Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Rupiah pada perdagangan akhir pekan ini berakhir di level Rp16.570 per dolar AS.

  • Rupiah pekan depan berpotensi ditutup menguat di rentang harga Rp16.520 hingga Rp16.570 per dolar AS.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (10/10/2025). Rupiah berakhir di level Rp16.570 per dolar AS.

Berdasarkan data dari Bloomberg, posisi rupiah menunjukkan pelemahan yang sangat terbatas, yakni sebesar 2 poin atau 0,01 persen, dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya di level Rp16.568 per dolar AS.

1. Sentimen dari AS dan kebijakan The Fed

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyatakan pergerakan pasar dipengaruhi oleh dua sentimen utama yang datang dari AS. Pertama adalah masalah penutupan sebagian layanan pemerintahan (government shutdown).

Faktor kedua adalah sinyal dari Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed). Dia merujuk pada catatan hasil rapat The Fed terbaru yang menunjukkan para pembuat kebijakan sepakat mendukung pasar tenaga kerja.

"Penutupan pemerintah AS masih berlangsung hingga hari kesembilan dan Risalah Rapat Federal Reserve (Fed) terbaru menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan sepakat untuk mendukung pasar tenaga kerja yang melemah," ujarnya.

2. Pasar yakin suku bunga AS akan turun

Ibrahim merinci isi catatan rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) September yang dirilis pada Rabu lalu. Dalam dokumen tersebut, terungkap sebagian besar pejabat The Fed mendukung pemangkasan suku bunga tambahan pada akhir 2025. Kendati demikian, beberapa anggota mengingatkan agar tidak bertindak terlalu cepat mengingat tekanan inflasi yang masih berlanjut.

Di sisi lain, penutupan pemerintahan AS yang berlarut-larut terus memicu kekhawatiran. Kebuntuan di Kongres telah mengganggu perilisan data-data ekonomi penting, seperti laporan data pekerjaan atau Nonfarm Payrolls (NFP).

Kurangnya data terbaru itu mempersulit The Fed dalam merumuskan kebijakan dan justru memperkuat ekspektasi pasar penurunan suku bunga akan segera terjadi. Menurut perangkat CME FedWatch, pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga pada bulan Oktober sudah mendekati 100 persen, dan kemungkinan akan diikuti penurunan lanjutan pada bulan Desember.

"Prospek ini memberikan tekanan pada imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar AS," sebutnya.

3. Proyeksi pergerakan rupiah pekan depan

Ibrahim memaparkan, pada perdagangan akhir pekan ini rupiah ditutup melemah tipis 2 poin. Pelemahan itu terbilang lebih baik, karena di sepanjang sesi perdagangan rupiah sempat tertekan hingga 25 poin.

Untuk perdagangan Senin (13/10), Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah akan cenderung fluktuatif. Namun, dia memproyeksikan rupiah berpotensi ditutup menguat di rentang harga Rp16.520 hingga Rp16.570 per dolar AS.

Editorial Team