Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Loyo Seharian Hadapi Dolar AS

ilustrasi uang (IDN Times/Hana Adi Perdana)
ilustrasi uang (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah tak mampu menggungguli dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang perdagangan akhir pekan atau Jumat (11/3/2022).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah 25 poin atau 0,18 persen ke level Rp14.301 per dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Kamis (10/3/2022), kurs rupiah sempat menguat 65 poin atau 0,46 persen ke level Rp14.276 per dolar AS.

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana
Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Jumat (11/3/2022), nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp14.306 per dolar AS.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kurs rupiah pada Kamis (10/3/2022) yang ada di level Rp14.298 per dolar AS.

2. Kegagalan negosiasi Rusia dan Ukraina bikin rupiah loyo

Asap dan api membubung selama penembakan di dekat Kiev, saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, Sabtu (26/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich.
Asap dan api membubung selama penembakan di dekat Kiev, saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, Sabtu (26/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich.

Negosiasi antara Rusia dan Ukraina yang digelar di Turki, Kamis (10/3/2022), gagal menemui kesepakatan. Menurut pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, faktor tersebutlah yang menyeret rupiah melemah terhadap dolar AS pagi ini.

"Ini artinya Rusia masih akan melanjutkan invasi di Ukraina hingga tujuannya tercapai, dan perang ini akan terus mendorong kenaikan harga komoditi dan kenaikan inflasi yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi global," kata Ariston kepada IDN Times.

3. Dolar AS diramal terus menguat karena wacana kenaikan suku bunga agresif

Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Selain itu, wacana kenaikan suku bunga acuan di AS yang agresif dinilai akan terus memperkuat greenback.

"Selain itu, setelah rilis data inflasi konsumen AS bulan Februari semalam, ekspektasi terhadap kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif meningkat dan ini memicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Inflasi konsumen AS bulan Februari naik 7,9 persen, tertinggi dalam 40 tahun," kata Ariston.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us