Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bis transjakarta (flickr.com/1per3)

Intinya sih...

  • TransJakarta adalah sistem BRT pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan jalur terpanjang di dunia, yakni 208 km.
  • Pada 2012, tarif TransJakarta naik dari Rp2.000 menjadi Rp3.500 dan beralih ke pembayaran kartu elektronik.

TransJakarta sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta. Setiap harinya, ribuan hingga jutaan penumpang memanfaatkan layanan ini untuk berangkat kerja, sekolah, atau sekadar beraktivitas di sekitar kota.

Kini TransJakarta tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah armada, tetapi juga berupaya menghadirkan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang. Dengan berbagai rute yang terus berkembang, masyarakat kini memiliki akses lebih mudah ke berbagai area di Jakarta.

Dibawah ini sudah IDN Times rangkum sejarah dan perjalanan TransJakarta yang telah melayani penumpang selama 20 tahun, dari awal mula gagasan hingga perkembangannya yang pesat. Simak yuk,  delapan fakta menarik TransJakarta!

1. Resmi menjadi transportasi publik sejak Februari 2004

ilustrasi Transjakarta berhenti di halte (commons.wikimedia.org/Mualif_Hambya)

TransJakarta merupakan sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan jalur lintasan terpanjang di dunia, yakni 208 kilometer (km).

Melansir laman utama TransJakarta, sistem BRT ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio di Bogota, Kolombia. Terhitung sejak 1 Februari 2004, TransJakarta resmi menjadi transportasi publik.

TransJakarta diluncurkan dengan dukungan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso. Dia berharap layanan tersebut dapat mengurai kemacetan di area pusat pemerintahan.

Saat ini, TransJakarta sudah memiliki 14 koridor yang beroperasi. Koridor-koridor ini beroperasi untuk melayani semua halte bus yang tersedia.

2. Harga awal dipatok Rp2 ribu saja

(IDN Times/Rochmanudin)

Pada awalnya, tarif TransJakarta hanya dipatok Rp2.000 saja per penumpang. Namun, pada 2012, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk menaikkan tarif menjadi Rp3.500. Hingga sekarang, harga ini masih tetap berlaku tanpa ada perubahan.

Sejak 2013, sistem tiket di halte TransJakarta beralih menggunakan kartu elektronik sebagai pengganti uang tunai. Penerapan ini dilakukan secara bertahap, dan akhirnya pada 22 Februari 2015, pembayaran dengan kartu elektronik resmi diterapkan di semua koridor TransJakarta.

Pelanggan TransJakarta dapat menggunakan berbagai jenis kartu uang elektronik, seperti Brizzi, Flazz, E-Money, Tapcash, JakCard, serta aplikasi seperti MRT-J, AstraPay, dan i.Saku.

3. Logonya pernah burung elang dan berwarna merah

logo TransJakarta awal dengan maskot burung elang, 2012, dan kini (dok. Transjakarta.co.id)

Awal logo Transakarta ialah maskot burung elang membawa salak. Kalau yang masyarakat tahu sekarang logo dan warna Transjakarta biru. Namun sebelumnya Transjakarta memiliki logo berwarna merah dengan hint orange.

Pada 15 Juni 2012, Badan Layanan Umum Transjakarta meresmikan logo TransJakarta yang berwarna merah. Logo ini terdapat huruf T dan J yang menyatu, melambangkan sistem operasional yang integrasi.

Huruf T yang tak terputus juga mengandung arti layanan TransJakarta yang dapat menjangkau seluruh wilayah Jakarta. Sedangkan warna merah dalam kotak mewakili koridor pertama TransJakarta yang mengawali jaringan bus berlajur khusus pertama di Indonesia.

Namun pada November 2014, PT Transjakarta meluncurkan logo baru untuk layanan bus TransJakarta yang dengan logo ikoniknya berwarna biru. Logo baru bus TransJakarta ini merupakan logo pemenang sayembara yang diselenggarakan oleh PT Transportasi Jakarta. Logo tersebut merupakan karya Fakhri Azmi, pemenang lomba desain logo TransJakarta yang diikuti 2.250 peserta.

4. Punya armada berwarna pink, dihadiahkan untuk perempuan saat Hari Kartini

Potret Transjakarta (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Pada 2016, PT Transjakarta resmi mengoperasikan bus khusus perempuan yang berwarna pink atau merah muda dalam rangka memperingati Hari Kartini. Bus Transjakarta pink ini pertama diresmikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yang akrab dipanggil Ahok pada 21 April 2016.

Armada ini beroperasi pertama kali melayani koridor 1, jurusan Blok M-Kota. Pada Februari 2023, PT TransJakarta menambah 20 armada bus pink khusus penumpang perempuan.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Apriastini Bakti Bugiansri mengatakan, penambahan bus pink ini bertujuan mencegah aksi pelecehan seksual serta penumpang perempuan dapat menikmati layanan Transjakarta dengan perasaan aman dan nyaman.

5. Penumpang TransJakarta capai 1,3 juta per hari dengan armada bus lebih dari 4.000 unit

ilustrasi halte transjakarta yang ramai (unsplash.com/Riffat Muntaz)

Direktur Utama Transjakarta, Welfizon Yuza, pada acara Hari Pelanggan Nasional 2024 (18/9/2024) mengatakan, jumlah pengguna Transjakarta sudah mencapai 1,3 juta per hari di 2024. Jumlahnya naik dari 2023 lalu, di mana rata-rata pengguna Transjakarta sebanyak 1,1 juta per hari.

Tak hanya itu, jumlah pengguna Transjakarta terus meningkat, bahkan di luar hari libur. Peningkatan ini juga diiringi dengan jumlah armada bus yang bertambah setiap bulannya. Transjakarta kini sudah mengoperasikan sebanyak 4.370 armada bus.

6. Terintegrasi dengan KRL, MRT, LRT, hingga JakLingko

Potret petunjuk arah halte Transjakarta (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Integrasi antarmoda transportasi publik menjadi salah satu faktor kunci yang membuat masyarakat lebih tertarik untuk menggunakan transportasi umum saat berpergian.

Transjakarta kini telah terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lain di Jakarta, termasuk Kereta Rel Listrik (KRL), Mass Rapid Transit (MRT),  Light Rail Transit (LRT), dan JakLingko. Integrasi ini bertujuan untuk memudahkan mobilitas masyarakat dengan menyediakan konektivitas yang lebih baik antara berbagai jenis transportasi.

Penumpang Transjakarta dapat dengan mudah berpindah layanan KRL. Beberapa halte Transjakarta pun sudah terhubung langsung dengan stasiun MRT dan LRT. Tak ketinggalan, sudah banyak rute Transjakarta memiliki halte yang berdekatan dengan titik-titik JakLingko.

7. Kini tersedia layanan bus Transjakarta premium

ilustrasi transjakarta (unsplash.com/Emod)

Berbeda dengan bus Transjakarta biasa, bus Royaltrans merupakan layanan dari Transjakarta dengan tarif premium yang menawarkan kenyamanan lebih bagi penumpang. Bus berwarna ungu ini memiliki kapasitas hanya untuk 30 penumpang saja.

Fitur utamanya, seperti bus yang lebih nyaman dan luas, kursi kabin nyaman dengan reclining seat, terdapat USB port di setiap kursinya, bagasi luas, serta pelayanan lebih profesional demi pengalaman penumpang yang lebih baik.

Dengan fitur premium seperti di atas, harga yang ditawarkan pun berbeda dengan tarif Transjakarta pada umumnya. Bila biasanya tarif Transjakarta Rp3.500, tarif Royal Trans sebesar Rp20 ribu.

Royal Transjakarta ini melayani rute tertentu yang bisanya menghubungkan area strategi dan bisnis, hingga lebih cocok untuk perjalanan kerja.

Saat ini Royal Trans memiliki 12 rute, yaitu:

  • 1K Cibubur Junction - Blok M
  • 1T Cibubur - Balai Kota
  • 6P Cibubur - Kuningan
  • B13 Summarecon Bekasi - Blok M
  • B14 Bekasi Barat - Kuningan
  • D31 Cinere - Kuningan
  • D32 Cinere - Bundaran Senayan
  • S12 Terminal BSD - Fatmawati
  • S13 Summarecon Serpong - Tomang
  • S14 Summarecon Serpong - Lebak Bulus
  • S31 Bintaro - Fatmawati
  • T21 Taman Banjar Wijaya - Petamburan

8. Sudah miliki aplikasi sendiri

Ilustrasi Aplikasi Transjakarta/IDN Times Dini Suciatiningrum

Dulunya tak memiliki aplikasi, namun demi memudahkan pelanggan, Transjakarta kini telah meluncurkan aplikasi terbaru untuk mengetahui posisi bus secara real-time.

"Ini merupakan bentuk komitmen Transjakarta untuk lakukan transformasi digital. Pelanggan bisa mengetahui posisi bus ada di mana, kemudian akan terhubung juga beberapa halte," ujar Direktur Utama TransJakarta, Welfizon.

Dia menambahkan, aplikasi Transjakarta ini telah dikerjakan selama tiga bulan oleh tim internal TransJakarta. Tak ketinggalan sampai saat ini tingkat akurasi kedatangan bus atau validasi data sudah mencapai 95 persen. Tentunya, angka dipastikan akan terus ditingkatkan.

 

Penulis: Syifa Putri Naomi 

Editorial Team