Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Rupiah melemah tipis terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (21/10/2025).

  • Rupiah sempat menguat terhadap dolar AS di awal sesi.

  • Rupiah diproyeksikan melanjutkan pelemahan pada Rabu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah harus berbalik melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (21/10/2025), setelah sempat menguat di awal sesi.

Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah berakhir di level Rp16.587 per dolar AS, melemah 12 poin atau 0,07 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp16.575 per dolar AS.

1. Masalah shutdown di AS jadi sorotan utama

Para pelaku pasar terus mencermati perkembangan seputar penghentian sebagian layanan pemerintahan (government shutdown) di AS. Itu telah memasuki hari ke-21 tanpa ada tanda-tanda akan berakhir.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, kebuntuan politik tersebut berlanjut setelah para senator gagal untuk yang kesebelas kalinya mencapai kesepakatan dalam pemungutan suara pada hari Senin. Kondisi tersebut membuat penutupan pemerintahan AS saat ini menjadi jeda pendanaan terpanjang ketiga dalam sejarah modern negara tersebut.

"Pelaku pasar terus mencermati perkembangan seputar penutupan pemerintah federal AS yang sedang berlangsung," kata Ibrahim.

2. Geopolitik global dan harga energi juga jadi sorotan

Dari sisi geopolitik, Ibrahim menyoroti beberapa peristiwa yang memengaruhi pasar energi. Di Rusia, sebuah kilang minyak utama menghentikan pemrosesan minyak mentah setelah adanya serangan pesawat nirawak. Sementara itu, serangan lain terhadap kilang gas Orenburg memaksa Kazakhstan memangkas produksinya hingga 30 persen.

Di sisi lain, muncul spekulasi bahwa AS tidak akan menjatuhkan sanksi baru terhadap industri minyak Rusia. Hal itu terjadi setelah adanya laporan terkait Presiden Donald Trump.

"Trump meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menyerahkan sebagian wilayah kepada Rusia untuk mengakhiri perang. Zelensky sebelumnya sangat menentang langkah tersebut," tuturnya.

3. Proyeksi pergerakan rupiah di perdagangan Rabu

Ibrahim memaparkan, pergerakan rupiah hari ini cukup fluktuatif. Mata uang Garuda ditutup melemah 12 poin, padahal sempat mencatatkan penguatan hingga 8 poin di sesi perdagangan sebelum akhirnya berbalik arah.

Untuk perdagangan Rabu (22/10), Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah akan tetap fluktuatif. Namun, dia memproyeksikan rupiah berpotensi kembali ditutup melemah di rentang Rp16.580 hingga Rp16.610 per dolar AS.

Editorial Team