Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Industri Miras dan Wine Eropa Desak Penetapan Tarif Dagang 0 Persen

ilustrasi wine (unsplash.com/Klara Kulikova)
ilustrasi wine (unsplash.com/Klara Kulikova)
Intinya sih...
  • Ketidakpastian tarif dagang antara Uni Eropa dan AS mengancam prospek ekspor, dengan tarif anggur dan spirit belum ditetapkan.
  • Industri minuman beralkohol Eropa mendesak pengecualian tarif untuk sektor mereka, yang dapat memangkas pendapatan produsen hingga 30 persen.
  • Pejabat Eropa optimis bahwa sektor spirit akan dikecualikan dari tarif, potensial menyelamatkan perusahaan besar dan meningkatkan ekspor.

Jakarta, IDN Times - Produsen minuman anggur dan minuman keras (spirit) di Eropa menyampaikan kecemasan mereka atas ketidakpastian masa depan ekspor setelah diumumkannya kesepakatan dagang antara Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS). Mereka mendesak adanya tarif 0 persen secara spesifik bagi sektor mereka, menyusul keputusan resmi yang belum mencakup sektor minuman beralkohol.

Pada Minggu (27/7/2025), Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen menegaskan, kesepakatan tarif baru antara AS dan Uni Eropa belum memutuskan secara spesifik soal anggur dan spirit.

“Sebuah kesepakatan untuk sektor ini akan dibahas dalam beberapa pekan ke depan,” ujarnya dalam konferensi pers di Prestwick, Skotlandia.

1. Ketidakjelasan tarif menggantung prospek ekspor

Uni Eropa dan AS mencapai kesepakatan tarif 15 persen untuk sebagian besar produk Eropa yang masuk ke pasar Amerika, setengah dari ancaman tarif 30 persen yang sebelumnya diumumkan Presiden Trump. Namun, tarif untuk sektor anggur dan spirit belum ditetapkan.

“Belum ada keputusan untuk sektor minuman beralkohol. Hal ini menjadi perhatian utama eksportir dan pelaku industri di kedua wilayah,” ujar Ursula von der Leyen saat konferensi pers, dilansir BBC.

Imbas dari ketidakpastian tersebut, saham produsen spirit seperti Diageo, Pernod Ricard, dan Campari sempat menguat pada Senin pagi, sebelum akhirnya melemah seiring batalnya kepastian jaminan tarif nol persen. Industri minuman beralkohol Eropa tercatat mengekspor produk sekitar 9 miliar euro (Rp170,5 triliun) ke AS pada 2024, menjadikan Amerika pasar ekspor terbesar.

2. Industri desak Carve-out sektor khusus

Asosiasi industri dari Eropa dan Amerika, seperti Distilled Spirits Council of the United States (DISCUS) dan Comité Européen des Entreprises Vins (CEEV), secara terbuka mendesak negosiator agar mengecualikan tarif untuk anggur dan spirit.

“Kami berharap pembahasan ini akan membawa kembali kondisi zero-for-zero tariffs untuk produk spirit AS dan Uni Eropa, menguntungkan petani dan pekerja kami di kedua sisi Atlantik,” ujar Chris Swonger, Presiden DISCUS dalam pernyataan resminya, Senin (28/7/2025), dilansir Fox Business.

Menurut data CEEV yang dirilis pada Jum'at (11/7/2025), potensi pengenaan tarif tambahan secara definitif diperkirakan dapat memangkas pendapatan produsen wine Eropa hingga 30 persen, memperdalam krisis di sektor ini.

“Kami sangat khawatir potensi pengecualian wine dari daftar barang sensitif akan memperburuk kondisi ribuan petani anggur dan perusahaan wine di Eropa,” ujar Marzia Varvaglione, Presiden CEEV.

3. Harapan eksklusi dan dampak ekonomi

Seusai pengumuman kesepakatan pada Minggu (27/7/2025), sejumlah pejabat Eropa, termasuk Menteri Perdagangan Prancis Laurent Saint Martin, menyatakan optimisme bahwa sektor spirit akan mendapatkan pengecualian tarif.

“Jika dikecualikan, ini akan jadi penyelamat bagi perusahaan-perusahaan utama seperti Diageo dan Campari, yang telah mengalami tekanan akibat permintaan yang menurun,” ujarnya.

Penangguhan tarif alkohol pada 2022 sebelumnya tercatat menaikkan ekspor whiskey Amerika ke Eropa hingga 60 persen, contoh manfaat konkret dari kebijakan tanpa tarif. “Sudah waktunya kita kembali merayakan dengan toasts, bukan tarif,” ujar Swonger dari DISCUS, dilansir CNBC.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us