Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Smelter Senilai Rp37,5 T Dibangun, Bakal Serap 15 Ribu Pekerja

Smelter nikel rendah karbon terintegrasi dibangun oleh PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI). (Dok. Kemenko Perekonomian)
Smelter nikel rendah karbon terintegrasi dibangun oleh PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI). (Dok. Kemenko Perekonomian)

Jakarta, IDN Times - Pengusaha kembali membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel. Kali ini, smelter nikel rendah karbon terintegrasi dibangun PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI).

Lokasinya berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi, serta lokasi pabrik pengolahan yang berada di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir, Sulawesi Tengah. Total biaya investasi untuk proyek tersebut mencapai Rp37,5 triliun dengan kapasitas produksi mencapai 73 ribu ton per tahun.

1. Ditargetkan rampung dalam 2,5 tahun

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (IDN Times/Fauzan dan Athif Aiman)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (IDN Times/Fauzan dan Athif Aiman)

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto, melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan proyek tersebut pada Jumat, 10 Februari 2023.

“Saya berharap ini akan diikuti dengan peletakan batu-batu berikutnya. InsyaAllah bisa diselesaikan dalam 2,5 tahun. Saya lihat kemampuan tim dan semangat yang ada, di mana proyek terlihat semuanya rapi dan tertata, saya yakin ini bagian dari manajemen yang baik,” kata Airlangga dalam keterangannya, dikutip Sabtu (11/2/2023).

2. Mengusung teknologi ramah lingkungan

Pexels
Pexels

Smelter nikel yang menjadi salah satu proyek strategis nasional tersebut menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), dan didukung sumber listrik yang berasal dari gas alam. Hal itu akan mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek dengan target hingga 33 persen pada 2030.

“Ini pabrik green smelter pertama yang saya lihat. Berbasis gas LNG, tentu minta dukungan dari Komisi Energi (DPR RI) bahwa ini adalah green energy, green product, dan green mining. Indikator green economy itu mudah, kita lihat langitnya warna biru atau abu-abu. Kalau langit biru berarti sudah harmoni, hijau, dan baik,” ujar Airlangga.

3. Diperkirakan akan menyerap 15 ribu tenaga kerja

Ilustrasi buruh, pekerja (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi buruh, pekerja (IDN Times/Arief Rahmat)

Proyek smelter tersebut harapannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah, secara khusus, dan pulau Sulawesi pada umumnya.

Selain itu, keberadaan proyek tersebut juga akan menyerap sekitar 12 ribu hingga 15 ribu tenaga kerja saat masa konstruksi dan sekitar 3 ribu tenaga kerja saat operasional.

“Diharapkan ada multiplier effect (efek berganda) yang didapatkan masyarakat dari kegiatan ini, dan masyarakat bisa terlibat pada ekosistem pengembangan industri yang ada di Morowali," tuturnya.

Dia mengimbau agar pihak perusahaan mengirim sebanyak-banyaknya pemuda-pemudi lokal untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan, sehingga nanti bisa bekerja di perusahaan tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us