Kisah Bisnis Daur Ulang dari Pelepah Daun Pinang Raup Omzet Rp400 Juta

Begini cerita Rengkuh Banyu Mahandaru merintis plepah.id

Jakarta, IDN Times -  Sadar akan buruknya dampak stirofoam bagi lingkungan, menjadi awal mula Rengkuh Banyu Mahandaru menemukan ide bisnis yang dijalaninya kini. Pria 33 tahun itu, tak pernah terpikirkan akan merintis bisnis yang bersinggungan isu ramah lingkungan.

"Saya dulu bukan penggerak lingkungan. Saya pekerja biasa yang bekerja jam 9 sampai 5 sore," ujar Rengkuh yang hadir dalam acara Kick Off 15th SATU Indonesia Awards 2024, Senin (4/3/2024).

Sebagai pekerja kantoran, setiap hari Rengkuh menjani keseharian, termasuk pesan makanan lewat layanan pesan-antar. "Setiap pesan makanan itu packaging-nya styrofoam semua," kenangnya.

Suatu hari saat diving di Wakatobi, Rengkuh menyaksikan lautan bertabur sampah, bukan ikan. Stirofoam adalah sampah terbanyak yang dilihatnya. Kesadaran Rengkuh pun tergerak tentang bagaimana sampah stirofoam mengotori laut kita. 

Tak hanya itu, sebuah ide bisnis pun tercetus untuk bisa sekaligus berkontribusi mengurangi pemakaian stirofoam sebagai bungkus makanan. Itulah cerita awal lahirnya plepah.id, bisnis rintisan yang kemudian membawa Rengkyu menjadi pemenang pada SATU Indonesia Awards 2023.

Baca Juga: Astra Buka Pendaftaran Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024

1. Menggerakan petani dan masyarakat

Kisah Bisnis Daur Ulang dari Pelepah Daun Pinang Raup Omzet Rp400 JutaFounder plepah.id, Rengkuh Banyu Mahandaru di acara Kick Off 15th SATU Indonesia Awards 2024, Senin (4/3/2024). (IDN Times/Shiva Clarancia)

Plepah.id yang merupakan bisnis kemasan makanan yang dibuat dari bahan pelepah daun pinang dengan teknologi sederhana. Rengkuh mendirikan usaha ini pada 2018 sebagai upaya menggantikan stirofoam sebagai kemasan makanan. Plepah.id membuka kesempatan untuk investor untuk berkolaborasi dan berinvestasi.

Merintis bisnis ini, Rengkuh menggandeng para petani dan ibu-ibu. Terdapat 100 kepala keluarga yang telah terlibat dalam produksi plepah.id ini. Rengkuh menyebut Plepah.id berhasil memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya baik untuk mengurangi sampah plastik maupun meningkatkan ekonomi masyarakat yang dilibatkannya.

Kolaborasi dengan petani, kata Rengkuh, bisa membantu meningkatkan taraf hidup petani pelepah pinang. "Para petani bisa dapat kisara Rp750 sampai Rp1,5 juta per bulan, di luar pendapatan sebagai petani," tutur Rengkuh. 

2. Omzet yang diraup

Plepah.id terus berkembang hingga menjadi bisnis yang berskala internasional. Permintaan terbesar kemasan pelepah daun pinang ini berasal dari luar negeri. Dalam sebulan, plepah.id bisa menghasilkan 120 ribu pieces untuk memenuhi permintaan pasar.

Dari penjualan tersebut, plepah.id pun bisa meraup omzet Rp200 juta hingga Rp300 juta untuk penjualan di dalam negeri. "Untuk ekspor bisa dua kali lipat, Rp400-Rp600 ribu," tambah Rengkuh.

Meski demikian, bukan berarti usaha yang dirintisnya ini tidak menghadapi tantangan. Dia mengatakan masyarakat Indonesia masih kurang teredukasi terkait keamanan dari kemasanan makanan yang terbuat dari pelepah pinang. Belum lagi, persaingan dengan kemasan plastik yang produksinya masih tinggi di pasaran.

Baca Juga: CEO Plepah: Publik Sadar Sampah tapi Belum Ada Solusi Fungsional

3. Menang SATU Indonesia Awards 2023

Rengkuh mengakui, menjadi pemenang SATU Indonesia Awards 2023 membuat nama plepah.id lebih dikenal. Namun ternyata, ini bukan kali pertama Rengkuh mengikuti SATU Indonesia Awards.

Pada 2018, plepah.id juga sempat berpartisipasi di ajang tersebut namun gagal meraih juara. Hal itu tidak membuat Rengkuh menyerah, kemudian terus mengembangkan diri hingga menjadi pemenang pada SATU Indonesia Awards 2023. 

Baca Juga: Kisah Rengkuh Bangun Startup Plepah karena Resah dengan Sampah

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya