Kementerian BUMN: Vaksin Sinovac yang Mau Kedaluwarsa Sudah Habis

Vaksin Sinovac gelombang I telah disuntikkan ke masyarakat

Jakarta, IDN Times - Staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga memastikan jutaan vaksin CoronaVac yang segera berakhir masa kedaluwarsanya, telah disuntikan ke masyarakat. Vaksin CoronaVac yang segera kedaluwarsa itu merupakan vaksin yang tiba pada gelombang pertama, Minggu, 6 Desember 2020 lalu. Jumlah vaksin yang berhasil dikirim ketika itu mencapai 1,2 juta dosis. 

"Yang gelombang pertama kan sudah habis (disuntikan). Yang disampaikan oleh juru bicara Bio Farma adalah yang sisa-sisa dari gelombang pertama itu," ujar Arya ketika berbicara di stasiun Kompas TV pada Sabtu (13/3/2021). 

Konfirmasi serupa juga disampaikan oleh juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi pada hari ini. "(Vaksin CoronaVac yang diberikan ke nakes) sudah habis digunakan ya. Begitu juga untuk petugas publik 50 ribu dosis sudah habis," kata Nadia melalui pesan pendek kepada IDN Times

Gelombang pertama vaksin CoronaVac disebut akan habis masa kedaluwarsanya pada 25 Maret 2021 mendatang. Kini, pemerintah tengah fokus untuk menggenjot penggunaan Vaksin CoronaVac yang tiba pada 2 Februari 2021 lalu dalam bentuk curah di gelombang tiga. Ketika itu bahan curah yang tiba cukup untuk 10 juta dosis vaksin CoronaVac. 

Mengapa masa kedaluwarsa Vaksin CoronaVac hanya berlaku sekitar tiga bulan saja?

Baca Juga: Kemenkes Jamin Vaksin Sinovac yang Disuntikkan Tidak Kedaluwarsa

1. Masa kedaluwarsa yang dikeluarkan Sinovac Biotech berbeda dengan periode dari BPOM

Kementerian BUMN: Vaksin Sinovac yang Mau Kedaluwarsa Sudah HabisMarkas Sinovac Biotech di Haidian, Beijing, Tiongkok (European Press Agency)

Menurut juru bicara PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, masa kedaluwarsa yang dikeluarkan dari produsen PT Sinovac Biotech berbeda dengan periode izin penggunaan darurat (EUA) yang direstui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

"Dalam penggunaan EUA, maka expired date sesuai dengan yang dikeluarkana atau disetujui oleh BPOM," ujar Bambang ketika dikonfirmasi hari ini. 

Ia menjelaskan seluruh vaksin CoronaVac gelombang pertama sudah didistribusikan sejak awal Januari 2021 lalu. Ia memprediksi sudah tidak ada lagi pasokan vaksin CoronaVac yang tiba saat gelombang pertama. 

"Kan sudah pasti sebelum masuk masa kedaluwarsa, sudah disuntikan (ke tenaga kesehatan)," kata dia lagi. 

Gelombang pertama vaksin CoronaVac disuntikan kepada 1,5 juta tenaga kesehatan. 

Baca Juga: [BREAKING] 1,2 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Sinovac Tiba di Indonesia

2. Kementerian BUMN minta publik tak perlu khawatir diberi vaksin kedaluwarsa

Kementerian BUMN: Vaksin Sinovac yang Mau Kedaluwarsa Sudah HabisStafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga memberikan keterangan pers. (IDN Times/Indiana Malia)

Sementara, Arya meminta publik agar tak perlu khawatir bahwa mereka akan diberi suntikan vaksin yang sudah kedaluwarsa. Sebab, vaksin yang tiba di gelombang satu dan dua sudah diberikan ke publik. 

"Saat ini vaksin yang diberikan dalam bentuk bulk dan dikemas oleh PT Bio Farma," ujar Arya. 

Ia turut menjelaskan bahan curah yang tiba dari Tiongkok ternyata hanya cukup untuk 7 juta dosis vaksin. Saat ini belum semua bahan curah vaksin CoronaVac selesai dikemas dalam bentuk vial

"Jadi, proses yang saat ini ada belum ada (vaksin CoronaVac) yang expired," tutur dia lagi. 

3. Pemerintah menargetkan bisa vaksinasi 500 ribu orang per hari

Kementerian BUMN: Vaksin Sinovac yang Mau Kedaluwarsa Sudah HabisIlustrasi pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Lantaran mengejar target kekebalan kelompok (herd immunity), pemerintah menargetkan bisa melakukan vaksinasi kepada 500 ribu orang per hari. Padahal, sebelumnya Presiden Joko "Jokowi" Widodo menargetkan vaksinasi kepada 1 juta warga. 

"Nanti secara bertahap akan mencapai 500 ribu sampai 800 ribu (orang yang disuntik) per hari. Diharapkan dalam waktu dua bulan sudah tercapai itu," kata Arya. 

Ia menambahkan proses produksi vaksin di PT Bio Farma akan menyesuaikan dengan kecepatan vaksinasi di lapangan. Tujuannya, untuk menghindari masa kedaluwarsa vaksin berakhir lebih cepat. Masa kedaluwarsa itu, ujar Arya, mulai dihitung sejak bahan curah dimasukan ke dalam vial

Baca Juga: Ini Penyebab Efikasi Vaksin Sinovac di Indonesia Hanya 65,3 Persen

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya