Sandiaga Wanti-wanti Masyarakat Soal Pelonggaran PPKM

Jakarta, IDN Times - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan pelonggaran PPKM yang diberlakukan pemerintah berdampak positif pada sektor perhotelan, restoran dan pusat perbelanjaan. Mobilitas masyarakat di tempat-tempat tersebut mulai bergairah.
Untuk sektor perhotelan misalnya, okupansi hotel sudah di atas 50 persen.
"Di Jawa Barat tidak ada zona merah dan ada pelonggaran, ada geliat. Di hotel Sumber Alam di Garut misalnya, itu okupansi sudah di atas 50 persen," kata Sandiaga dalam konferensi pers, Senin (23/8/2021).
1. Penghasilan restoran dan kunjungan ke mal juga meningkat

Tidak hanya hotel, pelonggaran PPKM juga berdampak pada sektor restoran dan pusat perbelanjaan. Sandiaga mengungkapkan pelonggaran PPKM bisa meningatkan pendapatan bisnis restoran sekitar 30 hingga 40 persen.
"Ini diperkuat pernyataan Ketua Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja yang mengatakan tingkat kunjungan ke mal sudah bergerak naik secara bertahap walau terkesan lambat. Tapi tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan sudah 15 sampai 20 persen," jelas Sandiaga.
2. Sandiaga wanti-wanti tidak terjadi revenge tourism

Meski PPKM sudah dilonggarkan, Sandiaga mewanti-wanti agar tidak terjadi revenge tourism yang justru mengakibatkan bertambahnya kasus COVID-19. Di Bandung misalnya, kata Sandiaga sudah terjadi pergerakan masyarakat yang diindikasikan dengan terjadinya kemacetan.
"Dan ini menunjukkan kita harus lebih berhati-hati. Kita harus waspada jangan sampai ledakan jumlah wisatawan saat PPKM di longgarkan justru akan meningkatkan jumlah penularan COVID-19" ujarnya.
3. Sandiaga tidak mau Indonesia seperti AS

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini berharap Indonesia tidak mengalami hal yang sama seperti Amerika Serikat (AS). Di mana ketika terjadi pelonggaran, masyarakatnya tidak berhati-hati dan tidak disiplin dalam menerapakan protokol kesehatan. Akibatnya AS mengalami lonjakan kasus COVID-19.
"Ini yang harus dilawan dengan CHSE dan protokol kesehatan ketat dan disiplin. Kita gak tahu berapa lama berjuang lawan COVID-19," imbuh dia.