Salah satu tim peneliti Unsoed Purwokerto saat menilik peternakan sapi di Sumba Barat, Sabtu (18/11/2023).(IDN Times/Alief Einstein).
Ia mengaku heran, apakah produksi daging sapi dari peternak lokal belum bisa mencukupi kebutuhan nasional. Apabila kurang, angka yang disajikan pun harus jelas, sehingga jangan sampai importasi sapi menjadi bancakan para oknum untuk meraup keuntungan pribadi.
"Jangan pula mengabaikan nasib peternak lokal kita. Bisa-bisa mereka malas menjadi peternak sapi, Indonesia menjadi pengimpor daging selamanya. Ini yang tidak kita inginkan," ujarnya.
Pemerintah tahun ini mencanangkan impor sapi bakalan sebanyak 676 ribu ekor, serta 320.352 metrik ton (MT) daging beku. Langkah ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk itu, rekomendasi impor ini dikebut.
Rencana impor diharapkan bisa menopang derasnya kebutuhan daging yang mengalami pertumbuhan tiap tahun. Untuk tahun ini saja, permintaan daging diperkirakan mencapai 720.375 MT, sedangkan produksi dalam negeri ditargetkan 422.649 ton.
"Artinya, masih ada kekurangan alias defisit hampir 300 ribu ton. Untuk menutup kekurangan itu, pemerintah melakukan impor agar persediaan dan harga daging bisa tetap terjangkau," ucapnya.
Dia pun meminta penentuan impor harus tepat angka serta waktunya. Selain itu, jangan sampai mengorbankan peternak sapi lokal yang barus saja sembuh dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).