Batik Sri dan Kepercayaan Terhadap Potensi Disabilitas

Penyandang disabilitas juga bisa berkembang

Jakarta, IDN Times - Kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas belakangan ini memang cukup tinggi. Sudah mulai banyak perusahaan yang mengalokasikan proporsi dalam penyerapan tenaga kerja untuk penyandang disabilitas.

Data yang dirilis BPS, pada 2022 lalu, pekerja penyandang disabilitas sudah mencapai 720.748 orang. Angka ini naik secara drastis jika dibandingkan 2021.

Kenaikan jumlah pekerja disabilitas, mencapai 160,18 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, rasio pekerja penyandang disabilitas di 2022 sudah nyaris menyentuh satu persen dari jumlah pekerja Indonesia yang mencapai 131,05 juta di 2022.

Kabar bagus, karena pekerja disabilitas mulai dilirik potensinya. Mereka tak lagi dianggap remeh, karena memiliki kemampuan yang sama.

Tapi, ternyata hal itu sudah lama disadari oleh Batik Sri. Meski skalanya UMKM, Batik Sri yang berbasis di Bekasi ini, ternyata mampu mendorong kaum disabilitas untuk berkembang.

Pemilik Batik Sri, Sri Sunarni, percaya kalau kaum disabilitas bisa berkembang. Mereka, disebutkan Sri, memiliki kemampuan yang sama dengan orang-orang pada umumnya.

Maka dari itu, Sri mau membina para penyandang disabilitas dengan sejumlah program pelatihan dan memberikannya lapangan pekerjaan dalam bidang batik.

"Kalau di tempat saya itu, memang ada pekerja disabilitas, dengan kekurangan di pendengaran, dan lainnya. Mereka memang kurang di fisik, tapi secara kemampuan tidak. Mereka sempat ikut pelatihan di sini," ujar Sri kepada IDN Times.

1. Akui lebih menantang

Batik Sri dan Kepercayaan Terhadap Potensi DisabilitasIlustrasi difabel

Sri mengakui, butuh kesabaran lebih saat membina kaum difabel. Tantangannya lebih berat, ketimbang melatih orang-orang pada umumnya.

Tapi, Sri menikmatinya. Ada trik-trik tertentu yang biasa diterapkan olehnya ketika melatih kaum difabel tersebut.

"Sebenarnya ada juga yang disabilitas dari mentalnya juga. Sempat mengajar yang dari rumah sakit jiwa. Memang menantang. Mereka kan berbeda ya, harus diikuti dulu nih kemauannya. Tapi, pelan-pelan akhirnya mereka bisa dibimbing. Sebenarnya, mereka itu punya kemampuan yang sama dengan kita," kata Sri.

Beberapa penyandang disabilitas peserta pelatihan Batik Sri, bahkan ada yang sudah bisa mandiri. Hal itu tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Sri.

"Sering juga saya bawa mereka ke pameran-pameran, biar tahu dan jadi salah satu program pelatihan juga," ujar Sri.

Baca Juga: Gak Nyangka, Bekasi Ternyata Punya Batik Loh!

2. Pelatihan ke kaum normal juga diberikan

Batik Sri dan Kepercayaan Terhadap Potensi DisabilitasProduk Batik Sri yang merupakan asli Bekasi (Istimewa / Dokumen Pribadi)

Sri sebenarnya tak cuma memberikan pelatihan kepada para penyandang disabilitas. Orang-orang yang normal juga sering menerima pelatihan terkait batik.

Beberapa kali, Sri menerima peserta pelatihan dari sekolah hingga pesantren. Semua dilakukannya demi melestarikan kebudayaan serta memupuk jiwa kewirausahaan.

"Ada beberapa yang ikut pelatihan juga. Kemarin baru saja ada santri dari pesantren di Bogor yang ikut pelatihan di sini," kata Sri.

3. Batik Sri memang usung misi mulia

Batik Sri dan Kepercayaan Terhadap Potensi DisabilitasPola Batik Sri yang merupakan batik asli asal Bekasi (Istimewa / Dokumen Pribadi)

Batik Sri sejatinya sudah memiliki misi mulia. Sri ingin mengangkat Bekasi lewat batik yang diproduksinya.

Jalan panjang harus dilalui Sri. Riset dilakukannya demi menggali identitas Bekasi yang sesungguhnya. Hingga akhirnya, dia menemukan keterikatan antara Bekasi dengan Kerajaan Tarumanegara.

Simbol hingga ikon dari Bekasi, pada akhirnya dituangkan dalam kain batik produksi Batik Sri.

"Saya asal Solo, berpikir kan setiap daerah punya batik. Akhirnya, saya riset juga. Kebetulan, saya aktif di organisasi dan merupakan penggagas batik Bekasi. Ketika itu ada diskusi juga dengan budayawan. Bekasi juga kan ada sejarahnya dari Kerajaan Tarumanegara. Makanya dicari pola yang khas Bekasi," ujar Sri.

Baca Juga: Zie Batik: Antara Bisnis, Budaya, dan Lestari Alam

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya