Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi. (IDN Times/Indiana Malia)
Selain itu, Borrower yang memanfaatkan skema syariah mencapai 21,6 persen dari jumlah seluruh Borrower. Riset ini menemukan, terdapat 54 persen Borrower Investree Syariah telah mengalami pertumbuhan usaha, yang diukur dari kenaikan pendapatan setelah mengajukan pembiayaan melalui Investree. Di antara para Borrower itu, 20 persen di antaranya mengalami pertumbuhan bisnis 30 persen, dan 34 persen lainnya mengalami pertumbuhan 20 persen.
Riset ini juga menemukan bahwa fintech lending dapat mendorong perluasan kesempatan kerja dalam bentuk peningkatan tenaga kerja, yang dipekerjakan dalam bisnis mereka.
Temuan LD FEB UI mencatat, kenaikan jumlah pekerja atau penyerapan tenaga kerja baru yang dipekerjakan oleh Borrower Investree, mencapai 44 persen. Hasil dari wawancara dengan Borrower Investree, ditemukan alasan memilih fintech lending adalah fleksibiltas dan kecepatan dalam proses.
“Ketika kami melakukan wawancara dengan Borrower Investree, mereka mengatakan, proses aplikasi pinjamannya cepat, fleksibel dan mudah, kredibilitas dari perusahaan yang baik serta proses pendaftaran yang mudah di situs Investree,” kata Karma.
Dalam riset ini, LD FEB UI menggunakan metode wawancara tatap muka dengan 261 Borrower yang dipilih secara acak, dengan cakupan wilayah Jabodetabek (77 persen), Jawa Barat (15 persen), dan Jawa Tengah serta Jawa Timur (8 persen). Apabila melihat tipe pinjaman, Borrower dengan tipe online seller financing adalah yang paling banyak menjadi responden dalam riset ini yakni sebanyak 62 persen, dilanjutkan dengan
tipe invoice financing (32 persen), dan working capital term loan (6 persen).