Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siapa Penemu QR Code? Ini Profil dan Sejarah Perkembangannya

Ilustrasi QR Code atau Kode QR (unsplash.com/Heftiba)

Siapa yang sekarang selalu memakai pembayaran via QRIS saat berbelanja? Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebenarnya merupakan pembayaran digital dari Bank Indonesia yang berbasis QR Code atau Quick Response Code.

Pada dasarnya, QR Code adalah kode matriks dua dimensi yang bisa menyimpan berbagai informasi seperti teks, tautan, gambar, hingga angka. Kode ini bisa dibaca menggunakan kamera ponsel dan mengarahkan penggunanya ke informasi di dalamnya.

Sekarang QR Code memang sudah digunakan secara masif di seluruh dunia. Namun, tahukah kamu kalau teknologi QR Code sebenarnya sudah diciptakan lebih dari 30 tahun lalu? Lalu, sebenarnya siapa penemu QR Code dan seperti apa sejarah perkembangannya? Berikut penjelasan selengkapnya di bawah ini!

1. Siapa penemu QR Code?

Masahiro Hara, penemu QR Code atau Kode QR asal Jepang (denso-wave.com)

Quick Response Code atau QR Code ditemukan oleh Masahiro Hara, seorang insinyur asal Jepang. QR Code pertama kali diciptakan oleh Hara pada 1994, yakni ketika ia bekerja di DENSO Wave, perusahaan yang memproduksi produk identifikasi otomatis. Saat itu, Hara masih berusia cukup muda, yaitu 35 tahun.

Sebelum teknologi QR Code diciptakan, dunia sudah mengenal barcode atau kode batang yang bentuknya terdiri dari garis-garis vertikal dengan ketebalan dan jarak yang berbeda-beda. Umumnya, barcode digunakan untuk mengidentifikasi sebuah produk atau informasi lainnya secara otomatis.

Nah, QR Code adalah versi pengembangan dari barcode. Sebab barcode sifatnya terbatas, yaitu hanya bisa menyimpan sekitar 20 digit data. Sementara QR Code bisa menyimpan ribuan karakter.

2. Awal mula penemuan QR Code

DENSO Wave, perusahaan teknologi identifikasi khusus yang menciptakan QR Code (denso.com)

Dilansir situs resminya, DENSO Wave memang berfokus dalam pengembangan teknologi identifikasi otomatis. Pada 1980, sistem kode batang atau barcode memang sudah banyak digunakan di berbagai industri.

Lalu, pada 1990, terjadi peralihan dari produksi massal satu jenis produk ke produksi yang lebih fleksibel dan membutuhkan kontrol produksi yang lebih rinci. Alhasil, teknologi barcode harus dikembangkan.

Masahiro Hara mengatakan bahwa teknologi barcode harus dikembangkan untuk kebutuhan industri yang makin dinamis. Kapasitas penyimpanan data dari barcode pun harus ikut ditingkatkan.

Pada 1992, Hara terlibat dalam pengembangan barcode dan Optical Character Recognition (OCR). Ia diminta untuk mengembangkan teknologi barcode agar bisa membaca data secara lebih cepat.

Saat itu, barcode hanya mampu menyimpan 20 karakter alfabet. Sementara para pekerja harus memindai sekitar 1.000 barcode per hari, sehingga hal ini membuat pekerjaan mereka menjadi kurang efisien.

Masih melansir situs resmi DENSO Wave, Hara saat itu mengatakan bahwa ia bertekad menciptakan compact code yang bisa menyimpan lebih banyak informasi, termasuk karakter kanji dan kana dalam waktu yang lebih cepat.

3. Hanya dikembangkan oleh tiga orang

Ilustrasi detail dari sebuah QR Code (denso-wave.com)

Masahiro Hara pun memulai proyek pengembangan QR Code. Tim pengembangan teknologi ini dipimpin oleh Hara dan hanya dua orang anggotanya.

Saat itu, Hara dan tim ingin mengembangkan teknologi yang bisa membaca informasi secara dua dimensi, yaitu dari arah melintang dan membujur (2D). Mereka pun membuat pola deteksi posisi yang terletak di tiga sudut setiap kode tersebut dibuat (Kotak-kotak di tiap sudut persegi pada QR Code).

Namun, pengembangan pola tersebut sempat mengalami kendala karena sistem tidak bisa mengenali polanya secara akurat. Agar akurat, pola deteksi posisi tersebut harus memiliki bentuk yang unik.

Hara dan tim kemudian melakukan survei terhadap rasio area putih dan hitam pada gambar dan karakter yang dicetak di barang-barang seperti majalah, selebaran, karton, dan dokumen lainnya. Akhirnya, mereka mengidentifikasi bahwa rasio yang paling tepat adalah 1:1:3:1:1.

Pengembangan QR Code oleh Masahiro Hara dan tim memakan waktu kurang lebih satu setengah tahun. Hasilnya, QR Code bisa menyimpan sekitar 7.000 angka, 4.000 karakter alfanumerik, dan 1.800 karakter kanji. QR Code juga bisa membaca informasi 10 kali lebih cepat dari kode-kode lainnya, seperti barcode.

4. Mulai populer dan dipakai di seluruh dunia

Ilustrasi QR Code atau Kode QR (unsplash.com/Marielle)

Seiring waktu, QR Code makin populer dan digunakan di berbagai industri. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki QR Code. 

Pertama, QR Code tahan terhadap kotoran atau kerusakan. Hal ini penting bagi industri manufaktur yang rentan terhadap kotoran yang melekat pada produk. Walaupun kondisi QR Code kotor, biasanya masih bisa terbaca secara akurat dengan fitur error correction.

Kedua, QR Code lebih mudah dibaca. Kode ini bisa dipindai lewat berbagai sudut menggunakan HP atau alat khusus. 

Itulah penjelasan tentang siapa penemu QR Code dan bagaimana sejarah perkembangannya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogama WO
Yunisda DS
Yogama WO
EditorYogama WO
Follow Us