Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Slovakia (unsplash.com/Tomas)
Bendera Slovakia (unsplash.com/Tomas)

Intinya sih...

  • Presiden Peter Pellegrini bertemu dengan Presiden Donald Trump di sela-sela Sidang Umum PBB di New York.

  • Pellegrini menyampaikan bahwa meskipun Slovakia berkomitmen untuk diversifikasi energi, tidak bisa serta-merta meninggalkan ketergantungan minyak Rusia dalam waktu cepat.

  • Menteri Ekonomi Slovakia, Denisa Saková, menegaskan bahwa negara tersebut akan menolak tekanan dari AS sampai alternatif yang dapat diandalkan sudah tersedia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Slovakia memastikan tidak memiliki rencana untuk segera menghentikan pasokan minyak dari Rusia. Pernyataan ini disampaikan Presiden Slovakia, Peter Pellegrini, saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, di New York pada Selasa (23/9/2025).

Trump mendorong anggota Uni Eropa yang masih bergantung pada minyak Rusia, termasuk Slovakia dan Hungaria, untuk segera menghentikan impor guna memotong sumber dana perang Rusia dan memaksa Presiden Vladimir Putin memasuki pembicaraan damai.

1. Pertemuan Pellegrini dan Trump di New York

Presiden Peter Pellegrini bertemu dengan Presiden Donald Trump di sela-sela Sidang Umum PBB di New York. Dalam pertemuan tersebut, Pellegrini menyampaikan bahwa meskipun Slovakia berkomitmen untuk diversifikasi energi, tidak bisa serta-merta meninggalkan ketergantungan minyak Rusia dalam waktu cepat.

"Jika perubahan akan terjadi dalam beberapa tahun mendatang, kami menyebutnya diversifikasi. Slovakia membutuhkan tiga, empat, atau lima sumber energi yang berbeda. Kami tidak bisa mengganti ketergantungan pada Rusia dengan ketergantungan baru pada AS," ujarnya, dilansir Bloomberg.

Presiden Slovakia mengungkapkan bahwa kendala teknis dan infrastruktur menjadi alasan utama ketidakmampuan mengalihkan pasokan energi secara cepat. Pellegrini memperkirakan perlu waktu untuk membangun kapasitas dan rute pasokan alternatif yang memadai. Namun, dia menilai dialog dengan Trump berjalan konstruktif.

2. Sikap resmi Slovakia dan tantangannya

Menteri Ekonomi Slovakia, Denisa Saková, menegaskan bahwa negara tersebut akan menolak tekanan dari AS sampai alternatif yang dapat diandalkan sudah tersedia. Dia menjelaskan bahwa tanpa infrastruktur yang cukup untuk mengimpor dan mendistribusikan minyak dari jalur lain, tindakan cepat menghentikan impor minyak Rusia akan membahayakan industri dan perekonomian Slovakia.

Saková mengemukakan bahwa Slovakia bersedia mengakhiri kerja sama energi dengan Rusia jika kondisi sudah memungkinkan, tetapi setiap langkah harus dilakukan secara bertahap dan terencana.

“Kami tidak bisa mengambil komitmen jangka panjang tanpa infrastruktur yang tepat,” katanya, dilansir RBC-Ukraine.

3. Tekanan dari Trump dan respon negara Eropa lain

Presiden Trump secara tegas menyatakan kepada para pemimpin Eropa di sesi “Coalition of the Willing” bahwa mereka harus langsung menghentikan pembelian minyak Rusia yang dianggap mendanai perang di Ukraina.

“Mereka harus segera menghentikan semua pembelian energi dari Rusia, jika tidak kita semua membuang waktu,” kata Trump.

Namun, Hungaria dan Slovakia menjadi dua anggota yang paling keras menolak desakan tersebut karena keterbatasan infrastruktur dan kapasitas. Brussels pun mempertimbangkan langkah mengenakan tarif tambahan pada minyak Rusia yang masuk lewat pipeline Druzhba ke kedua negara tersebut guna meningkatkan biaya impor dan mempercepat pencarian alternatif.

Trump secara khusus menyatakan akan mencoba meyakinkan Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orbán, agar menghentikan impor minyak dari Rusia, meskipun yang bersangkutan menunjukkan sikap yang keras dan mengklaim ketergantungan pada energi Rusia adalah realita geografis yang tidak bisa diubah dengan cepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team