Rupiah Menguat Tipis ke Level Rp15.856,5 per Dolar AS

Jakarta, IDN Times -Nilai tukar atau kurs rupiah menguat tipis terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan, Kamis (28/3/2024) sore. Rupiah mengakhiri sesi perdagangan hari ini di level Rp15.856,5 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah menguat 1,50 poin atau 0,01 persen dibandingkan penutupan kemarin di level Rp15.858 per dolar AS.
1. Mata uang di kawasan Asia bergerak variatif
Hingga pukul 15.00 WIB, mata uang di kawasan bervariasi. Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah ditutup melonjak 0,2 persen.
Selanjutnya, dolar Taiwan yang ditutup terkerek 0,07 persen dan dolar Hongkong naik 0,004 persen. Disusul, yuan China menguat tipis 0,001 persen.
Sementara itu, baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 0,4 persen. Peso Filipina ditutup koreksi 0,18 persen dan dolar Singapura tergelincir 0,14 persen.Disusul, yen turun 0,04 persen.
Kemudian, rupee India terlihat melemah 0,005 persen terhadap the greenback pada pagi ini.
2. Pelaku pasar keuangan waspadai kebijakan The Fed r
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyampaikan, suasana di pasar keuangan tetap stabil dengan pelaku pasar yang tetap waspada terhadap kebijakan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) yang masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Data ekonomi AS yang terbaru menunjukkan keadaan ekonomi yang kuat, yang dapat memicu kenaikan inflasi, sementara ketegangan geopolitik dan konflik yang berlangsung dapat mempengaruhi inflasi global melalui gangguan pasokan.
“Ketegangan geopolitik yang masih tinggi dan perang yang masih berlangsung juga bisa memicu kembali inflasi global karena gangguan suplai,” tuturnya.
Pelaku pasar juga menantikan data penting AS yang akan dirilis malam ini dan besok malam, termasuk data PDB dan indikator inflasi, untuk memperoleh konfirmasi terkait kebijakan the Fed.
“Bila inflasi terlihat masih meninggi, the Fed bisa makin mantap menunda pemangkasan dan ini akan kembali mendorong penguatan dollar AS,” tutur Ariston.
3. Dolar AS dalam tren menguat
Menurut pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, rupiah diprediksi akan mengalami pelemahan kembali terhadap dolar AS yang masih dalam tren penguatan.
Hal itu disebabkan Gubernur the Fed Christopher Waller menyatakan sikap hawkish dengan menegaskan tidak perlu terburu-buru dalam pemangkasan suku bunga.
Hawkish adalah istilah dalam kebijakan moneter yang mengindikasikan sikap atau kebijakan yang cenderung lebih ketat terhadap inflasi.
Dalam hal pernyataan Christopher Waller, hawkish mengacu pada pandangan yang mendukung kebijakan moneter yang lebih ketat atau konservatif, dengan menahan diri dari pemangkasan suku bunga secara cepat.