Krisis Pangan, Mari Elka: Kita Harus Refleksi Jangka Panjang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Krisis pangan global sekarang menjadi salah satu permasalahan utama dunia, di saat eskalasi politik pun terus berkembang dan dunia sedang perlahan bangkit dari pandemik COVID-19.
Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mari Elka Pangestu mengingatkan bahwa dunia harus berkaca pada krisis sebelumnya, untuk menghadapi krisis saat ini.
Baca Juga: Peran Indonesia di G20 dan ASEAN Atasi Krisis Pangan Global
1. Banyak PR yang harus diselesaikan
Mari Elka menyebutkan banyak sekali pekerjaan rumah (PR) bagi negara-negara untuk bersama-sama keluar dari krisis pangan dunia ini. Salah satu platform yang dapat membantu menyelesaikan masalah ini adalah G20 dan ASEAN.
“Negara-negara G20 dan ASEAN bisa menjaga arus perdagangan dunia. Lalu suplai produksi juga. Negara-negara di dunia ini perlu untuk meningkatkan produktivitas,” kata Mari Elka dalam diskusi ISEAS dan Yusof Ishak Institute, Jumat (26/8/2022).
Menurut Mari Elka, puluhan negara saat ini memperoleh imbas dari krisis pangan global, terutama negara-negara berkembang.
Baca Juga: Krisis Pangan Dunia, Jokowi Sebut 800 Juta Orang Terancam Kelaparan
2. Perubahan iklim jadi isu yang jangan sampai dilupakan
Editor’s picks
Selain itu, perubahan iklim juga harus jadi perhatian dan tidak boleh dikesampingkan. Sebab, kedua isu ini saling berkesinambungan.
“Kita harus refleksi untuk jangka panjang. Saat ini, 22 persen produktivitas makanan di Afrika itu terpengaruh oleh perubahan iklim,” ucap mantan menteri keuangan RI ini.
Menurut dia, dunia juga harus belajar dari krisis-krisis sebelumnya. “Saya pikir, ini terkait dengan komitmen dunia bagaimana bisa menyelesaikan masalah ini,” tegas dia lagi.
Baca Juga: Krisis Pangan Dunia, Luhut Minta BMKG Bantu Bangun Food Estate Modern
3. Peran Indonesia di presidensi G20
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo mengatakan, salah satu peran Indonesia yang saat ini memegang presidensi G20 adalah mengajak dan mengimbau semua negara untuk bergerak mengatasi krisis pangan global ini.
“Salah satu pandangan utama Indonesia di G20 adalahg krisis pangan dunia. Indonesia mengajak semua negara, tak hanya anggota G20 untuk bergerak mengatasi ini,” kata Tomi, sapaan akrabnya.
Tomi menambahkan, pandemik yang belum selesai lalu adanya krisis pangan tentu berlanjut mempengaruhi usaha dunia untuk bangkit lagi.