ESDM Diminta Ubah Target Bauran Energi Terbarukan

Jakarta, IDN Times - Penasihat Presiden Urusan Energi, Purnomo Yusgiantoro meminta kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengubah target bauran energi baru terbarukan (EBT).
Target bauran EBT yang saat ini berlaku merupakan aturan lama yang dibuat pada 2007. Di mana pemerintah ditargetkan bisa mencapai bauran EBT 23 persen pada 2025. Purnomo menjelaskan, aturan itu dibuat saat dirinya masih menjabat sebagai Menteri ESDM.
"Sejak 2007 sampai sekarang, tidak pernah diubah itu keppresnya," ujar Purnomo dalam acara Semangat Awal Tahun (SAT) 2025 by IDN Times, di IDN HQ, Jakarta (15/1/2025).
Purnomo menjelaskan, capaian bauran EBT saat ini saja baru 14 persen. Masih terpaut cukup jauh dari target.
"Jadi waktu kita desain EBT 23 persen, sekarang cuma 14 persen," sambung dia.
Ia mengatakan, target bauran EBT harus mengikuti perkembangan zaman. Tentu target pada 2007 lalu harus diperbaharui menyesuaikan kondisi terbaru saat ini.
"Jadi satu pesannya jangan meninggalkan sejarah, karena jas merah itu tantangannya ada di zamannya, kalau melihat ke belakang kok kayak begini padahal kan tantangannya beda waktu itu," ungkap Purnomo.
"Mohon maaf tolong ESDM harus merevisi karena yang tahun 2007 itu kan harus di-adjust terus, karena dulu keadaan dan tantangannya berbeda. Dulu masih ada di krisis kita, 10 tahun kita krisis," sambungnya.
Purnomo menjelaskan, target bauran EBT 23 persen itu dibuat pada tahun 2007, dengan kondisi Indonesia mengalami krisis. Bahkan, saat itu pemerintah mendapat berbagai protes karena mengurangi jatah subsidi bahan bakar minyak (BBM). Wakt itu, ada tujuh produk BBM yang dapat subsidi, namun empat di antaranya dicabut dan mengikuti harga dunia.
"Tahun 2000-an waktu kita kena krisis pada waktu itu. Kita kena krisis kemudian tahun 2007 saya didemo sama anak-anak muda karena dari tujuh subsidi harga BBM, itu saya konversi menjadi subsidi langsung, subsidi harga itu lebih rendah dari market price. Jadi waktu itu ada tujuh produk BBM. Empat saya bebaskan avtur, avgas, fuel oil, dan disel oil," jelasnya.
Purnomo mengungkapkan, subsidi BBM untuk empat kategori itu dialihkan untuk memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat.
"Saya mengatakan begini kalau orang kaya Jangan dong memakai BBM subsidi, kasihan dong uangnya jadi saya itu saya tingkatkan dari tujuh produk, tempat itu market price. Tapi uang yang kita dapat tambahannya itu kita pakai untuk rakyat miskin melalui BLT," ungkap dia.
Adapun empat produk BBM yang saat itu masih dipertahankan subsidinya ialah bensin RON 88 yang sekarang jadi Pertalite dulu Premium; solar sekarang jadi B40, dan minyak tanah yang diganti jadi Elpiji.
Sebelumnya, dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan, capaian bauran EBT Indonesia saat ini baru 14,1 persen di 2024.
Eniya pun mengungkapkan mengaku sempat heran, mengapa pemerintah di 2007 lalu menetapkan target bauran EBT 23 persen di 2025. Oleh sebab itu, tak tertutup kemungkinan target tersebut diubah.
"Ini memang masih jauh dari target tadi 23 persen, terus kita balik tanya dulu menetapkan 23 persen hitungan mana sih? Kita pun bertanya begitu," imbuh dia.