Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera uni eropa (unsplash.com/ALEXANDRE LALLEMAND)
bendera uni eropa (unsplash.com/ALEXANDRE LALLEMAND)

Intinya sih...

  • Perusahaan fesyen dan kosmetik Eropa hadapi tarif AS 15 persen

  • Aturan First Sale jadi solusi efisiensi biaya ekspor bagi perusahaan fesyen dan kosmetik Eropa

  • Persaingan memanas antara Eropa-AS, L'Oréal mengantisipasi dampak dengan menambah stok produk mewah dan kenaikan harga terbatas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah merek besar Eropa di bidang fesyen dan kosmetik, termasuk L'Oréal, melakukan manuver strategis menghadapi pemberlakuan tarif 15 persen atas produk impor Uni Eropa ke Amerika Serikat (AS).

Presiden Donald Trump dan Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen telah mengumumkan kesepakatan perdagangan. Namun, sejumlah produk kunci Eropa tetap menghadapi tekanan kenaikan biaya ekspor.

Kondisi ini mendorong berbagai perusahaan mencari celah hukum untuk mengurangi dampak ekonomi dari kebijakan tarif terbaru.

1. Aturan First Sale jadi solusi efisiensi biaya ekspor

ilustrasi biaya ekspor (freepik.com/freepik)

Setelah tarif diberlakukan, sejumlah perusahaan seperti L'Oréal, Golden Goose, Moncler, dan Ferragamo mengkaji potensi penggunaan aturan First Sale. Aturan bea cukai AS yang sudah puluhan tahun ini mengizinkan tarif dihitung berdasarkan nilai jual produk di tingkat pabrik, bukan harga ritel, sehingga potensi efisiensi biaya sangat signifikan.

“Ini adalah salah satu opsi yang kami pertimbangkan. Kami akan membuat keputusan ke depannya.” kata CEO L'Oréal, Nicolas Hieronimus, pada Selasa (29/7/2025).

Walau belum ada tenggat waktu khusus, langkah ini dinilai krusial untuk menjaga daya saing di pasar AS yang sensitif terhadap harga.

“Aturan ini memberikan keuntungan besar. Produksi kami hanya bernilai setengah dari harga impor pasar Amerika.” ujar Eksekutif dari Moncler, Luciano Santel.

Namun, Santel menekankan bahwa penerapan strategi ini membutuhkan kelengkapan dokumen dan pengawasan rantai pasok yang ketat.

2. Mekanisme dan tantangan implementasi First Sale

ilustrasi pwc (unsplash.com/Adriano)

Konsultan dari KPMG dan PwC mencatat lonjakan tiga kali lipat permintaan konsultasi dari perusahaan kosmetik dan fesyen Eropa yang ingin memahami strategi First Sale secara hukum dan administratif. Untuk memenuhi syarat, perusahaan wajib membuktikan adanya rangkaian transaksi bisnis, biasanya mulai dari pabrik ke perantara, lalu ke entitas di AS.

Praktik ini sering kali melibatkan anak perusahaan AS untuk melindungi kerahasiaan bisnis, menurut Francesco Pizzo, pengacara pajak PwC. Golden Goose menyebut tarif 15 persen hanya menaikkan harga ritel di AS sekitar 3 persen.

CEO Golden Goose, Silvio Campara, menyampaikan bahwa segmen pasar Amerika sangat vital, dengan kontribusi mencapai 35 persen dari total pendapatan perusahaan.

Mark Ludwig, kepala layanan bea cukai pada konsultan RSM New York, juga menjelaskan bahwa aturan First Sale sebenarnya sudah lama digunakan, namun kembali diminati setelah tarif melonjak. Founder ExportUSA, Lucio Miranda, meyakini tren ini akan merambah ke sektor industri lain.

3. Dampak dan tanggapan industri menjelang eksekusi tarif

ilustrasi negosiasi (freepik.com/pikisuperstar)

Persaingan Eropa-AS memanas menyusul implementasi tarif baru dan munculnya kekhawatiran kenaikan harga produk-produk konsumen dan mewah import Eropa di pasar Amerika. L'Oréal mengingatkan dalam presentasi kinerja semester pertama bahwa tarif 15 persen bukanlah kabar baik untuk industri kosmetik Eropa.

“Kami akan menghubungi seluruh pemimpin dan negosiator Eropa guna mencari kemungkinan celah dalam kebijakan tersebut karena pada akhirnya akan berbiaya tinggi,” ujar Hieronimus.

“Saya tetap kecewa dengan kesepakatan ini. Sisi positifnya adalah ada kejelasan sehingga kami bisa lebih mudah membuat perencanaan,” tambahnya, dikutip AFP.

Untuk mengantisipasi dampak tarif, L'Oréal memilih menambah stok produk mewah dan melakukan kenaikan harga terbatas pada beberapa lini barang.

Sementara itu, pada Kamis (31/7/2025), sejumlah pejabat Uni Eropa menegaskan masih ada klausul-klausul yang perlu dinegosiasikan lebih lanjut dan kemungkinan revisi kebijakan tarif tetap terbuka, menambah ketidakpastian bagi para pelaku industri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team