Target 100 Hari Menko AHY: Panen Peresmian Proyek

Intinya sih...
- Menko Bidang Infrastruktur & Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membidik sejumlah proyek yang akan diresmikan dalam waktu dekat
- AHY menyusun sejumlah proyek infrastruktur yang menunjang konektivitas, baik di sektor darat, laut, dan udara, termasuk perkeretaapian.
- Menko BUMN Erick Thohir mengatakan biaya logistik di Indonesia masih mahal sehingga membuat daya saing Indonesia tertekan.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membidik sejumlah proyek yang akan diresmikan dalam waktu dekat.
Langkah ini merupakan bagian target 100 hari kerjanya sebagai Menteri Koordinator dan beberapa proyek akan berada di sektor perhubungan, mengingat Kementerian Perhubungan berada di bawah koordinasi AHY. Hal tersebut diungkap usai AHY bertemu dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi.
"Kami juga membahas beberapa program 100 hari kerja, yang bisa dikatakan sebagai target jangka pendek," kata AHY di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (30/10/2024).
1. Disusun secara lebih detail sejumlah proyek yang akan direskikan
AHY sapaan akrabnya mengatakan sudah memiliki data ada sejumlah proyek infrastruktur yang menunjang konektivitas, baik di sektor darat, laut, dan udara, termasuk perkeretaapian. AHY bakal menyusun sejumlah proyek yang bisa diresmikan dalam waktu dekat.
"Kami sedang menyusun secara lebih detail lagi, sehingga mudah-mudahan dalam jangka pendek, dalam waktu dekat, ada sejumlah proyek yang bisa segera diresmikan, bahkan bisa segera dimanfaatkan, digunakan dengan baik oleh masyarakat di berbagai daerah," jelasnya.
"Misalnya ada yang sudah siap untuk diresmikan dan digunakan, terminal-terminal, kemudian stasiun-stasiun," tambanya.
2. Regulasi di sektor transportasi harus diperbaiki untuk beri manfaat yang lebih besar
Tak hanya proyek fisik, AHY juga menyebut akan mempermudah regulasi di sektor transportasi temasuk sisi keamanan dan kenyamanannya.
Ia pun tak menampik bahwa biaya logistik di Indonesia juga cukup besar dan sering menjadi tantangan. Alhasil, ia berencana untuk mengurangi presentase antara biaya logistik atau transportasi logistik bisa ditekan menjadi lebih baik, sehingga keuntungan atau manfaat ekonominya bisa lebih besar dirasakan oleh masyarakat dan daerah.
"Bukan hanya sifatnya visual ya, bukan hanya sifatnya fisik tetapi juga tidak kalah pentingnya adalah penataan, pembenahan-pembenahan regulasi-regulasi yang juga akan memudahkan dan membuat segala sesuatunya lebih produktif dan efisien," tuturnya.
3. Ongkos biaya logistik RI di level 14 persen
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan biaya logistik di Indonesia dinilai masih mahal sehingga membuat daya saing Indonesia tertekan. Oleh karena itu, peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai penting untuk ikut menekan biaya logistik.
"Sejauh ini Indonesia sudah mampu menekan biaya logistik hingga (menjadi) 13-14 persen, tapi itu masih tinggi dibanding negara-negara lain,” ujar Erick kepada wartawan usai bertemu Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Saat ini, porsi biaya logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 14 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan 2014 di mana porsinya mencapai 24 persen.