Hiperinflasi: Pengertian dan Faktor Terjadinya

Penjelasan apa itu hiperinflasi

Tahukah kamu apa itu hiperinflasi? Sekilas kata hiperinflasi mirip dengan kata lain yang sudah lebih lazim di dunia ekonomi yakni inflasi. Lalu, apa itu hiperinflasi? Apakah memang ada hubungannya dengan inflasi?

Untuk mengetahui mengenai pengertian hiperinflasi secara mendalam, mari simak penjelasannya di bawah ini. 

Baca Juga: Jack Dorsey Sebut Hiperinflasi Segera Terjadi

1. Apa yang dimaksud dengan hiperinflasi?

Hiperinflasi: Pengertian dan Faktor Terjadinyapexels.com/tima miroshnichenko

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hiperinflasi terjadi ketika kondisi ekonomi yang ditandai oleh harga barang yang naik dengan cepat dan daya beli yang menurun. Hal ini mengancam stabilitas ekonomi dan kemampuan untuk membayar kembali utang luar negeri.

Istilah hiperinflasi juga sering dipakai jika harga barang konsumsi naik lebih dari 50% per bulan, terutama di negara berkembang (hyperinflaflorr runaway inflation). Dalam ilmu ekonomi, istilah hiperinflasi bermakna inflasi yang tidak terkendali, kondisi ketika nilai uang menurun drastis dan ketika harga-harga naik dengan begitu cepat.

Secara formal, hiperinflasi terjadi jika dalam satu bulan, tingkat inflasi lebih dari 50%. Inflasi biasanya dilaporkan setahun sekali. Tetapi dalam kondisi hiperinflasi, tingkat inflasi dilaporkan dalam interval yang lebih singkat, biasanya satu bulan sekali.

Ketika adanya peningkatan persediaan uang yang tidak diketahui atau perubahan sistem mata uang secara drastis, maka hiperinflasi biasanya muncul. Hiperinflasi biasanya dikaitkan dengan perang, depresi ekonomi, dan memanasnya kondisi politik atau sosial suatu negara.

Ketika inflasi tidak terkendali, terjadi lonjakan harga yang terjadi secara cepat dan tiba-tiba tanpa adanya kenaikan pendapatan secara umum. Ini menyebabkan jumlah uang yang beredar terlalu banyak, sedangkan nilai mata uang turun secara drastis pada suatu negara. Jika seluruh kondisi itu terjadi, negara tersebut sedang mengalami hiperinflasi.

Kondisi hiperinflasi terjadi apabila dalam satu bulan tingkat inflasi lebih dari 50 persen, bahkan mencapai 100 persen. Negara yang mengalami hiperinflasi bukan berarti negara tersebut tidak mampu mengatasinya dengan kebijakan moneter. Namun hiperinflasi bisa juga diakibatkan negara sedang mencetak uang sebagai salah satu cara untuk membiayai pengeluaran mereka.

Biasanya pemerintah akan memungut pajak dari publik, serta meminjam dana dari publik dengan menjual surat obligasi pemerintah. Sehingga hasil pemerintah mengumpulkan dana yang diperlukan dapat membangun infrastruktur fisik (jembatan, jalan raya), membayar gaji pegawai pemerintah & militer, atau memberi bantuan kepada masyarakat miskin dan lansia.

Selain itu, pemerintah juga dapat membiayai pengeluaran dengan mencetak uang baru yang dibutuhkan. Pemerintah dikatakan sedang memungut pajak inflasi (inflation tax), ketika pemerintah menambah penghasilan dengan mencetak uang.

Namun pajak ini berbeda dengan pajak lain karena pemerintah tidak menerima tagihan untuk pajak ini, sehingga pajak inflasi lebih tidak terlihat.

Baca Juga: Harga Pangan dan Minyak Dunia Naik, Hati-hati Hiperinflasi!

2. Faktor terjadinya hiperinflasi

Hiperinflasi: Pengertian dan Faktor Terjadinyahttps://pixabay.com/id/photos/berbagi-dax-diagram-biaya-bunga-5279686/
  • Perang Negara yang terjadi ketika sedang berperang maka akan menghabiskan dana yang sangat besar. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan alat-alat pertempuran seperti senjata, juga kompensasi terhadap jasa para pejuang.

Selain itu, dengan kondisi perang ini membuat pemerintah juga cenderung kurang fokus pada perekonomian negara. Sehingga membuat negara tersebut produktivitas ekonominya akan menurun. Hal ini berdampak pada pendapatan nasional yang juga akan menurun.

  • Kondisi sosial politik yang memanas akan membuat kondisi sosial politik yang berlangsung berkepanjangan, sehingga akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi.

Hal ini disebabkan proses produksi tidak maksimal, membuat tingkat atau volume produksi menurun. Hal ini dapat berdampak pada rendahnya pendapatan nasional.

  • Depresi ekonomi. Mencetak uang baru akibat defisit anggaran pemerintah yang diatasi oleh pemerintah akan menyebabkan jumlah uang beredar di masyarakat semakin banyak sehingga memicu terjadinya hiperinflasi.

Hal ini dikarenakan nilai uang yang mengalami penurunan, meski tingkat harga mengalami kenaikan. Masyarakat memang memiliki banyak uang, tetapi justru daya belinya menurun, karena nilai uang yang dimiliki tak sesuai dengan tingkat harga yang ada di negara tersebut.

Baca Juga: Memahami Arti Hiperinflasi dan Dampak Ngerinya ke Sebuah Negara

3. Hiperinflasi yang terjadi di beberapa negara

Hiperinflasi: Pengertian dan Faktor TerjadinyaIlustrasi Inflasi (Freepik.com)
  • Hiperinflasi Indonesia 1963-1965

Hiperinflasi yang terjadi di Indonesia pada akhir masa Orde Lama yaitu di tahun 1963-1965. Presiden RI yang sedang dipimpin Soekarno yang memiliki proyek pembangunan pada saat itu mencetak Rupiah untuk membayar hutang dan mendanai proyek-proyek megah hingga inflasi mencapai 600%.

Pada tahun 1962-1963 utamanya, pendapatan per kapita Indonesia menurun secara signifikan. Sehingga pemerintah melakukan pemotongan nilai rupiah (Sanering) dari 1000 Rupiah menjadi 1 Rupiah, pada tanggal 13 Desember 1965.

  • Hiperinflasi di Zimbabwe

Selama beberapa waktu ini, perekonomian Zimbabwe terus mengalami kemorosotan.  Inflasi negeri ini terus meningkat hingga 2,2 juta persen, yang menjadi inflasi tertinggi di dunia.

Bank sentral Zimbabwe sudah mengeluarkan 4 versi mata uang sampai sekarang, akibat inflasi yang tinggi tersebut. Terakhir kali bank sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan $100,000,000,000,000 (100 triliun dolar) yang menjadi uang dengan nominal terbesar di dunia yang kemudian digantikan dengan dolar versi ke-4 di mana setiap $100,000,000,000,000 (100 triliun dolar) uang lama digantikan menjadi $1 uang baru.

Dengan ekonomi yang terus memburuk sekarang bank sentral Zimbabwe memutuskan untuk membolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar Amerika sebagai mata uang mereka. Hal ini bertujuan untuk menstabilkan kembali ekonomi Zimbabwe.

Nah, itu tadi ulasan mengenai hiperinflasi. Dengan mengetahui pengertian dan faktor penyebabnya, semoga kamu memiliki gambaran tentang apa itu hiperinflasi. Contoh-contoh dan gambaran kondisi negara yang mengalami tersebut pun bisa membuat kamu mendapatkan pemahaman lebih mendalam.

Topik:

  • Rinda Faradilla
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya