Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pemukiman penduduk miskin. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Ilustrasi pemukiman penduduk miskin. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Intinya sih...

  • Penduduk miskin turun 0,10 persen.

  • Tingkat kemiskinan turun sejak 5 tahun terakhir.

  • Kemiskinan di perkotaan naik menjadi 6,73 persen.

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan. Pada Maret 2025, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 23,85 juta orang. Jumlah penduduk miskin turun hampir 200 ribu orang dibandingkan dengan kondisi pada September 2024, yang mencapai 24,06 juta orang.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, mengatakan persentase penduduk miskin terhadap total populasi nasional sebesar 8,47 persen, atau menurun 0,10 persen poin dibandingkan September 2024.

“Jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 23,85 juta orang, atau turun 0,21 juta orang dibandingkan kondisi September 2024. Dari sisi persentase, angka kemiskinan terhadap total populasi tercatat sebesar 8,47 persen, turun 0,10 persen poin dibandingkan September 2024,” kata Ateng dalam Konferensi Pers, Jumat (25/7/2025).

BPS sempat menunda rilis data kemiskinan pada 15 Juli lalu. Pada saat itu, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut data kemiskinan disampaikan pada 25 Juli.

1. Sejak sejak Maret 2023, angka kemiskinan mengalami penurunan

Ilustrasi warga miskin (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Dia pun mamaparkan secara historis, dalam lima tahun terakhir sejak 2020, tingkat kemiskinan menunjukkan tren penurunan.

"Pada September 2022 dibandingkan Maret 2022, angka kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 0,03 persen poin. Namun, sejak Maret 2023 hingga Maret 2025, kemiskinan terus mengalami penurunan secara bertahap,” ujar Ateng..

2. Tingkat kemiskinan turun sejak 5 tahun terakhir

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi turun. (IDN Times/Arief Rahmat)

Rincian angka kemiskinan dalam lima tahun terakhir:

  • September 2020: 27,55 juta orang

  • Maret 2021: turun tipis menjadi 27,54 juta orang

  • September 2021: menurun lagi menjadi 26,50 juta orang

  • Maret 2022: turun menjadi 26,16 juta orang

  • September 2022: naik kembali menjadi 26,36 juta orang

  • Maret 2023: turun menjadi 25,09 juta orang

  • Maret 2024: tercatat 25,22 juta orang

  • September 2024: kembali turun menjadi 24,06 juta orang

3. Kemiskinan di perkotaan naik menjadi 6,73 persen

Ilustrasi Balai Kota DKI Jakarta (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Lebih rinci, kemiskinan di perkotaan alami kenaikan dari 6,66 persen menjadi 6,73 persen karena jumlah setengah pengangguran di perkotaan pada Februari 2025 meningkat 0,46 juta jiwa dibandingkan Agustus 2024. Penyebab lainnya adalah kenaikan harga cabai rawit, minyak goreng dan bawang putih.

"Penduduk kota identik tergantung dengan harga pasar karena penduduk kota kan umumnya tidak memproduksi sendiri sehingga kenaikan harga akan terpengaruh dengan daya beli terutama RT kelompok bawah ataupun miskin atau rentan miskin," jelasnya.

Sementara itu, jumlah persentase penduduk miskin di pedesaan pada Maret 2025 menapai sebesar 11,03 persen, menurun dibandingkan September 2024 yang sebesar 11,34 persen. Hal ini ditopang kenaikan nilai tukar petani.

Editorial Team