Ilustrasi Tambang (IDN Times/Aditya Pratama)
Pertama, smelter yang dibangun PT Quality Sukses Sejahtera di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau. Berdasarkan perhitungan verifikator, progresnya mencapai 65,65 persen per November 2022. Tapi faktanya, kondisi proyek masih berupa lapangan terbuka atau tanah merah. Progres lapangan baru berupa infrastruktur pendukung seperti akses jalan, mess, kantor, laboratorium dan gudang.
Kedua, smelter PT Sejahtera Dinamika Mandiri di Kec Toba, Kabupaten Sanggau. Berdasarkan perhitungan verifikator, progresnya mencapai 58,55 persen per Maret 2022. Tapi faktanya, kondisi proyek masih berupa lapangan terbuka dan sedang proses penimbunan atau pengerasan.
Ketiga, smelter PT Parenggean Makmur Sejahtera di Kecamatan Campaga dan Campaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur. Berdasarkan perhitungan verifikator, progresnya mencapai 58,13 persen per Mei 2022. Tapi faktanya, proyek masih dalam tahap persiapan lahan dan akses untuk jetty. Sedangkan gardu Induk 150 kVA telah selesai.
Keempat, smelter PT Persada Pratama Cemerlang di Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau. Berdasarkan perhitungan verifikator, progresnya mencapai 52,62 persen per Maret 2022. Tapi faktanya, tidak ada aktivitas pembangunan smelter. Progres di lapangan baru berupa lower structure fasilitas utama dan pendukung.
Kelima, smelter PT Sumber Bumi Marau di Kecamatan Marau dan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang. Berdasarkan perhitungan verifikator, progresnya mencapai 50,05 persen per Mei 2020. Tapi faktanya, baru dilakukan pembangunan penimbunan genangan air pada rencana tapak. Progres lapangan baru berupa tapak tanah dan akses ke Pelabuhan.
Keenam, smelter PT Kalbar Bumi Perkasa di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau. Berdasarkan perhitungan verifikator, progresnya mencapai 37,25 persen per Desember 2022. Tapi faktanya, tidak ada aktivitas pembangunan smelter. Investornya pun menghentikan pendanaan setelah pencabutan IUP oleh BKPM.
Ketujuh, smelter PT Laman Mining di Kecamatan Matan Hilir Utara, Kabupaten Ketapang. Berdasarkan perhitungan verifikator, progresnya mencapai 32,39 persen per Maret 2020. Tapi faktanya, tidak ada aktivitas pembangunan smelter. Progres lapangan sebatas tapak tanah yang belum rata. Aktifitas penambangan, dipasarkan ke PT Bintan Alumina Indonesia (BAI).