PM Slovakia Tuduh Inggris Bayar Influencer untuk Intervensi Pemilu

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Slovakia, Robert Fico, menuduh Inggris membayar influencer dan aktivis secara diam-diam untuk mengintervensi pemilihan umum (pemilu) di negaranya pada 2023.
“Terdapat sebuah aksi yang disengaja dari kekuatan asing, rekan kami di NATO yang sengaja mempengaruhi proses demokrasi internal Republik Slovakia pada 2023. Ini adalah fakta yang tidak dapat ditepis,” ungkapnya, dilansir The Slovak Spectator, Rabu (30/7/2025),
Masalah ini muncul ke permukaan setelah laman marker.sk memberitakan bahwa pemerintah Inggris sengaja menciptakan propaganda politik lewat YouTube untuk menghasut pemilih muda di Slovakia.
1. Sebut Inggris berikan Rp218,5 miliar ke agensi di Slovakia

Fico mengungkapkan bahwa Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Inggris sudah menandatangani kontrak dengan salah satu agensi yang nilainya mencapai 10 juta poundsterling (Rp218,5 miliar).
“Agensi tersebut merekrut influencer, aktivis politik di sejumlah negara di Eropa bagian tengah dan timur untuk mempengaruhi hasil pemilu di Slovakia dan negara Eropa lainnya,” terangnya, dilansir TASR.
Kampanye dari Inggris disebut bertujuan mendiskreditkan Partai Smer-SD yang dipimpin Fico dan menguntungkan Partai Progresif Slovakia (PS) dalam pemilu parlemen di Slovakia pada 2023.
2. Slovakia panggil Duta Besar Inggris atas kasus ini
Menanggapi kabar ini, Kemlu Slovakia akan memanggil Duta Besar Inggris di Bratislava, Nigel Baker, untuk meminta penjelasan lebih lanjut.
“Kami menginginkan penjelasan terkait detail dari kasus ini. Jika kami tidak menerima penjelasan yang cukup dari Inggris, kami akan kembali bertindak,” ungkapnya, dikutip dari TVP World.
Sementara itu, Slovakia berniat membawa kasus ini dalam Dewan Uni Eropa (UE). Keputusan ini untuk mengulas kembali hubungan antara UE dan Inggris serta menetapkan mekanisme aksi lanjutan.
3. Slovakia minta UE perbolehkan negaranya beli gas alam Rusia

Pekan lalu, Fico meminta UE untuk memperbolehkan negaranya melanjutkan pembelian gas alam dari Rusia hingga 2034. Sebagai gantinya, Slovakia tidak akan memveto sanksi UE terhadap Rusia.
“Solusi terbaik dalam situasi ini adalah memberikan pengecualian bagi Slovakia untuk melanjutkan kontrak dengan Gazprom yang berakhir pada 2034,” ujarnya, dikutip dari Euronews.
Hubungan Slovakia dan UE sempat memanas pada Juni lalu dalam KTT UE. Kala itu, Fico meminta kompensasi finansial kepada seluruh rumah tangga di Slovakia yang terdampak larangan pembelian gas Rusia.