Tambah Sanksi, AS Larang Impor Berlian hingga Vodka dari Rusia

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengumumkan larangan impor berlian, makanan laut dan vodka Rusia pada Jumat (12/3/2022). Langkah ini merupakan respons terbaru yang dikeluarkan AS terhadap Rusia yang telah melakukan invasi atas Ukraina.
AS, Uni Eropa (UE) dan sekutu lainnya juga berencana untuk mencabut status Rusia sebagai mitra dagang yang setara, membuka jalan bagi hukuman ekonomi yang lebih berat.
Akibat semua tekanan ini, nilai mata uang negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu telah anjlok, sementara banyak perusahaan global bergegas keluar dari negara itu.
Biden mengatakan langkah terbaru tersebut akan menjadi pukulan telak lainnya bagi ekonomi Rusia.
1. Mencabut status 'negara yang paling disukai'

Di bawah aturan internasional, sebuah negara yang memiliki status “negara yang paling disukai” atau “most favoured nation” akan mendapat hak istimewa perdagangan timbal balik. Misalnya, mendapatkan tarif atau pajak yang dikenakan di perbatasan, yang lebih rendah.
Most favored nation (MFN) adalah status yang diberikan oleh keanggotaan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dengan menghapus status itu dari Rusia maka ini akan membuat produk-produk utama yang dijualnya seperti bahan bakar mineral, pupuk, dan logam, memiliki tarif yang lebih tinggi.
Dikutip dari BBC pada Sabtu, Biden mengatakan dia mengoordinasikan rencana tersebut dengan Uni Eropa dan ekonomi maju lainnya, termasuk Kanada dan Jepang, yang masing-masing akan mengambil langkah serupa.
Di AS, Kongres, yang memiliki kewenangan untuk memungkinkan langkah tersebut berlaku, telah menyatakan mendukung langkah tersebut.
Di sisi lain, Uni Eropa mengatakan akan melarang impor produk besi dan baja utama Rusia dan melarang investasi energi baru di negara itu, sementara Inggris menjatuhkan sanksi pada ratusan politisi Rusia.
AS, UE, dan Inggris juga mengatakan mereka akan memangkas pengiriman barang-barang mewah ke Rusia.
2. Dampak sanksi Barat untuk Rusia

Selain itu, sekutu Barat mengatakan mereka berencana untuk menutup akses Rusia ke keuangan dari organisasi internasional seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
“Rusia tidak dapat terlalu melanggar hukum internasional dan berharap mendapat manfaat dari menjadi bagian dari tatanan ekonomi internasional,” kata G7, kelompok tujuh ekonomi maju termasuk Inggris, dalam sebuah pernyataan.
Gedung Putih mengatakan larangan AS atas impor utama Rusia itu akan mengurangi pendapatan negara itu lebih dari 1 miliar dolar AS. Sementara itu, larangan ekspor pada barang-barang mewah AS akan merugikan nilai perdagangan sekitar 550 juta dolar AS per tahun.
Namun, total itu hanya sebagian kecil dari nilai perdagangan AS dan Rusia pada 2019, yang sekitar 28 miliar dolar AS.
3. Sanksi tambahan

Biden sendiri telah menjanjikan tindakan lebih lanjut, termasuk memperketat sanksi terhadap oligarki dan keluarga mereka.
“Kami akan terus menekan Putin,” kata Biden. “Dia adalah agresor dan... harus bertanggung jawab.”
Para ekonom mengatakan sanksi yang diumumkan sebelumnya akan membuat Rusia terjerumus ke dalam resesi ekonomi yang parah tahun ini. Tetapi tidak diketahui apakah ancaman kekacauan ekonomi itu telah mengubah ambisi militer Putin.
“Tujuan kami tentu saja adalah untuk mengakhiri konflik ini,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada konferensi pers Kamis. “Dalam hal kapan itu akan terjadi, sayangnya saya tidak ada dalam pikiran Presiden Putin .... Kapan itu akan mengubah kalkulusnya, saya bisa tidak memberikan prediksi itu.”
Putin menyamakan sanksi Barat terhadap bank dan oligarki sebagai deklarasi perang. Rusia juga mengancam akan menasionalisasi pabrik atau pabrik produksi yang menangguhkan atau menghentikan operasinya di Rusia.