Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera China (pixabay.com/SW1994)
ilustrasi bendera China (pixabay.com/SW1994)

Intinya sih...

  • Produksi baja China turun 30 persen di Juli 2025, terendah dalam 10 bulan

  • Ekspor baja melambat, dengan kenaikan bulanan di bawah 1,2 juta ton sejak April

  • Kebijakan ketat pemerintah menekan produksi batu bara, impor turun 23 persen pada Juli

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Data resmi menunjukkan bahwa produksi baja dan batu bara China mengalami penurunan signifikan sepanjang Juli 2025. Penurunan tersebut terjadi seiring memburuknya cuaca serta kebijakan pemerintah yang semakin ketat dalam menekan kapasitas berlebih di kedua sektor itu.

Sejak awal Agustus 2025, fenomena penurunan produksi ini menjadi perhatian dunia industri karena terjadi di tengah upaya Beijing untuk mengendalikan pasokan dan menekan persaingan yang merugikan, terutama saat tekanan deflasi di ekonomi China terus meningkat.

1. Penurunan produksi baja terdalam dalam 10 bulan

Dilansir Bloomberg, selama Juli 2025, output baja China turun tajam akibat kombinasi cuaca buruk yang berdampak pada operasional dan langkah-langkah pemerintah dalam menekan kelebihan kapasitas industri baja.

Data yang dirilis menunjukkan penurunan produksi rata-rata di pabrik baja China dari puncaknya 46 persen pada Mei menjadi hanya 30 persen pada Juli. Pelemahan permintaan domestik memicu pabrik-pabrik melakukan pemeliharaan serta pengurangan produksi.

Salah satu analis dari Centre for Research on Energy and Clean Air mengatakan bahwa produksi baja China anjlok 9,2 persen secara tahunan pada Juni dan berlanjut hingga Juli, menandakan bahwa langkah pemerintah dalam menahan overcapacity mulai efektif.

2. Ekspor baja melambat dan tekanan deflasi meningkat

Pelemahan output baja China turut diikuti dengan perlambatan ekspor. Sepanjang paruh pertama 2025, total ekspor baja meningkat 9,2 persen secara tahunan, namun pertumbuhan ini jauh melambat dibanding tahun sebelumnya.

“Kenaikan bulanan ekspor baja kini di bawah 1,2 juta ton sejak April,” tulis analis dalam laporan LinkedIn.

Tekanan deflasi semakin nyata ketika data indeks harga produsen (PPI) industri baja China turun 10,3 persen selama semester pertama 2025, seperti dilaporkan LaGrand.ch. Para analis menilai kondisi ini turut memperkuat urgensi pemerintah dalam mengintervensi dan menyeimbangkan produksi baja nasional di tengah persaingan ketat dan harga yang makin tertekan.

3. Kebijakan ketat pemerintah tekan produksi batu bara

Data dari General Administration of Customs memperlihatkan impor batu bara China turun 23 persen pada Juli 2025 menjadi 35,61 juta ton akibat pasokan domestik yang melimpah dan permintaan ekspor melemah.

Dilansir EnergyNews, penurunan tersebut dipengaruhi inspeksi ketat pemerintah di delapan provinsi sejak 20 Juli 2025, menyebabkan harga coking coal melonjak dan pasokan dalam negeri menurun sementara.

“Langkah Administrasi Energi Nasional telah memicu lonjakan harga dalam negeri, meski dampaknya kemungkinan hanya sementara karena tren produksi batu bara domestik tetap meningkat.” kata seorang analis LSEG.

Sementara itu, analis dari Kpler menyatakan tren jangka panjang pasar batu bara China cenderung lesu karena peningkatan produksi energi terbarukan serta melemahnya sektor baja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team