Semua Rumah Dialiri Listrik pada 2025, PLN Butuh Dana Rp15,86 Triliun

Jakarta, IDN Times - Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi 100 persen di 2025. Dengan kata lain, tak ada lagi rumah tanpa listrik di tahun tersebut. Untuk merealisasikan itu, PT PLN (Persero) meminta penyertaan modal negara (PMN).
"PMN lisdes (listrik desa) tahun 2023 ada 2.146 desa yang akan terlistriki, dan di tahun 2024 ada 2.097 desa yang akan terlistriki. Di tahun 2025 hanya tinggal 635 desa, sehingga program dari Bapak Presiden Joko Widodo ini bisa segera terealisasi," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (20/9/2023).
1. Butuh biaya besar untuk sambung listrik di daerah 3T
Dia menjelaskan, untuk melistriki wilayah yang bukan daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) hanya mengeluarkan biaya penyambungan sekitar Rp1 juta sampai Rp2 juta per pelanggan.
Tapi, untuk daerah 3T membutuhkan tambahan berupa gardu induk, gardu distribusi, dan jaringan transmisi yang cukup panjang. Sementara, jumlah penduduk di daerah tersebut sangat sedikit dan tersebar, serta daerahnya terpencil.
Berdasarkan data historikal PLN, untuk menyambung listrik di daerah 3T di Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara sekitar Rp25,4 juta per pelanggan. Kemudian, Sumatra dan Kalimantan sekitar Rp37,3 juta per pelanggan. Terakhir, Jawa, Madura, Bali sekitar Rp15,4 juta per pelanggan.
"Nah, tentu saja kalau dihitung dari sudut pandang commercial feasibility (kelayakan komersial), ini secara komersial memang tidak layak. Tetapi ini adalah keputusan politik, di mana tidak ada satupun saudara-saudara kita yang sudah merdeka 70 tahunan, tetapi bagaimana mereka bisa juga menikmati kue pembangunan, yaitu menikmati terang," tuturnya.