Tanpa Tanggung Renteng: Pengertian dan Hal-hal yang Berkaitan

a

Tanpa tanggung renteng menjadi salah satu istilah yang masih asing di telinga masyarakat khususnya bagi orang awam. Namun sebaliknya, istilah ini sangat familiar bagi orang-orang yang bergelut di dunia usaha dan perdagangan.

Istilah satu ini mengarah pada hal piutang sekaligus berkaitan dengan pembelian. Untuk memahami secara lebih jelas mengenai istilah tersebut, mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Baca Juga: 5 Hal yang Berkaitan Dengan Tanggung Renteng, Apa Saja?

1. Risiko gagal bayar

Tanpa Tanggung Renteng: Pengertian dan Hal-hal yang BerkaitanPexels.com/cottonbro

Istilah ini sebenarnya bisa diartikan sebagai suatu risiko gagal bayar terutama atas suatu surat promes. Surat promes sendiri adalah surat sanggup bayar. Surat ini seirng disebut dalam bahasa asing dengan istilah promissory note yang artinya note yang dapat diuangkan. 

Jadi, surat promes ini berisi mengenai janji yang tertuang secara terinci tentunya dari suatu pihak bahwa pihak tersebut akan membayarkan sejumlah uang tentunya pada pihak lainnya. Namun sistem tanggung renteng menyatakan bahwa pembeli harus menanggung risiko ketertagihan seperti yang tertuang dalam surat promes.

2. Without resource dalam tanpa tanggung renteng

Tanpa Tanggung Renteng: Pengertian dan Hal-hal yang BerkaitanNota kredit sebagai bukti transaksi (canva.com)

Dalam tanpa tanggung renteng juga ada istilah asing yang disebut dengan without resource. Arti dari kata tersebut tetaplah sama, yang mana pembeli harus tetap bisa membayar seluruh pembayaran atas apa yang dibelinya.

Sebab, hal tersebut memang sudah menjadi semacam risiko baginya. Apa yang menjadi ketertagihan bagi pembeli sudah seharusnya ditanggung oleh pembeli yang terkait. 

3. Tidak dapat menuntut penjual

Tanpa Tanggung Renteng: Pengertian dan Hal-hal yang BerkaitanNota kontan sebagai bukti transaksi (canva.com)

Suatu penjualan yang dilakukan dengan adanya sistem tanpa tanggung renteng di dalamnya rupanya memang mengharuskan pembeli untuk dapat menerima risiko atas pembeliannya tersebut. Dengan kata lain apa yang menjadi ketertagihan bagi pembeli ini memang harus diterimanya sebagai dampak dari risiko gagal bayar yang telah terjadi. 

Dalam hal ini, tentu pembeli tidak dapat menuntut pihak penjual termasuk jika ternyata aset yang dibelinya tersebut tidaklah bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan atau sesuai dengan yang seharusnya karena berbagai macam hal atau faktor. 

4. Liabilitas aset diterima oleh pembeli

Tanpa Tanggung Renteng: Pengertian dan Hal-hal yang BerkaitanNota debet sebagai bukti transaksi (canva.com)

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa konsep without resource atau tanpa tanggung renteng ini bisa terjadi tepatnya di dalam perdagangan dan bisnis yang sudah pasti melibatkan dua macam pihak yaitu pihak penjual dan pihak pembeli. Tentunya dalam hal ini pihak pembeli sebagai penerima barang dari pihak penjual disebut pula menerima liabilitas aset.

Liabilitas aset yang diterima oleh pembeli tentu harus dipenuhi karena hal ini sebenarnya terjadi dengan disertai adanya ikatan atau perjanjian terlebih lagi jika telah dicantumkan pula suatu bukti tertulis. Maka liabilitas aset yang telah diterima oleh pihak pembeli ini haruslah dipenuhi.

5. Penjual tak perlu memberi kompensasi

Tanpa Tanggung Renteng: Pengertian dan Hal-hal yang BerkaitanIlustrasi transaksi (IDN Times/Aditya Pratama)

Berkaitan dengan sistem tanggung renteng tentunya pihak penjual tidaklah perlu untuk memberikan kompensasi pada pihak pembeli sekalipun mungkin barang yang diterima pembeli nantinya tidak sesuai dengan harapan. Penjual memang tidak memliki kewajiban untuk memberi kompensasi terutama pada pembeli barangnya yang mengalami risiko gagal bayar. 

Penjual tak perlu memberikan kompensasi atas setiap kerusakan yang terjadi pada aset yang kini telah dipindahtangankan pada pihak pembeli. Atau kompensasi juga tak perlu diberikan atas segala kerusakan serta atas masalah mengenai kinerja dari penggunaan aset tersebut. 

6. Piutang tanpa tanggung renteng

Tanpa Tanggung Renteng: Pengertian dan Hal-hal yang BerkaitanIlustrasi piutang (Pixabay.com/stevepb)

Pada suatu penjualan piutang yang berjalan dengan disertai adanya sistem tanpa tanggung renteng maka pembeli dalam hal ini menjadi satu-satunya pihak yang menanggung risiko ketertagihan piutang. Tentu saja ketertagihan piutang ini haruslah dipenuhi sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya karena adanya risiko gagal bayar yang dialaminya. 

Dalam hal ini pula pembeli juga bisa saja turut menanggung risiko dari setiap kerugian kredit yang terjadi. Seperti halnya pembeli menanggung ketertagihan piutang yang sudah menjadi kewajibannya. 

7. Transfer piutang usaha

Tanpa Tanggung Renteng: Pengertian dan Hal-hal yang BerkaitanIlustrasi transaksi keuangan (IDN Times/Arief Rahmat)

Hal lain yang selama ini juga berhubungan dengan sistem tanpa tanggung renteng adalah transfer piutang usaha yang mungkin juga sering terjadi dan harus dihadapi oleh semua pihak yang melakukan without resource. Transfer piutang usaha ini bisa dikatakan serupa dengan penjualan piutang usaha yang dilakukan dan terjadi secara langsung.

Transfer piutang usaha pada prakteknya memang sama dengan penjualan piutang usaha yang dilakukan secara langsung baik dalam hal bentuk maupun isinya.

Demikianlah penjelasan mengenai tanpa tanggung renteng yang masih awam terdengar. Semoga artikel ini bermanfaat, khususnya bagi kamu yang akan membuka suatu usaha.

Baca Juga: Apa Saja Tugas dan Tanggung Jawab Pekerja Kantor?

Topik:

  • Rizna Hidayah

Berita Terkini Lainnya