Orang Terkaya ke-2 di Asia Bangun Pembangkit EBT Terbesar di Dunia

Luasnya lima kali wilayah Paris

Intinya Sih...

  • Gautam Adani membangun pembangkit listrik energi baru terbarukan di India
  • Proyek ini akan menjadi yang terbesar di dunia, dengan luas lebih dari 200 mil persegi atau lima kali Paris

Jakarta, IDN Times - Orang terkaya kedua di Asia, Gautam Adani membangun pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) melalui salah satu anak perusahaanya yang bergerak di energi hijau, Adani Green Energy Limited (AGEL). Pembangkit ini akan menjadi yang terbesar di dunia.

Proyek ini dibangun dengan mengubah hamparan gurun tandus di tepi barat India menjadi salah satu sumber energi bersih terpenting di bumi ini.

"Saya bahkan tidak menghitungnya lagi," kata Direktur Eksekutif AGEL, Sagar Adani, yang juga keponakan Gautam Adani, dikutip dari CNN Business, Sabtu (23/4/2024).

Baca Juga: Istri Orang Terkaya Asia, Nita Ambani Jadi Bos Media Raksasa di India

1. Bangun pembangkit EBT terbesar di dunia

Orang Terkaya ke-2 di Asia Bangun Pembangkit EBT Terbesar di Duniailustrasi energi terbarukan (Pixabay/Erich Westendarp)

AGEL saat ini sedang membangun pembangkit listrik tenaga surya dan angin yang luas di negara bagian Gujarat, India barat. Pembangkit ini ditargetkan selesai dalam waktu lima tahun.

Adapun biaya pembangunan pembangkit tersebut mencapai 20 miliar dolar AS atau setara Rp316 triliun. Setelah selesai pembangunan, lokasi yang diberi nama Khavda Renewable Energy Park ini akan menjadi taman energi terbarukan terbesar di dunia.

Diperkirakan pembangkit ini akan mampu menghasilkan listrik ramah lingkungan yang cukup untuk memberi daya pada 16 juta rumah di India.

Taman energi terbarukan ini sangat penting bagi India dalam upaya mengurangi polusi dan mencapai tujuan iklimnya. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat di negara dengan populasi terbesar di dunia dan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, di mana batu bara masih menyumbang 70 persen listrik yang dihasilkan India.

Baca Juga: Kejar Target EBT, PLN Indonesia Power Kerek Green Booster

2. Luas taman pembangkit EBT akan lima kali Paris

Orang Terkaya ke-2 di Asia Bangun Pembangkit EBT Terbesar di Duniailustrasi orang Perancis berkumpul di bawah menara Eiffel (pixabay.com/12019)

Lokasi pembangkit EBT ini terletak hanya 12 mil dari salah satu perbatasan paling berbahaya di dunia yang memisahkan India dan Pakistan. Taman ini nantinya akan memiliki luas lebih dari dari 200 mil persegi atau lima kali Paris, dan menjadi pembangkit listrik terbesar di dunia.

"Wilayah yang sangat luas, wilayah yang tidak terbebani, tidak ada satwa liar, tidak ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada tempat tinggal. Tidak ada alternatif penggunaan lahan tersebut yang lebih baik," ujar Sagar.

Bisnis EBT Adani Group ini sejalan dengan rencana pemerintah India yang tengah genjar mengembangkan sektor ini. Bahkan pemerintah India berencana untuk menginvestasikan 100 miliar dolar S dalam transisi energi selama dekade berikutnya, dengan 70 persen dari investasi tersebut ditujukan untuk EBT.

Perdana Menteri India, Narendra Modi berjanji sumber EBT, seperti tenaga surya dan angin akan memenuhi 50 persen kebutuhan energi India pada akhir dekade ini. Pada 2021 lalu, Modi berjanji India akan mencapai emisi nol bersih pada 2070, lebih lambat dibandingkan negara-negara maju.

Pemerintah India juga telah menetapkan target sebesar 500 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit listrik berbahan bakar nonfosil pada 2030.

Adapun AGEL, yang merupakan perusahaan energi terbarukan terbesar di negara tersebut, menargetkan menyediakan setidaknya 9 persen dari jumlah tersebut, dengan hampir 30 GW dihasilkan dari Khavda Renewable Energy Park.

3. India konsumen energi terbesar di dunia

Orang Terkaya ke-2 di Asia Bangun Pembangkit EBT Terbesar di Duniapotret bendera India (pexels.com/Lara Jameson)

Menurut data Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris, India adalah negara konsumen energi terbesar ketiga di dunia, meskipun penggunaan energi dan emisi per orangnya kurang dari setengah rata-rata dunia.

Hal tersebut bisa berubah dengan cepat dengan meningkatnya pendapatan, permintaan energi meningkat dua kali lipat sejak 000, dan 80 persen dari kebutuhan tersebut masih dipenuhi batu bara, minyak, dan biomassa padat. Selama tiga dekade mendatang, EEA menyebut, perekonomian yang berkembang pesat di India akan mengalami pertumbuhan permintaan energi terbesar dibandingkan negara mana pun di dunia.

Permintaan listrik di negara tersebut diperkirakan akan meroket di masa depan karena berbagai faktor, mulai dari peningkatan standar hidup hingga perubahan iklim. Hal terakhir ini telah memicu gelombang panas yang mematikan di seluruh India, sehingga kepemilikan AC akan mengalami lonjakan tajam di tahun-tahun mendatang.

IEA memprediksi, total permintaan listrik India dari AC perumahan pada 2050 diperkirakan akan melebihi total konsumsi energi di seluruh Afrika saat ini. Namun India tidak dapat mengandalkan bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhannya yang terus meningkat tanpa konsekuensi yang membahayakan bagi upaya mengatasi krisis iklim.

"Jika Anda membayangkan penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 800 GW, hal ini dengan sendirinya akan mematikan semua inisiatif energi berkelanjutan lainnya yang terjadi di seluruh dunia, dalam hal emisi karbon," tutur Sagar.

 

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya