Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sri Mulyani Ungkap Syarat RI Capai Pertumbuhan 5,8 Persen pada 2026

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)
Intinya sih...
  • Investasi harus tumbuh hampir tiga kali lipat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,8 persen di 2026.
  • Konsumsi rumah tangga perlu tetap kuat dengan pertumbuhan target hingga 5,5 persen pada tahun 2026.
  • Ekspor dan sektor produktif seperti manufaktur dan pertanian menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 hingga 5,8 persen pada 2026. Namun, untuk mencapai target tersebut, Sri Mulyani menyebut pemerintah perlu bekerja ekstra keras, khususnya dalam mendorong konsumsi rumah tangga dan investasi.

“PR untuk masing-masing komponen kontributor growth harus makin tinggi lagi,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (3/7/2025) malam.

1. Investasi harus tumbuh hampir tiga kali lipat

ilustrasi investasi (unsplash.com/MichelleHenderson)

Sri Mulyani menyoroti kinerja pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang baru tumbuh 2,1 persen pada kuartal I-2025. Sementara itu, untuk mendorong ekonomi tumbuh ke level 5,8 persen, PMTB harus mampu tumbuh mendekati 6 persen.

“Ini berarti kalau triwulan 1 baru 2 persen harus naik 3 kali lipat untuk bisa mencapai 5,8 persen,” kata dia.

Pemerintah akan terus mendorong investasi melalui deregulasi, insentif fiskal, dan peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Namun, Sri Mulyani mengingatkan agar Danantara bisa berperan dengan baik.

“Kalau investasi Danantara mampu menge-attract private, maka Danantara bisa menjadi katalis,” ujarnya.

2. Konsumsi rumah tangga harus tetap kuat

Ilustrasi pasar.(pexels.com/NIC LAW)

Komponen konsumsi rumah tangga, yang turut menjadi penyambung produk domestik bruto (PDB), juga harus dijaga agar tetap kuat. Targetnya, konsumsi masyarakat bisa tumbuh hingga 5,5 persen pada 2026.

Menurut Sri Mulyani, pemerintah tidak bisa mengandalkan bantuan sosial (bansos) semata. Daya beli masyarakat harus diperkuat lewat penciptaan lapangan kerja dan upah yang layak.

“Itu yang akan bisa menopang konsumsi rumah tangga yang bisa tumbuh di 5,5 persen,” ucapnya.

3. Ekspor dan sektor produktif jadi penopang

Ilustrasi ekspor (Foto: IDN Times)

Untuk menopang pertumbuhan, ekspor juga dipatok tumbuh sekitar 6 hingga 7 persen, terutama di tengah ketidakpastian global akibat tarif perdagangan dan geopolitik. Pemerintah akan terus menjaga daya saing sektor ekspor, terutama manufaktur dan pertanian.

"Manufaktur harus tumbuh di 5,3 persen, perdagangan tumbuh di 5,7 persen, konstruksi juga tumbuh 5,4 persen," sebutnya.

Dia menambahkan, kebijakan prioritas Presiden Prabowo Subianto seperti makan bergizi gratis, pembangunan sekolah rakyat, dan injeksi dana ke Bulog akan membantu mendorong pertumbuhan dari sisi belanja pemerintah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us