Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Strategi Nielsen Bagi Peritel Agar Tetap Bisa Bertahan Kala Pandemik

(Ilustrasi supermarket, ritel) IDN Times/Galih Persiana

Jakarta, IDN Times - Pola perilaku konsumen di bulan Ramadan dan Idulfitri pada tahun ini mengalami perubahan. Hal itu terlihat sejak pertengahan April ketika Indonesia memasuki tahap pembatasan pergerakan manusia di masa pandemik COVID-19. Ketika itu kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah mulai dijalankan. 

Berdasarkan riset Nielsen, terjadi penurunan konsumsi saat Lebaran. Namun, Nielsen menilai pelaku industri harus menciptakan kembali suasana perayaan besar dengan cara yang berbeda. 

Bagaimana cara untuk tetap meningkatkan konsumsi di tengah masa pandemik COVID-19?

1. Perubahan tradisi cara merayakan Ramadan mengubah pola konsumsi fast moving consumer goods

IDN Times/Galih Persiana

Pandemik COVID-19 mengubah beberapa tradisi yang selama ini dilakukan oleh warga Indonesia selama Ramadan dan Idulfitri. Sebelum ada pandemik COVID-19, warga masih kerap melakukan buka puasa bersama, memberikan paket sembako dan mengirimkan bingkisan kepada kerabat serta relasi bisnis. 

Ada pula tradisi mudik, liburan ke luar kota dan berkumpul dengan kerabat di rumah. Bahkan, ketika hari Lebaran tiba, tak sedikit warga yang menggelar acara open house. 

Namun, selama pandemik COVID-19, tradisi itu berubah. Hal itu berdampak kepada produk-produk yang masuk dalam kategori festive seperti sirup, margarin, dan minuman ringan bersoda hanya mencapai 20 persen. Bandingkan, pada periode serupa di tahun 2019, pertumbuhan produk itu bisa mencapai 300 persen. 

Pertumbuhan produk yang sifatnya festive itu bahkan di bawah konsumsi produk seperti sabun cuci tangan cair yang menembus angka di atas 100 persen. Perubahan lain yang terlihat yakni peritel modern di kota-kota kecil harus bergantung pada penduduk setempat.

Sebab, pemerintah sudah resmi melarang warga untuk mudik. Akibatnya, warga yang berbelanja menurun. 

2. Peritel modern di kota kecil akan bergantung kepada penduduk setempat

Ilustrasi supermarket dalam mal Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Perubahan lain yang signifikan dan terasa yakni peritel modern yang berada di kota kecil akan bergantung kepada penduduk setempat. Hal itu karena warga yang berbelanja akan menurun lantaran jumlah mereka yang mudik berkurang drastis. Pada (21/4) lalu, pemerintah resmi melarang warga mudik ke kampung halaman. 

"Penjualan di toko-toko modern akan menurun bila dibandingkan tahun 2018 dan 2019 karena tahun ini tidak ada pemudik dari kota-kota besar yang mampir berbelanja," ujar Managing Director Nielsen Connect Indonesia, Indrasena Patmawidjaja (Dede) melalui keterangan tertulis pada Jumat (15/5). 

3. Peluang yang bisa dimanfaatkan peritel untuk mempertahankan bisnisnya

IDN Times/Indiana Malia

Meski perubahan-perubahan tersebut menjadi tantangan bagi pemilik merek dan peritel, namun sejatinya ini dapat membuka peluang baru bagi pelaku usaha pritel. Dede mengatakan ada tiga hal yang harus dilihat sebagai peluang oleh para pemilik merek dan peritel.

Pertama, masa sekarang ini adalah waktu yang baik untuk terus mendekatkan diri dengan konsumen. Caranya, dengan menciptakan suasana yang positif dan gembira perayaan Idul Fitri melalui iklan di TV.

"Ingatkan konsumen bahwa meskipun berlebaran di rumah dan hanya berkomunikasi dengan keluarga melalui media online, penampilan yang baik dan rapi tetap penting. Kemudian siapkan platform online untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan pelayanan yang cepat," ujarnya.

Kedua, bangun kepercayaan konsumen, dia mengatakan peritel harus memperlihatkan empati dalam masa sulit ini. Buatlah paket-paket barang dengan harga terjangkau yang dilengkapi dengan layanan pengiriman dan penjemputan untuk memudahkan konsumen.

Peritel juga bisa membuat paket bingkisan Ramadan yang isinya tidak hanya produk dari kategori makanan dan minuman, tetapi juga produk-produk dari kategori kecantikan dan perawatan diri atau kategori yang terkait dengan COVID-19

Yang tak kalah penting peritel juga harus meningkatkan kreativitas. Pemilik merek dan peritel dapat mendukung tradisi saling berbagi dengan memastikan ketersediaan stok barang dan menyediakan jasa pengepakan.

"Produsen FMCG khususnya untuk kategori makanan dan minuman bisa mengajak konsumen berlomba menunjukkan kreativitas mereka dengan mengadakan lomba masak virtual, atau perusahaan telekomunikasi menyediakan paket khusus bagi keluarga yang akan bersilaturahmi secara online di hari raya Idulfitri," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Auriga Agustina
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us