Apple Beri Cuti Berbayar agar Karyawan Bisa Nyoblos saat Pilpres AS

Selain Apple, Twitter juga beri kelonggaran saat Pilpres

Jakarta, IDN Times - Pemilihan Presiden Amerika Serikat akan berlangsung pada 3 November 2020. Namun, anehnya, negara tersebut tidak menjadikan hari tersebut sebagai hari libur nasional sehingga masih banyak mahasiswa dan pekerja yang tidak bisa meninggalkan aktivitas mereka untuk memberikan suara mereka.

Oleh karena itu, beberapa perusahaan dilaporkan mulai mengenalkan cuti berbayar pada hari tersebut agar para karyawan tidak melewatkan waktu memilih calon yang didukung. Bloomberg memberitakan Apple merupakan salah satu yang memberlakukan kebijakan baru itu pada tahun ini.

1. Karyawan di bagian ritel dan yang dibayar per jam mendapatkan kelonggaran

Apple Beri Cuti Berbayar agar Karyawan Bisa Nyoblos saat Pilpres ASGerai Apple. unsplash.com/Zhiyue Xu

Berdasarkan memo yang beredar secara internal pada Jumat 24 Juli 2020, Apple menjelaskan bahwa pada hari pemungutan suara, para karyawan di divisi tertentu akan mendapatkan kelonggaran.

"Bagi anggota tim ritel dan pekerja yang dibayar per jam, jika Anda dijadwalkan bekerja pada hari pemilihan, kami akan memberikan cuti berbayar sampai empat jam apabila Anda memerlukannya untuk pergi ke tempat pemungutan suara," kata Vice President Apple untuk Ritel Deirde O'Brien melalui sebuah memo.

"Jika Anda memilih, tim kita juga bisa memakai waktu ini untuk secara sukarela bekerja di salah satu tempat pemungutan suara lokal," tambahnya. Apple sendiri menolak untuk memberikan komentar lain.

Baca Juga: Beredar Rumor, Apple Akan Ganti Nama iPhone dan iOS!

2. Twitter menjadikan hari pemungutan suara sebagai hari libur

Apple Beri Cuti Berbayar agar Karyawan Bisa Nyoblos saat Pilpres ASIlustrasi Twitter. unsplash.com/Sara Kurfess

Sementara, Twitter lebih progresif dengan memberikan seluruh karyawan waktu libur berbayar pada saat Pilpres Amerika Serikat. Bahkan, raksasa media sosial yang berkantor pusat di San Francisco itu menawarkan kepada semua karyawan globalnya untuk mendapatkan hak yang sama. Informasi ini disampaikan pada Juni lalu.

"Mengingat betapa pentingnya nyoblos, ke depannya semua pemungutan suara nasional yang jatuh pada hari kerja akan menjadi hari libur berbayar. Karena Pilpres Amerika Serikat berlangsung pada hari kerja, kami berencana menutup semua kantor di Amerika Serikat pada waktu tersebut," kata memo internal yang diterima CNBC.

"Untuk pemilihan yang lain, jika Anda tak punya cukup waktu di luar jam kerja untuk nyoblos atau negara Anda tidak memiliki sebuah proses yang berlaku guna menyelesaikan masalah ini, Anda sebaiknya mengambil waktu yang Anda butuhkan dan Anda akan menerima kompensasi untuk waktu libur itu."

3. Memberikan cuti atau hari libur saat Pemilu akan meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat

Apple Beri Cuti Berbayar agar Karyawan Bisa Nyoblos saat Pilpres ASGerai Apple. unsplash.com/Yue Iris

Mulai 2020 ini, ratusan perusahaan menyatakan komitmen untuk memberikan cuti berbayar bagi karyawan-karyawan mereka ketika hari pemungutan suara tiba. Berdasarkan kampanye yang diinisiasi oleh Patagonia pada 2018 dengan tajuk Time To Vote atau Waktunya Memilih, ada 470 perusahaan yang bergabung.

Menurut Forbes, selain Twitter, ada Walmart, Visa dan Uber yang ikut kampanye tersebut. Sedangkan posisi Apple masih belum jelas. Bagi para pendukung Time To Vote, mereka berargumen bahwa memberikan waktu libur atau cuti berbayar selama beberapa jam akan meningkatkan partisipasi pemilih, apalagi untuk warga berpendapatan rendah yang kesulitan meninggalkan pekerjaan.

Baca Juga: Serangan Virus Corona Bikin Apple Merugi, Samsung Justru Untung Banyak

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya