun Haurpugur berupa tanda panah kuning ke arah Stasiun Cicalengka yang mengindikasikan bahwa petak jalan ke arah Stasiun Cicalengka aman untuk dilalui KA," tutur Soerjanto.

2. Penyebab munculnya uncommanded signal

Terungkap, Kronologi Kecelakaan KA Turangga-Commuterline Bandung RayaKecelakaan KA Turangga (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Uncommanded signal tersebut merupakan efek transien tegangan dengan amplitudo sangat tinggi dalam waktu sangat singkat saat operasi pensaklaran relay system interface Stasiun Cicalengka ketika tengah menerima signal dari Stasiun Haurpugur.

Menurut Soerjanto, efek ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi pengkabelan serta grounding system interface dan peralatan persinyalan blok mekanik Stasiun Cicalengka.

Setelah Stasiun Haurpugur mengirim sinyal “warta lepas” (info berangkat) KA 350 CL Bandung Raya ke Stasiun Cicalengka, indikator blok mekanik Stasiun Cicalengka berubah menunjukkan “Blok Ke HRP" berwarna putih yang mengindikasikan bahwa petak jalan ke arah Stasiun Haurpugur aman untuk dilalui KA.

Hal tersebut terjadi karena peralatan blok mekanik bekerja selalu berdasarkan sequence pelayanan dan tidak dapat mengakomodir jika terjadi perbedaan sequence pelayanan info blok yang sudah terjadi sebelumnya.

Indikasi aman “Blok Ke HRP” berwarna putih ini menjadi acuan Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Cicalengka untuk melayani KA 65A Turangga berjalan langsung ke arah Stasiun Haurpugur.

"Investigasi tidak menemukan prosedur pelayanan KA yang spesifik terkait hubungan persinyalan blok elektrik-mekanik. Prosedur pelayanan KA yang tertuang di dalam prosedur masing-masing stasiun tidak mengakomodir komunikasi antara persinyalan blok elektrik dengan mekanik. Hal ini juga dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan masing-masing stasiun," papar Soerjanto.

Baca Juga: Ini Penyebab Kecelakaan Kereta Turangga dan Commuterline Bandung Raya

3. Kesimpulan KNKT soal kecelakaan KA Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya

Terungkap, Kronologi Kecelakaan KA Turangga-Commuterline Bandung RayaKecelakaan KA Turangga (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Dari hasil investigasi tersebut, KNKT menyimpulkan bahwa kecelakaan kedua KA tersebut terjadi akibat adanya sinyal yang dikirim sistem interface tanpa perintah peralatan persinyalan blok mekanik (uncommanded signal) Stasiun Cicalengka yang terproses oleh sistem persinyalan blok elektrik Stasiun Haurpugur.

"Uncommanded signal tersebut kemudian ditampilkan pada layar monitor Stasiun Haurpugur sebagai indikasi seolah-olah telah diberi 'Blok Aman' oleh Stasiun Cicalengka. Hal ini berdampak pada proses pengambilan keputusan selanjutnya untuk pelayanan KA dari masing-masing stasiun," ujar Plt Kasubkom Investigator Kecelakaan Perkeretaapian KNKT, Gusnaedi Rachmanas.

Sebelumnya diberitakan, tidak ada penumpang KA Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya yang menjadi korban tewas dalam kecelakaan pada 5 Januari 2024. KA Turangga mengangkut 287 penumpang, sedangkan KA Commuterline Bandung Raya membawa 191 penumpang.

Adapun sekitar 33 penumpang mengalami luka ringan dan telah dibawa ke empat rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan. Sebagian dari puluhan penumpang itu sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Sementara itu, korban meninggal berjumlah 4 orang yang seluruhnya adalah petugas KAI dan terdiri dari masinis, asisten masinis, pramugara, dan security.

Baca Juga: Tabrakan KA Turangga dan KA Lokal di Bandung, Siapa Salah? 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya