Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Swasta Bakal Dapat Jatah Lebih Gede di Proyek Pembangkit Listrik

Pembangkit listrik apung Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1. (Dok. PLN)
Pembangkit listrik apung Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1. (Dok. PLN)
Intinya sih...
  • Pemerintah rencanakan tambah kapasitas pembangkit listrik 71 GW dalam RUPTL 2025-2034.
  • 60% dari tambahan kapasitas akan dikerjakan oleh Independent Power Producers (IPP).
  • Konsumsi listrik per kapita Indonesia perlu ditingkatkan menjadi 6 ribu hingga 6.500 kWh untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah berencana menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 71 gigawatt (GW) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.

"Ini yang kita lakukan dan sesuai dengan apa yang kami rencanakan sekarang RUPTL ke depan kita akan susun menambah 71 GW atau 71 ribu megawatt (MW)," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia dikutip, Selasa (21/1/2025).

1. Pemerintah berikan porsi lebih besar kepada swasta

Petugas saat melakukan pemeriksaan panel surya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tanjung Uma, Kota Batam (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)
Petugas saat melakukan pemeriksaan panel surya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tanjung Uma, Kota Batam (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Pemerintah akan memberikan porsi besar kepada pihak swasta dalam pengembangan pembangkit listrik baru. Dari total tambahan kapasitas sebesar 71 GW, sekitar 60 persen akan dikerjakan oleh Independent Power Producers (IPP).

"Sesuai arahan Bapak Presiden (Prabowo Subianto), kami mendorong pembangkit baru yang dikembangkan akan diberikan porsi yang besar kepada swasta," ujar Bahlil.

Namun, pemerintah hanya akan menyerahkan pengembangan pembangkit listrik baru kepada pihak swasta yang kredibel dan sejalan dengan kebijakan pemerintah.

"Tapi swasta yang kredibel, swasta yang sejalan dengan pemerintah, bukan swasta yang membuat gerakan tambahan di luar apa yang dilakukan oleh pemerintah," paparnya.

2. Pemerintah mau dorong konsumsi listrik per kapita

ilustrasi mengisi meteran listrik (dok. PLN)
ilustrasi mengisi meteran listrik (dok. PLN)

Bahlil menyatakan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen sesuai keingin Prabowo, konsumsi listrik per kapita Indonesia perlu ditingkatkan menjadi 6 ribu hingga 6.500 kilowatt-hour (kWh).

Sementara itu, saat ini konsumsi listrik per kapita Indonesia berada pada kisaran 4.500 hingga 5 ribu kWh, yang hanya mendukung pertumbuhan ekonomi sekitar 6 hingga 7 persen.

"Nah untuk bisa pertumbuhan ekonomi kita 8 persen maka kita dorong menjadi 6.000 sampai 6.500 kWh per kapita," katanya.

3. Transmisi sepanjang 48 km sirkuit akan dibangun

Srikandi PLN bekerja sebagai Junior Teknisi Pemeliharaan Gardu Induk di PLN Unit Layanan Transmisi (UIT) dan Gardu Induk Kudus Unit Pelaksana Transmisi Semarang, Luffiah Oprisa turut dalam penanganan banjir di wilayah Kudus dan Demak. (dok. PLN)
Srikandi PLN bekerja sebagai Junior Teknisi Pemeliharaan Gardu Induk di PLN Unit Layanan Transmisi (UIT) dan Gardu Induk Kudus Unit Pelaksana Transmisi Semarang, Luffiah Oprisa turut dalam penanganan banjir di wilayah Kudus dan Demak. (dok. PLN)

Mantan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu mengungkapkan pemerintah berencana membangun jaringan transmisi listrik sepanjang 48 kilometer sirkuit (kms), yang setara dengan 8 ribu km dalam garis lurus.

Langkah tersebut bertujuan mengatasi kendala infrastruktur yang ada, di mana jaringan transmisi belum dirancang untuk menghubungkan lokasi-lokasi potensial pengembangan EBT.

"Karena itu kita mendorong untuk membangun jaringan ke depan kurang lebih sekitar 8 ribu kilometer," tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us