McDonald's Bakal PHK Massal di AS, Rencana Diumumkan Hari Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perusahaan makanan cepat saji McDonald’s dikabarkan menutup sementara kantornya di Amerika Serikat (AS).
McDonald’s juga dikabarkan akan mengumumkan pemutusan hubungan kerja sejumlah karyawannya.
Dilansir dari CNBC, Senin (3/4/2023), McDonald’s meminta para karyawannya yang berada di AS untuk bekerja dari rumah per hari ini hingga Rabu, 5 April 2023 besok.
Baca Juga: Disney PHK 7 Ribu Karyawan Mulai Pekan Ini!
1. Tak dirinci berapa karyawan yang akan kena PHK
Meski demikian, McDonalds tak merinci berapa karyawannya yang terpaksa harus mendapat PHK ini.
“Kami akan mengkomunikasikan keputusan penting terkait peran dan tingkat kepegawaian di seluruh organisasi,” sebut pernyataan perusahaan yang berbasis di Chicago tersebut.
McDonald’s juga meminta karyawannya untuk membatalkan semua pertemuan langsung dengan vendor atau pihak lain di luar kantor pusat.
Baca Juga: Badai Belum Berlalu, Yahoo PHK hingga 20 Persen Karyawan
2. Diperkirakan akan diumumkan hari ini
Sejumlah sumber meyakini bahwa McDonald’s akan mengumumkan PHK pada hari ini, waktu setempat. Namun, belum diketahui pukul berapa pengumuman ini keluar.
Pada Januari 2023, McDonald’s memang pernah menyatakan bahwa mereka bakal meninjau soal kepegawaian perusahaan sebagai bagian dari strategi bisnis yang diperbaharui.
Baca Juga: Inilah 5 Tips Membuat Kentang Goreng ala McD yang Enak dan Anti Gagal
3. McDonald’s di Kazakhstan tutup karena kurang bahan baku
Sementara itu, pemerintah Kazakhstan menutup gerai McDonald's untuk sementara di negaranya pada November 2022. Keputusan ini berkaitan dengan putusnya pasokan bahan baku untuk perusahaan fast food tersebut menyusul sanksi AS kepada Rusia.
Pada Mei 2022 lalu, McDonald's juga telah menutup seluruh cabangnya di Rusia setelah menginvasi Ukraina.
Menurut CEO McDonald's, Chris Kempczinski, tindakan ini berkaitan dengan krisis kemanusiaan yang menimpa warga sipil tak bersalah di Ukraina.