Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi farmasi (freepik.com/aleksandarlittlewolf)
Ilustrasi farmasi (freepik.com/aleksandarlittlewolf)

Intinya sih...

  • Sanofi akuisisi Blueprint Medicines senilai 9,5 miliar dolar AS (Rp154,3 triliun) untuk memperkuat posisi di bidang penyakit imunologi langka.
  • Transaksi mencakup pembayaran tunai 9,1 miliar dolar AS (Rp147,8 triliun) dan tambahan hingga 400 juta dolar AS (Rp6,4 triliun) melalui Contingent Value Rights (CVR).
  • Akuisisi Blueprint membantu Sanofi mengurangi ketergantungan pada Dupixent dan meningkatkan margin kotor perusahaan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan farmasi asal Prancis, Sanofi, mengumumkan akuisisi Blueprint Medicines, perusahaan bioteknologi Amerika Serikat (AS), senilai 9,5 miliar dolar AS (Rp154,3 triliun) pada Senin (2/6/2025). Langkah ini memperkuat posisi Sanofi di bidang penyakit imunologi langka dan menjadi salah satu akuisisi terbesar sektor kesehatan tahun ini.

Transaksi mencakup pembayaran tunai sebesar 9,1 miliar dolar AS (Rp147,8 triliun) serta tambahan hingga 400 juta dolar AS (Rp6,4 triliun) melalui Contingent Value Rights (CVR), tergantung pencapaian pengembangan obat tertentu. Setelah pengumuman, saham Blueprint melonjak 28 persen di pra-pasar AS, sementara saham Sanofi turun 1,1 persen di bursa Eropa.

 

1. Strategi Sanofi perluas portofolio imunologi

Sanofi membayar 129 dolar AS (Rp2 juta) per saham, 27 persen lebih tinggi dari harga penutupan Blueprint pada Jum'at (30/5/2025). Proses akuisisi ditargetkan rampung kuartal ketiga 2025 dan tidak berdampak besar terhadap proyeksi keuangan tahun ini.

Blueprint, berbasis di Cambridge, Massachusetts, dikenal atas terapi presisi untuk penyakit langka seperti mastositosis sistemik. Produk andalan mereka, Ayvakit, menjadi alasan utama akuisisi. Obat ini merupakan satu-satunya terapi yang disetujui di AS untuk mastositosis sistemik lanjut maupun indolen, penyakit langka akibat akumulasi sel mast abnormal di sumsum tulang, kulit, dan organ lain.

“Akuisisi Blueprint memperkuat komitmen kami untuk memimpin pengobatan penyakit imunologi langka,” ujar CEO Sanofi, Paul Hudson, dikutip dari Reuters.

Selain Ayvakit, Sanofi juga memperoleh elenestinib yang sedang dalam uji klinis lanjutan, serta BLU-808, kandidat inhibitor KIT oral untuk berbagai penyakit imunologi. Akuisisi ini melengkapi pembelian Vigil Neuroscience senilai 470 juta dolar AS (Rp7,6 triliun) pada Mei 2025 untuk terapi Alzheimer.

2. Dampak pada pasar dan tren industri

Akuisisi ini mencerminkan tren konsolidasi industri farmasi, di mana perusahaan besar memperkuat portofolio di segmen penyakit langka. Dengan kapitalisasi pasar sebesar 107 miliar euro (Rp1,9 kuadriliun), Sanofi menunjukkan kapasitas untuk terus berinvestasi dalam inovasi.

“Kami masih memiliki ruang untuk akuisisi lebih lanjut,” kata Hudson, dikutip dari MarketScreener.

Analis Visible Alpha memperkirakan pendapatan Ayvakit mencapai 2,35 miliar dolar AS (Rp38,1 triliun) pada 2033. Ini penting bagi Sanofi yang kini sangat bergantung pada Dupixent, obat anti-inflamasi yang menyumbang lebih dari sepertiga penjualan kuartal pertama 2025. Akuisisi ini membantu mengurangi ketergantungan tersebut.

Langkah ini juga menjadi respons atas kegagalan uji coba akhir obat itepekimab untuk COPD pada Jum'at (30/5/2025), yang menekan saham Sanofi dan Regeneron. Akuisisi Blueprint diharapkan segera meningkatkan margin kotor Sanofi.

3. Implikasi bagi masa depan Sanofi

Sanofi memperluas jangkauan di bidang alergi, dermatologi, dan imunologi dengan memanfaatkan jaringan spesialis milik Blueprint. Ayvakit memberi keunggulan kompetitif sebagai terapi pertama untuk mastositosis sistemik.

“Kami melihat potensi besar dalam portofolio Blueprint untuk mengubah lanskap pengobatan,” kata Hudson, dikutip dari PR Newswire.

Sanofi juga akan mengintegrasikan keahlian Blueprint dalam terapi presisi guna mempercepat pengembangan imunologi dan onkologi. Pemegang saham Blueprint berhak atas tambahan 2-4 dolar AS (Rp32,4 ribu-Rp64,9 ribu) per CVR jika BLU-808 memenuhi target pengembangan dan regulasi.

Akuisisi ini menegaskan komitmen Sanofi sebagai pemimpin inovasi farmasi global, terutama di AS. Perusahaan telah menjanjikan investasi 20 miliar dolar AS (Rp324,9 triliun) hingga 2030 untuk penelitian dan manufaktur, sekaligus menjawab tantangan kebijakan dagang AS yang mengancam tarif obat impor.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team