Jokowi Sebut Tokoh Film The Avengers "Thanos" Ancaman Ekonomi Dunia

Tenang, Jokowi dan tokoh Avengers lain siap mencegahnya

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo kembali jadi perbincangan publik di dunia internasional. Kali ini penyebabnya di acara World Economy Forum (WEF) yang digelar di Hanoi, Vietnam pada Rabu (12/9) ia menggunakan karakter tokoh antagonis di film The Avengers "Thanos" untuk mengibaratkan ancaman di bidang ekonomi yang tengah dialami oleh dunia. Sesungguhnya penggambaran infinity war dengan perang dagang yang kini terjadi antara Amerika Serikat dengan China, adalah asosiasi yang pas. 

"Apa yang sedang terjadi di dalam perekonomian di dunia hari ini, adalah kita sedang menuju perang tanpa batas (infinity war). Kita belum pernah menghadapi perang dagang dengan eskalasi saat ini sejak Great Depression di tahun 1930-an," ujar Jokowi membuka pidatonya kemarin. 

Namun, dunia tidak perlu khawatir, kata Jokowi. Mengapa?

"Karena saya dan rekan Avengers saya siap menghalangi Thanos yang ingin menghapus sebagian populasi dunia," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan. 

Lalu, siapa ya kira-kira yang dirujuk oleh Jokowi sebagai tokoh antagonis dan ingin mengambil kekuatan avengers lainnya itu?

1. Thanos disebut Jokowi ingin menikmati sumber daya per kapita dua kali lipat lebih banyak

Jokowi Sebut Tokoh Film The Avengers Thanos Ancaman Ekonomi DuniaMarvel Cinematic Universe Wiki

Jokowi menyebut Thanos sengaja ingin menghabisi separuh populasi dunia, tujuannya agar mereka yang bertahan lah yang dapat menikmati sumber daya per kapita dengan kapasitas dua kali lipat lebih banyak. Sayang, menurut Jokowi, konsep itu keliru. 

"Faktanya justru sumber daya alam yang tersedia bagi umat manusia tidak terbatas. Perkembangan teknologi telah menghasilkan peningkatan efisiensi, memberi kita kemampuan untuk memperbanyak sumber daya kita dari sebelumnya," kata Jokowi yang disambut dengan tepuk tangan pada Rabu kemarin. 

Ia pun memberikan contoh ekonomi yang ada saat ini cenderung lebih 'ringan' dalam hal berat dan volume fisik. 

"Hanya dalam total 12 tahun terakhir, total berat dan volume televisi, kamera, pemutar musik, buku, surat kabar, dan majalah telah tergantikan oleh ringannya ponsel pintar dan tablet," kata dia. 

Selain itu, perekonomian kini justru ditopang oleh jumlah sumber daya manusia yang tidak terbatas. Tengok saja pada saat perhelatan Asian Games yang digelar pada (18/8) kemarin. 

"Asian Games Jakarta dan Palembang adalah pertunjukkan spektakuler dari bakat manusia di Asia. Lebih dari 14 ribu atlet dan 7.000 officials dari 45 negara bertanding di 40 cabang olah raga," tutur Jokowi. 

Baca Juga: Di Depan Mahasiswa Korsel, Jokowi Pamer Soal Naik Moge di Asian Games 

2. Jokowi percaya Industri 4.0 tidak akan mengakibatkan kesenjangan

Jokowi Sebut Tokoh Film The Avengers Thanos Ancaman Ekonomi Dunia(Presiden Joko Widodo tengah berpidato di World Economy Forum di Vietnam) Biro Pers Istana Kepresidenan

Di dalam pidatonya, Jokowi juga sempat menyinggung mengenai Revolusi Industri 4.0. Menurut dia, publik tidak perlu khawatir terhadap revolusi tersebut, karena ke depannya akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan. 

"Saya juga percaya Revolusi Industri 4.0 tidak akan meningkatkan kesenjangan justru malah menurunkannya karena salah satu aspek penting dari Revolusi Industri 4.0 adalah penurunan biaya secara dramatis bagi barang dan jasa sehingga menyebabkan produk tersebut lebih murah dan mudah dijangkau bagi mereka yang berpendapatan rendah," kata Jokowi. 

Ia pun yakin ASEAN akan menjadi yang terdepan dalam revolusi industri tersebut. 

 

3. Thanos itu ternyata bukan menggambarkan Donald Trump

Jokowi Sebut Tokoh Film The Avengers Thanos Ancaman Ekonomi Duniatrofire.com

Ketika Jokowi menyebut ancaman ekonomi saat ini sebagai Thanos, banyak yang langsung mengaitkan tokoh antagonis tersebut dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Hal itu lantaran kebijakan ekonomi Negeri Paman Sam yang cenderung protektif saat ini. Mereka juga memulai perang dagang dengan menaikan tarif impor terhadap China. 

Sebelumnya, Trump telah mengumumkan AS mengenakan tarif bea impor bagi produk-produk asal China sebesar 25 persen atau US$ 50 miliar. Sayangnya, Thanos yang disebut-sebut oleh Jokowi ternyata tidak menggambarkan karakter seseorang. 

"Hadirin sekalian, Thanos bukan lah seorang individu. Maaf telah mengecewakan Anda. Thanos adalah paham yang salah bahwa untuk berhasil maka orang lain harus menyerah. Ia adalah persepsi yang salah bahwa keberhasilan sekelompok orang adalah kegagalan bagi yang lainnya," kata Jokowi. 

Yang ia maksud infinity war pun tidak hanya terbatas pada perang dagang. Tetapi, mengenai diri sendiri untuk terus mempelajari kembali sejarah dengan kreativitas, energi, kolaborasi dan kerja sama umat manusia.

Baca Juga: Menlu Retno Bantah Ada Perang Dagang Antara Indonesia dengan AS

Topik:

Berita Terkini Lainnya