AS Kerahkan 2 Kapal Perang ke Laut China Selatan, untuk Apa?

- AS mengerahkan 2 kapal perang di Laut China Selatan
- AS kecam tindakan 'sembrono' China terhadap kapal Filipina di Scarborough
- Negara tetangga seperti Jepang, Australia, dan Selandia Baru menyatakan kekhawatiran atas manuver berbahaya yang menyebabkan tabrakan di perairan tersebut
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengerahkan dua kapal perang di perairan dangkal Laut China Selatan yang disengketakan. Kedua kapal ini dikerahkan usai awal pekan ini, dua kapal China bertabrakan saat mencoba mengusir kapal Filipina dalam kecelakaan di laut lepas.
Baik China maupun Filipina mengklaim perairan Scarborough dan pulau kecil lainnya di Laut China Selatan. Selain itu, sejumlah negara Asia Tenggara lain, seperti Vietnam, Malaysia dan Brunei Darussalam juga mengajukan klaim yang tumpang tindih di perairan yang disengketakan tersebut.
1. Anggap kebebasan navigasi di Laut China Selatan

USS Higgins, sebuah kapal perusak berpeluru kendali, dan USS Cincinnati, sebuah kapal tempur pesisir, dibayangi oleh sebuah kapal angkatan laut China saat berlayar sekitar 55 kilometer (km) dari perairan Scarborough.
Tidak ada laporan insiden yang tidak diinginkan, kata Komodor Penjaga Pantai Filipina Jay Tarriela, mengutip informasi dari pejabat AS dan sebuah penerbangan pengintaian Filipina.
Laman PBS News, Kamis (14/8/2025) melaporkan, Angkatan Laut AS telah menggelar apa yang disebutnya pelayaran kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut China Selatan selama bertahun-tahun untuk menentang pembatasan Beijing dan tuntutannya akan pemberitahuan masuk di hampir seluruh wilayah perairan sengketa yang diklaimnya.
Hal ini membuat China marah dan pasukannya telah berbenturan erat dengan kapal perang dan pesawat AS yang sedang berpatroli di perairan dan wilayah udara internasional.
2. AS kecam tindakan 'sembrono' China

Pengerahan tersebut terjadi setelah Duta Besar AS untuk Filipina, MaryKay Carlson, mengecam tindakan sembrono terbaru China yang ditujukan terhadap kapal Filipina di Scarborough.
Atol yang kaya akan sumber daya perikanan di lepas pantai barat laut Filipina ini telah menjadi ajang konfrontasi yang semakin menegangkan antara penjaga pantai China dan Filipina, kapal penangkap ikan, dan kapal-kapal lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Filipina adalah sekutu perjanjian tertua AS di Asia. Washington telah berulang kali memperingatkan mereka berkewajiban untuk membela Filipina jika pasukan Filipina diserang bersenjata, termasuk di Laut China Selatan.
3. Kekhawatiran negara tetangga

Pada Senin (11/8), sebuah kapal perusak angkatan laut China dan sebuah kapal penjaga pantai negara itu secara tidak sengaja bertabrakan saat mencoba menghalangi dan mengusir kapal penjaga pantai Filipina yang lebih kecil, BRP Suluan, sekitar 19 kilometer dari Scarborough.
Rekaman video yang dipublikasikan oleh penjaga pantai Filipina menunjukkan kapal penjaga pantai China tersebut menembakkan meriam airnya yang kuat, dengan sejumlah personel berdiri di haluan sesaat sebelum bagian tersebut ditabrak oleh kapal angkatan laut China yang sedang berputar cepat. Kapal angkatan laut milik Beijing tersebut mengalami penyok yang dalam dan semburan air yang tampak seperti linear di lambungnya.
Jepang, Australia, dan Selandia Baru menyatakan kekhawatiran atas manuver berbahaya yang menyebabkan tabrakan di perairan yang ramai tersebut, rute perdagangan global utama.
"Jepang menjunjung tinggi supremasi hukum dan menentang segala tindakan yang meningkatkan ketegangan. Keprihatinan kami tertuju pada tindakan berulang di Laut Cina Selatan," ujar Duta Besar Jepang untuk Manila, Endo Kazuya, dalam sebuah unggahan di X.
Kedutaan Besar Australia di Manila juga menyatakan keprihatinannya atas perilaku berbahaya dan tidak profesional kapal-kapal China tersebut.
"Ini merupakan pengalaman belajar bagi Republik Rakyat China. Selama bertahun-tahun, kami telah mengingatkan mereka untuk menghentikan manuver berbahaya, menghentikan pemblokiran yang berisiko, dan mematuhi peraturan (anti) tabrakan karena jika ada kemungkinan besar terjadi salah perhitungan, insiden tabrakan seperti ini akan terjadi," ujar Tarriela, komodor penjaga pantai Filipina, dalam konferensi pers di Manila.