Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

ROJALI: Terobosan PT Vale Menuju Energi Bersih dan Berkelanjutan

PLTA Balambano (vale.com)
Intinya sih...
  • PT Vale Indonesia mengganti PLTD dengan PLTA untuk dekarbonisasi.
  • Mereka membangun tiga PLTA sebagai bagian dari komitmen terhadap energi terbarukan.
  • Program ROJALI berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 77.978 ton CO2e.

Di tengah isu pemanasan global yang semakin gencar disuarakan, berbagai industri di seluruh dunia didorong untuk beralih ke sumber energi berkelanjutan dan menekan emisi karbon. Ini tak terkecuali industri pertambangan yang selama ini kerap mendapat sorotan karena dampak lingkungannya. Menjawab tantangan tersebut, PT Vale Indonesia melangkah lebih maju dengan menghadirkan berbagai solusi ramah lingkungan, salah satunya Program Jalur Alternatif Hydropower Plant Supply untuk Auxiliary Grid (ROJALI).

Melalui ROJALI, PT Vale Indonesia mengganti penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Transisi ke energi bersih ini mampu mengurangi potensi emisi karbon hingga 1 juta ton per tahun, sebuah capaian signifikan dalam upaya dekarbonisasi. Berkat inisiatif ini, PT Vale Indonesia kini masuk dalam kategori risiko environmental, social, and governance (ESG) menengah, yang mencerminkan komitmen perusahaan terhadap praktik industri yang berkelanjutan. Yuk, kita intip lebih jauh bagaimana ROJALI menjadi terobosan PT Vale Indonesia untuk terus menambang kebaikan demi masa depan yang lebih hijau!

1.Mengalirkan energi bersih dari jantung Sulawesi

PLTA Balambano (vale.com)

Kegiatan penambangan dan pengolahan nikel yang dilakukan PT Vale Indonesia tidak lepas dari kebutuhan listrik dalam jumlah besar. Awalnya, perusahaan menggunakan PLTD yang berbahan bakar fosil sebagai sumber cadangan. Namun, pemanfaatan PLTD dipertimbangkan ulang mengingat dampak emisi karbon yang dihasilkannya. Perusahaan menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara kegiatan pertambangan dengan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan menjadi landasan utama dalam pengelolaan energi di kawasan operasionalnya. Berangkat dari hasil kajian life cycle assessment (LCA) PT Vale Indonesia yang disusun pada 2022, perusahaan meluncurkan program ROJALI untuk memastikan ketersediaan sumber energi dalam jangka panjang.

Sebenarnya, upaya transisi energi telah digagas PT Vale Indonesia sejak awal beroperasi. Ini terbukti dengan pembangunan bertahap PLTA di sekitar area operasinya di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Pertama, PLTA Larona dibangun pada 1979 dengan kapasitas produksi listrik sebesar 165 megawatt. Kemudian, pada 1999, menyusul pembangunan PLTA Balambano dengan kapasitas 110 megawatt. Terakhir, pada 2011, Vale meresmikan PLTA Karebbe yang menghasilkan daya sebesar 90 megawatt. Ketiga PLTA ini memanfaatkan aliran Sungai Larona yang airnya bersumber dari Danau Matano, Danau Mahalona, dan Danau Towuti.

Dilansir laman resmi vale.com, pembangunan ketiga PLTA ini merupakan bagian dari investasi jangka panjang PT Vale Indonesia dengan nilai lebih dari 1 miliar dolar AS (Rp16,5 triliun). Besarnya dana yang digelontorkan mencerminkan keseriusan perusahaan dalam membangun infrastruktur energi terbarukan yang andal dan berkelanjutan. Komitmen ini sekaligus menegaskan peran PT Vale Indonesia sebagai pelopor dalam efisiensi energi dan transisi menuju sumber energi yang lebih ramah lingkungan di industri pertambangan.

2. Selamat tinggal diesel, selamat datang energi bersih

PT Vale Indonesia (vale.com)

Transisi PLTD ke PLTA merupakan langkah strategis yang memberikan dampak nyata. Berbeda dengan PLTD yang mengandalkan bahan bakar fosil dan menghasilkan emisi gas rumah kaca, PLTA memanfaatkan energi terbarukan dari aliran air yang bersih dan berkelanjutan. Hal ini menjadikan proses pembangkitan listrik tidak menghasilkan emisi langsung yang mencemari udara.

Pada semester pertama 2023, program ROJALI terbukti berhasil menghemat konsumsi high-speed diesel (HSD) sebesar 42.204.960 liter. Penghematan ini secara langsung menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga mencapai 77.978 ton CO2e. ROJALI, bersama dengan serangkaian inisiatif berkelanjutan lainnya, menjadi bagian dari rencana strategis PT Vale Indonesia dalam mewujudkan target net-zero emission pada 2050 atau 10 tahun lebih cepat dibandingkan target yang ditetapkan oleh pemerintah nasional. Ini menunjukkan komitmen yang kuat dari PT Vale Indonesia dalam mendukung agenda dekarbonisasi nasional.

Tak hanya berdampak pada lingkungan, transisi ini juga memberikan manfaat besar dari sisi ekonomi. ROJALI berhasil menghemat anggaran hingga Rp585,7 miliar yang sebelumnya digunakan untuk pembelian bahan bakar HSD. Selain itu, biaya produksi per ton juga menurun drastis, dari sekitar 10 ribu dolar AS (Rp165 juta) menjadi hanya 6 ribu dolar AS (Rp99 juta). Ini sebuah langkah efisien yang tidak hanya menguntungkan secara bisnis, tetapi juga membawa kontribusi besar bagi keberlanjutan lingkungan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa strategi hijau bisa sejalan dengan kinerja perusahaan yang sehat.

3. Dari danau ke turbin, cerita pengelolaan air yang bertanggung jawab

Pengelolaan limbah cair di PT Vale Indonesia. (vale.com)

PT Vale Indonesia menunjukkan komitmennya dalam menjaga mutu air sebagai sumber energi utama untuk pengolahan nikel. Komitmen ini tercermin melalui investasi serius dalam pengelolaan air limpasan sebelum dikembalikan ke lingkungan. Untuk meminimalkan potensi pencemaran, perusahaan telah membangun lebih dari 100 kolam pengendapan yang dilengkapi teknologi pengolahan limbah cair, seperti Pakalangkai Wastewater Treatment dan Lamella Gravity Settler (LGS). Kedua teknologi ini dirancang untuk menyaring dan mengurangi limbah secara signifikan sebelum air dilepaskan kembali ke alam.

Tak hanya itu, demi memastikan kualitas air tetap terjaga, PT Vale Indonesia bekerja sama dengan lembaga independen untuk melakukan pemantauan kualitas air secara berkala. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kadar total suspended solids (TSS) dan kromium heksavalen (Cr⁶⁺) di Danau Matano dan Danau Mahalona selalu berada jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia maupun standar internasional seperti American Public Health Association (APHA). Ini menjadi bukti nyata bahwa kegiatan operasional perusahaan tidak berdampak negatif terhadap ekosistem perairan di sekitarnya.

Selain menjaga kualitas air, PT Vale Indonesia juga mengoptimalkan efisiensi dalam penggunaan air untuk proses produksi nikel. Air dari danau dialirkan ke reservoir di bendungan, lalu diteruskan ke kanal untuk menggerakkan turbin. Jumlah air yang digunakan selalu seimbang dengan jumlah yang diambil dari danau sehingga tidak ada ekstraksi air dari wilayah berisiko kekeringan (water stress area). Berkat efisiensi ini, penggunaan air pada 2023 tercatat menurun sebesar 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sebuah pencapaian signifikan dalam pengelolaan sumber daya air yang bertanggung jawab.

4.Skor risiko ESG jadi bukti komitmen berkelanjutan

PT Vale Indonesia (vale.com)

Keseriusan PT Vale Indonesia dalam menjalankan berbagai strategi hijau seperti program ROJALI menunjukkan tanggung jawab perusahaan terhadap masa depan Bumi yang lebih lestari. Langkah-langkah konkret dalam efisiensi energi dan pengurangan emisi menjadi bagian penting dari komitmen tersebut. Hal ini mulai membuahkan hasil positif secara global.

Dilansir laman resmi vale.com, skor risiko ESG PT Vale Indonesia kini berada di angka 29,4, yang menempatkannya dalam kategori risiko ESG menengah. Dengan skor ini, PT Vale Indonesia menduduki posisi ke-27 dari 195 perusahaan logam terdiversifikasi secara global. Lebih membanggakan lagi, PT Vale Indonesia menjadi satu-satunya perusahaan nikel asal Indonesia yang berhasil masuk ke kelompok tersebut.

Peningkatan ini merupakan pencapaian signifikan mengingat sebelumnya PT Vale Indonesia masih berada dalam kategori risiko ESG tinggi. Perbaikan peringkat ini menjadi bukti bahwa implementasi praktik berkelanjutan di seluruh lini bisnis perusahaan tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga meningkatkan kredibilitas dan daya saing di mata dunia.

ROJALI bukan satu-satunya strategi berkelanjutan yang dijalankan oleh PT Vale Indonesia. Perusahaan juga mengembangkan berbagai program unggulan lainnya, seperti pengoperasian electric boiler untuk menghilangkan penggunaan marine fuel oil (MFO) dan pemanfaatan oli bekas sebagai bahan bakar pada unit dryer dan reduction kiln. Masih banyak inisiatif lainnya yang dirancang untuk mendukung efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya secara bertanggung jawab.

Seluruh program ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang PT Vale Indonesia dalam menghadirkan praktik pertambangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Melalui inovasi dan kolaborasi, PT Vale terus berupaya menjadi pelopor dalam industri nikel yang tidak hanya produktif, tetapi juga peduli terhadap masa depan Bumi. Inilah bentuk nyata semangat PT Vale Indonesia #MenambangKebaikan untuk Indonesia dan generasi mendatang.

Kalau perusahaan pertambangan sebesar PT Vale Indonesia saja berkomitmen menjaga Bumi, sudah selayaknya kita sebagai generasi muda juga menanamkan semangat dan nilai yang sama. Ada banyak tindakan sederhana yang bisa kita lakukan demi mewujudkan Indonesia yang lebih hijau, mulai dari menghemat air dan listrik hingga tidak membuang sampah sembarangan. Yuk, mulai dari diri sendiri dan terapkan semangat #StartsWithMe. Itu karena sekecil apa pun langkah yang kita ambil hari ini akan sangat berarti bagi masa depan Bumi yang lestari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us